15. Hop In

392 71 26
                                    

Note: Anyong readers♡
Aku cuma mau bilang kalau fict ini cuma menceritakan soal perjuangan cinta antara Jisoo yang jobless dan Mino yang workaholic, bukan slife of life kehidupan kantor, pekerjaan ataupun kendala-kendala lain. 100% konflik di sini cuma melibatkan perasaan si tokoh. Jadi, mohon pengertiannya. ( ̄3 ̄) gomawo!!!

***

Jisoo berjalan mengendik menuju kamarnya, ia masuk perlahan dan mulai mengunci pintu. Gadis itu terdiam berdiri bersandar pada pintu kamar. Jemarinya meraba bibirnya yang berbentuk hati, kemudian ia mulai tersenyun layaknya orang gila.

"Apa itu tadi 'bahasa cinta'nya Mino-oppa?" ia bertanya.

Jantungnya berdebaran, hari ini Jisoo merasa menjadi gadis yang paling bahagia di dunia. Gadis itu berjalan menuju ranjangnya dan berbaring. Mood benar-benar telah merubahnya.

"Aku tak sabar menikah," gumamnya yang kemudian memutuskan untuk memejamkan mata.

***

Jennie menghembuskan napas berat, ia menatap gadis di depannya dengan kesal.

"Sudah kubilang, jaga kesehatan!" pintanya agak sedikit menekan.

Gadis di depannya terkekeh, ia kelewat senang dan ingin terlihat sibuk juga layaknya sang tunangan.

"Aku ikut kursus memasak dan melakukan hal-hal yang menyenangkan lainnya. Kupikir jika aku bahagia, kesehatanku bukanlah masalah besar," jawab gadis itu.

Jennie mengambil beberapa pil vitamin dari lemari obat dan membungkusnya di plastik kecil. Ia memberikan beberapa jenis vitamin untuk gadis di depannya.

"Ini untuk daya tahan tubuh, dan yang ini untuk menambah napsu makan. Ingat, kau harus rutin meminumnya. Dan jaga kesehatan, jangan terlalu banyak melakukan kegiatan yang tidak perlu!" pinta Jennie.

"Baiklah bu dokter yang cerewet." Gadis itu menjulurkan lidah ke arah Jennie. Mereka sudah bersahabat sekian lama, tak terduga juga bahwa Jennie harus merawat sang sahabat yang sedang sakit saat ini.

"Aku seperti ini juga demi kebaikanmu," jawab Jennie. Ia tak bisa berhenti khawatir pada sahabatnya itu.

"Iya... Iya... Jangan mengucapkan hal yang berlebihan seperti itu. Aku juga belum akan mati."

Deg! Jennie menautkan alisnya. Tak bisa lagi ia menahan rasa kecewa dengan ucapan sahabatnya barusan.

"Kenapa kau bicara seperti itu Kim Jisoo, siapa yang menganggapmu akan mati?" Jennie benar-benar khawatir. Ia tak bisa membayangkan hal yang bukan-bukan.

"Ah... Sudahlah, aku mau jalan-jalan dan berbelanja bahan makanan. Sepertinya hari ini aku ingin memasak lagi," ucap Jisoo sembari beranjak dari tempat duduknya. Gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan klinik milik Jennie.

Semenjak lahir Jisoo memang mengidap penyakit lemah jantung. Itulah mengapa ia harus benar-benar menjaga kesehatannya. Ia tak boleh kelelahan, hal itu juga yang membuat orang tua Jisoo tidak mengijinkan gadis itu untuk bekerja setelah lulus kuliah.

Namun, hal itu membuat Jisoo merasa tak semangat menjalani hidupnya. Hingga ia dipertemukan dengan Mino setahun yang lalu. Gadis itu merasa memiliki semangat dan kesehatannya pun berangsur membaik. Terkait soal perjodohan, Jiyong dan Seunghyun memang telah memutuskannya sejak lama. Meski awalnya mereka ragu apakah putra putri mereka akan menyetujui hal ini. Hingga Mino mendapatkan luka dari sang mantan kekasih dan memutuskan untuk tak ambil pusing soal masalah percintaannya. Pria itu menyetujui perjodohan dengan sepenuh hati, dan percaya bahwa perasaannya pasti akan bertumbuh seiring berjalannya waktu.

