Aletha Queenza : 27

3.7K 203 7
                                    

"Papa, mengapa papa membawaku ke hutan?" Tanya Aletha.

"Karena pembicaraan kita waktu itu tertunda, aku mau menjelaskan sesuatu padamu, mungkin tak akan kau pahami menggunakan logika"

"Aku tak suka berbelit-belit, jadi katakan saja padaku!" Varo terkekeh, ia harus menjelaskan semua pada anaknya segera.

"Papa dan mama bukan manusia seutuhnya" ucap varo mulai dengan nada dingin, Aletha malah tertawa.

"Hahaaa, lucu sekali." Tawa Aletha sedikit mengejek.

"Dengarkan aku Aletha, aku tak berbohong, aku dan mama mu adalah iblis dan demon, kami mempunyai kekuatan yang mungkin mustahil, tetapi papa benar-benar mengatakan yang sebenarnya!" Aletha berdecak kesal mendengarnya.

"Buktikan padaku!"

Wushh..
Tiba tiba ada angin bertiup kencang dan menampilkan wujud nia yang berada tepat di depan Aletha, Aletha yang terkejut pun terjatuh.

"Ti tidak mungkin!" Elak Aletha menggelengkan kepalanya.

"Bangunlah sayang, ini bukan mimpi!" Ucap nia, Aletha semakin menggeleng kuat. Ia bahkan meneteskan air matanya.

"Sebenarnya apa yang papa dan mama lakukan hah?! A-aku sangat takut!! Mengapa kalian menceritakan hal ini padaku!" Ucap Aletha sambil mundur beberapa langkah, ia menunduk, ia sangat takut menatap mata merah kania dan sayap berwarna putih.

"Huh, Aletha kau harus tahu! Mama tak berniat untuk menakutimu, tetapi kau terlanjur mewarisi kekuatan kami, dan hanya kau. Kau harus bisa menguasainya Aletha, harus. Dan aku merasa akhir-akhir ini ada kejadian aneh yang berkaitan dengan kekuatan ini" jelas nia. Aletha menutup matanya lalu ia membukanya lagi, ia bangkit.

"Pertama, buktikan kekuatan yang aku punya lalu aku akan mendengarkan seluruh cerita kalian berdua!" Kania mengangguk, ia mundur beberapa langkah, dan yang mendekati Aletha adalah varo.

Aletha sedikit tersenyum melihat mata berwarna gold milik papa nya, ntah mengapa menurutnya itu sangat indah. "Aletha tatap papa!" Aletha mulai memandang lekat mata varo, dan sang papa memegang kedua bahu Aletha.

Zrppp...
Aletha merasakan seperti tersengat listrik, matanya pun terasa sangat perih. Ia menutup matanya, dan matanya pun mengeluarkan tangisan berupa darah.

"Ma-mataku!" Pekik Aletha saat merasakan ada yang aneh di matanya, ia melihat semua transparan, dari aliran darah sampai ke tulang, ia melihat semua, belum lagi matanya bisa melihat Arza yang berada di sekolah, jarak dari hutan ke sekolah kira-kira 15km.

"Matamu indah Aletha!" Puji varo. Aletha menutup matanya, lalu matanya kembali seperti semula.

"Kau percaya sekarang?" Tanya nia maju, Aletha mengangguk cepat, pandangannya masih kosong. Ia belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.

"18 tahun yang lalu, ada sebuah negeri bernama Ciremon, Disana ada berbagai macam makhluk dan kekuatan, dari Fairy sampai iblis yang tertinggi. Disana ada 5 elemen kekuatan. Namun, ada beberapa kejadian dimana dunia itu hancur tak menyisakan apapun kecuali aku dan ibumu. Tetapi akhir-akhir ini, ada beberapa kasus pembunuhan tanpa jejak, dan yang tersisa hanyalah beberapa helai sayap seperti yang dimiliki mama mu. Dan ada beberapa orang yang mati karena terlilit tumbuhan. Dan tumbuhan adalah salah satu elemen yang ada di dunia ciremon. Kami belum bisa memastikannya, tapi dari bukti yang kita dapat bisa kita asumsikan kalau itu adalah sesosok iblis." Jelas varo.

"Dan dari salah satu desa mati, maksudku adalah desa yang sudah tak terpakai, Disana ada beberapa laboratorium seperti bekas percobaan. Dan dari beberapa informasi yang kita dapat, ada sebuah organisasi tak dikenal yang melakukan percobaan itu." Lanjut kania.

"Lalu? Bukankah dunia itu sudah hancur? Mengapa masih ada sisanya?"

"Kemungkinan mereka tak berada di TKP, melainkan berada di dunia selain manusia dan ciremon, jadi kejadian di dunia ciremon pun tak berpengaruh bagi mereka, atau tidak mereka adalah hasil klonningan" jelas varo.

"Kloning?"

"Ya, seperti memodifikasi sesuatu tetapi beda nya kali ini yang dimodifikasi adalah tubuh" jawab nia.

"Memangnya bisa?"

"Jawabannya adalah misimu!" Ucap varo.

"Lalu? Aku tak bisa memakai kekuatan seperti kalian, bagaimana bisa? Aku pun tak mungkin mengandalkan kemampuan beladiri bukan?"

"Kami akan melatihmu sayang!" Ucap kania memeluk Aletha.

"Lalu bagaimana mafiaku?" Tanya letha.

"Papa tau mafia mu adalah hidupmu, jalani seperti biasa, hanya saja ada beberapa tambahan" Aletha tersenyum menanggapinya. Ia merasa hidupnya baru saja dimulai, MENANTANG. Ya begitulah ungkapan hidup menurut Aletha, tapi selama beberapa tahun ia hidup, ia hanya merasa hal kebosanan dan tak lebih. Kali ini, ia benar-benar merasa tertantang dan penasaran.

"Jangan bilang kau tertarik Aletha!" Ucap kania, karena jika Aletha sudah tertarik beda lagi urusannya. Apapun yang ia inginkan harus ia dapatkan, itulah prinsip Aletha. Ia akan menghalalkan segala cara agar keinginannya terpenuhi.

"Salah siapa membuatku merasa tertantang?" Kania menunduk, sebenarnya ia takut menjelaskan tentang dunia ciremon pada Aletha, apalagi Aletha anak yang keras kepala. Ia hanya takut, apalagi jika Aletha menjadi seorang iblis sejati. Yang dimana kekuatannya berasal dari kesedihan orang yang benar-benar sudah dititik terendah, ya kurang lebih layaknya kehilangan orang yang paling disayang.

Kania hanya khawatir apabila Aletha menjadi anak yang haus akan kekuatan, ia takut kalau Aletha nekat membunuh keluarganya. Karena sejauh ini, yang ia sayangi hanya keluarga. Varo membangkitkan kekuatan mata saja karena kehilangan sang ibundanya, Alexa membangkitkan kekuatan mata merahnya karena rasa benci yang amat dalam pada salva. Dan semua kekuatan iblis berawal dari kesedihan dan kebencian.

"Aletha akan baik-baik saja" ucap varo tersenyum ke arah nia, lalu menatap Aletha yang sudah berjalan lumayan jauh di depannya.

"Ya, sepertinya dia bukan gadis cengeng sepertiku" ucap nia menghapus air matanya sendiri.
















TBC

Welcome back to fantasi genre.
Yang kangen fantasi mana suaranyaaa?!
Part ini baru aku selesaiin gais, dan aku ijin hiat seminggu;)

Jngan ghostie ya,cuma seminggu ko

Aletha Queenza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang