12. Rocket

383 69 20
                                    

Seunghyun saat ini berada di sebuah cafe bersama Jiyong. Keduanya sedang membicarakan soal rencana pernikahan Mino dan Jisoo. Memang sudah dari dulu mereka ingin berbesan, dan beruntungnya mereka mempunyai anak yang bisa dijodohkan saat dewasa.

"Katakan pada anak tengil itu, jangan membuat putriku hamil sebelum menikah. Atau dia akan berurusan denganku!"

Jiyong terbatuk ketika belum berhasil melancarkan cairan kopi ke tenggorokannya. "A-apa maksudmu?" tanyanya setengah terkikik. Ia meletakkan kembali cangkir kopinya di atas meja. Seunghyun cemberut, ia meraih kopi miliknya dan menyeruputnya sedikit. Setelahnya ia meletakkan cangkir itu di tempat semula.

"Kau pikir ini lucu?" tanyanya kesal. Jiyong masih tertawa, ia berusaha menghentikan tawanya yang keluar karna pernyataan aneh Seunghyun barusan.

"Seperti kau tidak pernah muda saja," gurau Jiyong. Seunghyun melirik sebal. "Bukankah dulu kau membuat Dara hamil sebelum menikah juga, haha." Akhirnya tawa Jiyong lepas setelah mengingat peristiwa masa lalu Seunghyun.

"Yaa... Itu beda kasus dengan Mino dan Jisoo...aishh!"

"Itu sama saja, lagi pula mereka juga akan menikah," jawab Jiyong santai. Ia mengabaikan kekhawatiran Seunghyun yang mendengarkan percakapan di meja makan tadi pagi. Tapi bagaimanapun juga, Jisoo adalah anak satu-satunya yang benar-benar ia sayang.

***

Gadis berambut coklat itu masih terdiam di depan meja rias kamarnya, ia memandangi sebuah foto lamanya dengan sang mantan kekasih. Ia masih meratapi perpisahan mereka dulu, sekaligus menyesal karna telah meninggalkan pria baik itu.

 Ia masih meratapi perpisahan mereka dulu, sekaligus menyesal karna telah meninggalkan pria baik itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"My Sana, kau sudah siap?!" pekik Jackson yang tiba-tiba masuk ke kamar gadis itu. Ia buru-buru menyembunyikan foto itu, namun Jackson sudah terlanjur melihatnya.

Tangan lentik Sana memasukkan foto itu ke tasnya. Hari ini ia harus berkencan dengan Jackson, yang juga adalah tunangannya.

"Aku melihat sesuatu," ucap Jackson, raut wajahnya berubah. Yang semula terlihat bahagia kini menjadi muram. Sana menunduk, ia pun terheran pada pria itu. Mengapa ia masih saja mengejar Sana? Sedangkan Jackson pun tahu bahwa Sana masih belum melupakan Mino.

"Itu bukan apa-apa," jawab Sana yang mencoba mengalihkan pandangannya. Ia tak bisa menatap Jackson saat ini, hingga pria itu meraih pipi Sana dan membuat gadis itu menatap tepat ke wajahnya.

"Dia sudah punya orang lain. Apa kau tak lelah meratapi perpisahan kalian?" tanya Jackson, tak ada kata yang keluar dari bibir Sana. Gadis itu tak mampu berkata-kata. "Dan lagi, kau sudah memiliku. Meski aku tak pernah kau inginkan, tapi aku yakin suatu saat kau pasti bisa mencintaiku. Sama seperti saat kau mencintai Mino."

"Kau pikir aku tak mau melupakannya?" Sana mulai bersuara, matanya pun berkaca.

"Kau bahkan menangisinya. Apa kau tak kasihan padaku yang selalu mengusap air matamu?" tanya Jackson, bibirnya bergetar. Gadis di depannya mulai menangis. Dan seperti biasa, Jackson-lah yang mengusap air matanya. Pria itu membawa Sana ke pelukannya dan mengusap rambutnya. Tangisan gadis itu semakin menjadi. Memang benar bahwa para gadis pasti akan mendahulukan ego di hatinya, bukan logika.

Sama halnya dengan Jisoo. Jackson teringat saat beberapa waktu yang lalu ia bertemu dengan Jisoo dan minum bersama, gadis itu mabuk sehingga ia banyak membicarakan soal perasaannya saat itu. Ia pun juga mengalami situasi berat.

Flashback!

"Hal yang berat dari sebuah perjodohan adalah calonmu yang belum bisa lepas dari masa lalunya," Jisoo meneguk kembali soju yang ia tuangkan ke gelas kecil. "Mereka pasti akan mulai membandingkanmu, dan merasa bahwa kau bukanlah orang yang bisa memahaminya layaknya si mantan kekasih."

Jisoo tersenyum, matanya mulai sayu. Mungkin karna efek mabuk, ia bahkan sudah menguap berkali-kali.

"Tapi, aku tak akan menyerah." Jisoo terkikik. "Bagaimana pun juga, aku jauh lebih unggul karna aku punya restu dan doa dari orang tua kami. Yang perlu aku lakukan hanyalah membuatnya selalu menatap ke arahku. Aku akan mencari perhatiannya, dan membuatnya terbiasa memperhatikanku." Gadis itu nampaknya masih akan bicara panjang.

"Di saat itulah, aku punya kesempatan untuk masuk ke hatinya."

Flashback end.

Aku tak akan membiarkan pengorbanan Jisoo sia-sia. Aku pun akan membuat Sana melihat ke arahku, hingga aku punya kesempatan untuk masuk ke hatinya. Batin Jackson.

***

Bagaimana jika, ia tetap tidak bisa mencintaiku?

Jisoo bertanya pada bayangannya di cermin. Entah mengapa ia tiba-tiba ragu dengan langkahnya. Pagi ini adalah pagi yang seperti biasa. Tak ada yang istimewa hingga ponsel Jisoo bergetar saat menerima pesan masuk.

Seketika senyuman cantik mengembang di wajah Jisoo. Baru saja ia menerima pesan dari orang yang baru saja ia pikirkan.

Mine💗 : Aku buru-buru ke kantor, sepertinya hari ini aku sangat sibuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mine💗 : Aku buru-buru ke kantor, sepertinya hari ini aku sangat sibuk. Oh ya, jangan lupa makan. Aku tidak mau kau sakit.

***

TBC

Holaaaaa....halooooooooooo

Publish, 30 Maret 2021
©rugseyo

Hectic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang