21. Book Store

340 52 17
                                    

Beberapa rak buku baru berjajar tepat di depan pintu masuk toko. Buku-buku baru dipajang di sana agar pelanggan bisa mendapatkan buku yang mereka mau dengan mudah. Seorang gadis semampai berjalan di sekitar rak, ia baca satu per satu judul buku yang terpampang di sana. Ada judul baru yang ia cari. Buku novel bergambar yang ditulis oleh penulis favoritnya. Sama-sama berasal dari Jepang, bahkan keduanya sebenarnya saling mengenal dan cukup akrab. Buku karya Minari itu diberi judul 'Mencintai atau Dicintai?'. Jalan ceritanya pun terasa cocok untuk dinikmati gadis dengan konflik yang sama seperti Sana.

Ya, dia Sana.

Selain mencari-cari buku, ia juga berjanji akan bertemu dengan seseorang di sana. Kebetulan toko sedikit sepi di kala siang, oleh sebab itu ia memilih bertemu di siang hari.

Setelah menemukan buku yang dicari, Sana segera mengambilnya dan membayar buku itu di kasir. Lalu, ia memutuskan untuk duduk di meja baca sembari menunggu kedatangan Kim Jisoo.

Sebenarnya Sana merasa gugup untuk bertemu dengan Jisoo. Ia pun juga penasaran mengapa Jisoo tiba-tiba mengajaknya untuk bertemu. Terasa bahwa ada hal penting yang harus disampaikan.

"Maaf, apa kau sudah menunggu lama?" tanya Jisoo yang tiba-tiba muncul dan duduk di depan Sana.

Gadis Jepang itu menggeleng, ia menutup kembali bukunya dan kini terfokus pada gadis di depannya.

"Tidak, aku baru saja datang. Ngomong-omong ini adalah kali pertama kita bertemu secara langsung. Terus terang saja, aku merasa gugup," jawab Sana.

"Apa kau sedang menebak-nebak?"

Sana mengangguk. "Sebaiknya aku memperjelas ini semua. Kau sudah bersama dengan Mino, begitu pun aku yang sudah bersama dengan Jackson. Tak ada lagi yang perlu kau khawatirkan, aku tak akan melakukan hal yang buruk. Aku janji."

"Sebenarnya aku ingin bicara denganmu bukan sebagai tunangan Song Mino, melainkan sebagai teman baik Jackson."

Sana terdiam, ia semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Jisoo.

"Tolong balas perasaan Jackson," lanjut Jisoo. Gadis itu ingin memohon demi sahabatnya. "Mungkin kau muak dengan apa yang dia lakukan. Tapi, percayalah bahwa dia tak bisa melupakanmu!"

"Aku tak mengerti." Sana berucap lirih.

"Seberapa keras dia mencoba melupakanmu, maka semakin sulit rasanya merelakanmu. Soal gadis-gadis yang dikencaninya, dia hanya mencoba mengalihkan perasaannya," jelas Jisoo. Sahabatnya itu memang bodoh, Jisoo menyadarinya. Itulah mengapa Jisoo mencoba membantu Jackson. "Tapi seperti yang kaulihat, Jackson tidak pernah bisa lepas darimu. Jadi, sekali lagi kumohon...balas perasaannya!"

Sana tersenyum. Bukankah ia tak perlu meragukan Jackson lagi?

"Kau sama dengan Jackson. Kalian sama-sama keras kepala," ucap Sana.

"Kau tak akan menemukan cinta sebesar cinta Jackson padamu!" tekan Jisoo.

"Aku tahu," sahut Sana.

Jisoo terkejut dengan jawaban itu. Nampaknya Sana terlihat begitu berbeda saat ini. Ia lebih sering tersenyum layaknya gadis yang sedang jatuh cinta.

"Aku menyadarinya. Itulah sebabnya, aku tak akan mau kehilangan Jackson," ucap Sana lagi.

"Itu artinya—"

"Iya. Perasaan Jackson sudah terbalaskan."

***

Sana memberikan buku karya Minari pada Jisoo. Gadis Jepang itu sudah pergi beberapa menit yang lalu. Tinggal lah Jisoo yang masih duduk di meja baca toko buku.

Hectic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang