Aletha Queenza : 46

3.4K 331 29
                                    

Kalian tau gasih alesan aku ga up? Kadang aku juga suka kesel sama kalian, aku mikir buat bikin cerita kali ini, dan kalian enak banget baca tanpa beban. Ya maksud aku, aku juga butuh vote buat bikin cerita ini tambah maju. Apa salahnya sih cuma mencet bintang?

Terus juga akhir akhir ini ada beberapa penerbit yang nawarin cerita aku. Aku juga bingung. Emang sih mereka bilang ada penghasilan yang lumayan. Tapi kadang aku juga kaya mikir kalo udah dikontrak juga harus up rajin sedangkan kalian tahu sendiri aku up sesuai mood. Aku butuh pendapat kalian.








































Brakk..
"AAAAH!" Teriak Aletha kaget. Mengapa? Karena di depannya ini sudah terdapat satu lelaki aneh yang tersenyum lebar di depannya. Siapa? Maka jawabannya adalah Garen.

"Hai!" Sapa Garen tanpa dosa membuat Aletha menjatuhkan rahangnya.

"B—bagaimana bisa kau ada disini?!"

"Apa lagi? Aku loncat" ucapnya tanpa dosa membuat Aletha sangat ingin melenyapkan orang didepannya.

"Huh, sebaiknya kau pergi, aku benar benar tak ada nafsu untuk melayani mu!" Ucap Aletha ingin berlalu.

"Apa ketika bertemu denganku kau selalu bernafsu tinggi hm?" Ucap Garen tersenyum nakal. Aletha terbelalak dengan kata kata manusia vampire yang satu ini. Bisa bisa nya ia mengatakan hal itu dengan seenaknya.

"Kyaaa....Dasar vampire mesum!" Ucap Aletha ingin berlari tetapi tangannya ditahan Garen, membuat tatapan mereka berdua bertemu.

Ntah mengapa jantung Aletha berdegap begitu kencang disini, dan mengapa matanya begitu pedih menatap Garen. Ia tak tahu apa yang ia rasakan, tapi ia sangat ingin memeluk Garen kali ini.

"Apa aku terlalu tampan hingga kau tak ingin memalingkan pandangan mu?" Ucapnya sambil menaik turunkan alisnya membuat Aletha tersadar akan lamunannya.
_Cih, merusak suasana. Batin Aletha kesal.

"Sudahlah ayo ikut aku!" Ucap Garen menggenggam tangan Aletha tanpa persetujuan.

"HEI KAU MAU BAWA AKU KEMANA!!" Teriak Aletha ketika Garen membawanya loncat dari atap ke atap dengan seenaknya.

"Ke pelaminan" sudahlah, aletha sudah lelah meladeni pria gila yang satu ini.

***

Aletha melongo tak percaya karena Garen membawanya ke pasar malam. Ia tak menyangka bahwa ada pasar malam di dekat rumahnya.

"Bagaimana bisa kau tahu tempat ini?" Tanya Aletha tanpa mengalihkan pandangannya. Garen terkekeh lalu berjalan mendahului Aletha.

"Kau terlalu sibuk dengan masalahmu sampai kau tak tahu cara bersenang senang" ucap Garen menawarkan tangannya untuk digenggam Aletha. Aletha terkekeh sambil berlari kecil meraih tangan Garen.

Mereka terus berkeliling di pasar malam itu, ya seperti pasar malam pada umumnya yang ramai orang dan berbagai Wahab disana. Bahkan Aletha selalu terpaku pada suasana disana tanpa mempedulikan Garen yang terus menatapnya.

Tiba tiba Aletha berhenti membuat Garen juga ikut memberhentikan langkahnya. Garen menyerngit tanpa berbicara. Belum sempat berbicara saja pipi Aletha sudah memerah dahulu.

"Emm—karena kau membawaku kesini secara tiba tiba dan aku tak membawa uang, bolehkah kau mentraktir gula gula itu" ucap Aletha dengan puppy eyes nya dengan tangan menunjuk toko permen kapas kecil yang dikerumuni orang. Sungguh pemandangan langka, baru kali ini Aletha memohon pada orang.

Garen menahan tawanya sekarang, membuat pipi Aletha menggembung dan tambah memanas.
_Shit, tolong bawa aku ke suatu tempat! Batin Aletha.

"Ayo!" Ucap Garen menuntun Aletha ke toko yang ia tunjuk tadi membuat Aletha mengulum senyuman lebar.

Setelah membeli, Aletha dan Garen menaiki bianglala yang ada disana (*You know biang lala? Itu loh yang kaya sangkar burung muter muter gitu:v).

"Huhhh..sudah lama aku tidak sebahagia ini" ucap Aletha menutup matanya menikmati angin yang menerbangkan rambut kecilnya.

"Aku tahu kau ada masalah, jadi kau tahu intinya?" Aletha membuka matanya sambil menyerngit.

Garen terkekeh "sesibuk apapun kau, otak juga membutuhkan refreshing. Aku mungkin juga tak bisa selalu ada disampingmu, tapi aku akan berusaha untuk mendampingimu" Aletha tersenyum.

Ia menyenderkan kepalanya di bahu Garen. "Terimakasih" ucap Aletha memejamkan matanya kembali. Garen mengelus lembut rambut Aletha membuat Aletha kembali tenang.
_Aku tak tahu seberapa banyak penderitaan yang kau alami selama ini dan seberapa banyak tanggungan yang kau pikul. Tapi aku akan berusaha selalu berada disampingnya sampai aku benar benar menghembuskan nafas terakhir. Janji Garen dalam hati, ia benar benar bertekad untuk selalu berada di samping gadisnya.

"Kalau aku tidur kau tidak akan macam macam kan?" Ucap Aletha seenaknya tanpa dosa seakan akan wahana itu miliknya. Garen mengangguk polos.

"Satu macam saja tak apa kan?"

Plakk..
Aish, Aletha tak jadi mengantuk kali ini.




















Tbc

Aletha Queenza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang