Rangkaian bunga memenuhi meja rias Jisoo. Gadis itu bahkan baru saja terbangun dan mengusap-usap kedua matanya. Apakah kiranya mimpi indah itu berlanjut? Jisoo bertanya-tanya.
Rangkaian daisy, bunga matahari dan mawar berwarna pink dan peach itu nampak begitu indah. Ditambah dengan sebuah boneka kelinci dan beruang kecil yang diselipkan di tengah-tengahnya.
Jisoo meraih bouquet itu, kemudian menghirup aroma maskulin yang begitu ia kenal. Matanya membulat ketika sadar dari manakah asal bouquet itu. Sebuah senyum menghiasi wajah cantiknya pagi ini. Ia berbalik berjalan pelan-pelan ke pintu kamarnya. Begitu tangannya mampu meraih gagang pintu, ia membukanya lebar-lebar. Untuk sesaat, Jisoo terdiam. Bagaimana bisa rumpahnya terasa begitu sepi pagi ini?
"Mama...."
"Papa...."
Jisoo memanggil kedua orangtuanya secara bergantian, namun tak ada jawaban.
"Maaaaa...." Sedikit memekik sambil ia mulai berjalan menuruni tangga.
"Paaaa...." Jisoo berganti memanggil Seunghyun.
Gadis itu memiringkan kepalanya, di manakah orang-orang? Bahkan ia tak menjumpai tukang masak yang terkadang datang jika Jisoo di rumah sendirian.
Jisoo memeriksa seluruh ruangan, sebelah tangannya masih membawa bouquet itu seolah tak mau lepas. Sebuah raut kesal menyeruak. Ia mulai panik kini.
"Ke mana kalian?" lenguhnya. Kemudian ia berjalan menuju pintu keluar, namun apa yang terjadi? Tangan Jisoo berusaha membuka pintu, namun rupanya ia dikunci dari luar.
"Siapa yang mengunci pintunya?" gumam Jisoo yang kemudian beralih ke pintu samping. Hal yang sama ia temui di sana, lagi-lagi pintu terkunci.
Kemudian gadis itu berlari ke arah pintu belakang, hasilnya pun nihil.
"Bagaimana ini, mengapa aku dikunci di dalam?" Jisoo mulai kesal.
Gadis itu kemudian memeriksa setiap jendela di rumahnya. Tapi itu percuma, semua jendela juga terkunci.
Jisoo mencoba mengatur napasnya, ia yakin bahwa dirinya pasti dikerjai. Dan demi apapun! Ini tidak lucu. Jisoo merasa panik saat ini, dadanya pun terasa sesak.
Gadis itu lalu berjalan menuju dapur. Sepertinya ia harus meneguk segelas air putih agar bisa sedikit tenang saat ini.
Begitu sampai di dapur, ia segera membuka kulkas. Namun, betapa terkejutnya Jisoo ketika mengetahui isi kulkasnya saat ini.
Lagi-lagi rangkaian bunga. Jisoo mengambil bunga berwarna kuning itu. Ia menggeleng keheranan. Ia bahkan lupa bahwa tujuan awalnya ke dapur adalah untuk mengambil minuman.
Gadis itu kemudian bergegas, kembali menaiki tangga dengan berlari. Ia sampai di depan kamarnya dan mendapati pintu yang semula ia buka kini tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hectic [END]
RomanceBagaimana caranya menjadi prioritas? Jisoo - Mino rugseyo ©2020