***

Jisoo🌼: hari ini aku berbelanja sayuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo🌼: hari ini aku berbelanja sayuran. Hyori-ssaem menyuruhku praktek membuat kimchi. Apa oppa suka kimchi? Aku akan memberi oppa kimchi buatanku, jadi tunggu saja ya. Nyongan!^0^

Mino tersenyum membaca pesan dari tunangannya. Entah mengapa hari-hari ini ia selalu kepikiran tentang Jisoo. Ciuman di dekat Sungai Han bahkan terbayang terus di kepalanya setiap hari. Entah mengapa ingatan itu sering melintas tiba-tiba. Dan hal itu selalu bisa membuat Mino tersenyum dengan sendirinya.

Beban-beban pekerjaan di kantor yang semula terasa berat kini sepertinya lebih ringan untuk dikerjakan. Gadis itu benar-benar memberikan semangat pada diri Mino. Pria itu tak tahu jika dampaknya akan seperti ini. Berkat Jisoo ia bisa merasakan lagi kebahagiaan. Padahal ia pikir kebahagiaannya telah direnggut dan tak akan bisa ia dapatkan lagi.

Mino berhenti sejenak ketika melihat iklan di televisi yang terpajang di ruangan kantornya. Memang sudah menjadi kebiasannya yang membiarkan televisi menyala selagi ia bekerja. Seorang aktris mengiklankan sebuah koleksi perhiasan mahal berupa kalung dengan liontin bunga daisy. Hal itu langsung saja membuat Mino teringat pada Jisoo.

"Sepertinya cocok untuk Jisoo," gumamnya.

***

Sepulang dari kantor, Mino langsung menghubungi Jisoo dan mengajaknya bertemu di sebuah restaurant di dekat rumah Jisoo. Mereka melakukan dinner di sana dan berbincang tentang hari-hari yang mereka lalui. Malam itu semua terasa sangat menyenangkan. Sesekali mereka bersenda gurau dan menggoda satu sama lain. Hingga saat Mino mengantarkan Jisoo pulang dengan mobilnya, ia memasangkan sebuah kalung dengan liontin daisy di leher Jisoo. Gadis itu terkejut, tubuhnya mematung untuk sesaat. Jantungnya berdebar keras seolah organ itu hendak meloncat dari dada Jisoo. Wajahnya mendadak memerah, sedangkan Mino kini mulai sibuk memandangi wajah sang gadis.

"Kau suka?" tanya Mino, Jisoo mengangguk dengan cepat. Sikapnya yang semula santai kini berubah menjadi gugup.

"Ada apa denganmu, kau tidak enak badan?" tanya Mino diikuti tangannya yang mulai menyentuh dahi Jisoo untuk mengecek suhu tubuh gadis itu.

"T-tidak, oppa. Aku sehat," jawabnya. Jisoo berjinjit dan tiba-tiba mengecup bibir Mino tanpa ijin.

Chu~

Mino membulatkan matanya, ia terkejut karna tak menduga jika Jisoo akan melakukan hal tersebut. Gadis itu tersenyum lebar kini.

"Kemarin oppa menciumku tiba-tiba, jadi aku membalasmu. Hehe... Sampai jumpa!" Jisoo berlari masuk ke rumahnya meninggalkan Mino yang masih mematung saking kagetnya.

Jantung Mino berdebar-debar. Perlahan bibirnya melengkung, ia tersenyum karna tingkah Jisoo.

"Kenapa tidak dari dulu kita seperti ini?" gumam Mino.

TBC

Sedekah votements juseyo😘

Publish, 18 April 2021
©rugseyo

Hectic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang