Jackson tersenyum setelah membalas pesan dari Jisoo. Pria itu begitu puas dengan apa yang ia lakukan saat ini.
"Aku tak akan membiarkan Sana kembali ke pelukan Mino. Lihat saja," gumam Jackson. Mino yang lemah itu pasti akan benar-benar jaga jarak dengan Sana setelah Jisoo tahu.
Ia begitu paham bagaimana sikap Mino selama ini, karna Jisoo sudah menceritakan semuanya. Pecundang yang telah dicampakan itu bersikap tunduk kepada Jisoo.
Jackson memang mengenal Jisoo sangat baik, mereka berteman semasa kuliah di Universitas dulu. Pria itu adalah putra konglomerat yang memutuskan untuk berbisnis di negara tetangga, Jepang. Jackson yang digadang akan menjadi pewaris perusahaan pun harus berpindah ke Jepang setelah lulus kuliah di tempat itulah ia mulai mengenal Sana, gadis yang ternyata adalah mantan kekasih Song Mino tunangan Jisoo. Dunia memang terasa sangat sempit saat itu.
Jackson pun tahu bahwa Sana masih memiliki perasaan pada Mino. Itu juga mengapa ia selalu mencoba untuk menyulitkan sang saingan.
"Kalau sudah berurusan dengan Jisoo, kau pasti sudah tak bisa berbuat apa-apa 'kan?" Jackson tersenyum sinis. Mino sendiri memiliki hutang budi pada orangtua Jisoo, itu juga mengapa ia bersedia untuk selalu menjaga Jisoo dan menjadi tunangannya.
♡♡♡
Malam itu, Mino baru sempat mengecek ponselnya. Pukul 11 malam KST, puluhan pesan dari Jisoo masuk dengan membabi buta. Mino memang tak sempat men-charge ponselnya sejak kemarin, sehingga benda tipis itu kehabisan baterai dan mati.
Jisoo : Makan siangmu pasti nikmat sekali.
Jisoo : Kau makan ramen berapa mangkuk?
Jisoo : Apa kau masih duduk di sana? Mengapa kau sangat menyukai tempat itu?
Jisoo : Kau bilang kau sibuk?
Jisoo : Tidak. Sepertinya makan siang itu sangat penting bagimu.
Jisoo : Tapi, tidak denganku.
Jisoo : Ini sudah sore, apa kau masih di sana?
Jisoo : Aku tidak ke kantormu, perasaanku tidak enak.
Jisoo : Aku mendapatkan sesuatu, tapi aku tidak menyukainya.
Jisoo : Kau pasti sangat bahagia hari ini.
Jisoo : Hey, mengapa ponselmu tidak aktif? Apa kau tidak ingin diganggu?
Jisoo : Aku tidak mau menelpon ke kantormu, aku takut kau tidak di sana.
Jisoo : Kau di mana?
Jisoo : Baiklah, aku mengerti :) aku akan berhenti bertanya.
Jisoo : Have a nice day :)
Mino membaca rentetan pesan itu dengan jantung yang berdebar-debar. Segera, ia menekan dial ke nomor Jisoo namun kali ini giliran ponselnya yang tidak aktif.
"Aishh ... Dia ini kenapa?" gumam Mino sembari berjalan cepat menuju garasinya.
"Kau mau ke mana?" tanya Kiko yang masih asyik menonton movie favoritnya bersama sang suami--Jiyong--di ruangan tengah.
"Aku ada urusan sebentar, bu," jawab sang putra.
Jiyong beranjak dari sofa dan berjalan mengikuti Mino sambil menggerutu, "Ada apa dengan anak itu?"
Ia menepuk bahu Mino yang hendak masuk ke mobil. Mino menoleh, mendapati sang ayah sudah berdiri di belakangnya.
"Kau mau ke mana jam segini?" tanya Jiyong. Ia tak ingin anaknya kumat mabuk-mabukan di club malam.
"Jisoo," jawab Mino singkat.
"Hey, jangan kurang ajar. Memang benar dia adalah tunanganmu, tapi apakah sopan kau berkunjung ke rumahnya di jam segini?" Jiyong menunjuk-nunjuk arlojinya yang menunjukkan pukul 11 malam lebih.
"Aku tak bisa menghubunginya, sepertinya dia marah padaku."
Jiyong tertawa pelan melihat kelakuan sang putra yang begitu paranoid.
"Apa kau melakukan kesalahan?" tanyanya. Mino terdiam untuk sesaat. Namun, kemudian ia menjawabnya dengan gelengan.
"Are you sure? Lalu mengapa wajahmu terlihat pucat?"
"Entahlah," lenguh Mino.
Jiyong merangkul pundak sang putra, kemudian mengajaknya kembali berjalan masuk ke rumah.
"Pikirkan dulu apa kira-kira yang membuat Jisoo marah padamu. Setelah itu, minta maaf lah jika itu benar-benar kesalahanmu. Tapi, tunggu lah sampai besok pagi. Jisoo mungkin butuh waktu untuk sendiri malam ini, biarkan dia tenang dulu," ucap Jiyong memberikan nasehat pada sang putra. Mino pun hanya dapat mengangguk, menyetujui bagaimana saran sang ayah.
Ia kembali ke kamarnya, kemudian memutuskan untuk mengirim pesan kepada Jisoo meskipun ponselnya masih belum aktif.
Me : Aku lupa men-charge ponselku. Bagaimana jika besok kita sarapan bersama? Ok? Aku hanya menerima jawaban iya. See you, chu.
Sent...
Tiba-tiba ia terpikir dengan Sana. Bukankah siang tadi mereka bertemu di Aori Ramen? Apakah Jisoo tahu tentang pertemuan itu? Lalu siapa yang memberitahunya?
♡♡♡
TBC
Heyy, maaf ngaret.
Vote + comment pls♡Publish, 12 Juli 2020
©rugseyo

KAMU SEDANG MEMBACA
Hectic [END]
RomantizmBagaimana caranya menjadi prioritas? Jisoo - Mino rugseyo ©2020