Aletha Queenza : 19

3.7K 196 2
                                    

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Al.

"Seperti yang paman lihat sekarang" ucap Aletha.

"Hahahaaa, kau sangat tak bisa berbasa-basi" ucap Al tertawa hambar.

"Paman, aku hanya ingin menyampaikan itu, aku pamit"

"Menginap lah disini dahulu Aletha, sudah lama kau tak pernah menginap disini!" Ucap Jessi yang tiba-tiba datang.

"Aku ingin, tapi sepertinya pekerjaan ku tak memungkinkan,hmm tapi aku boleh numpang makan malam kan?" Tanya Aletha tanpa malu, sepertinya sifat bar-bar Nia menurun pada Aletha, hanya saja Aletha lebih kalem.

Al dan Jessi yang mendengar pernyataan Aletha secara terang-terangan pun terkekeh. "Tentu sayang, kebawah saja,disana ada nasi goreng seafood dan beberapa minuman." Jelas Jessi, Aletha mengangguk paham lalu keluar.

Aletha mulai turun ke bawah dan disana ada Devan yang sedang bersantai diruang tv, Devan yang melihat Aletha turun dari kamar atas pun menautkan kedua alisnya bingung.
_Sejak kapan? Batin Devan.

Aletha tak mempedulikan adanya Devan, tapi pada saat di ruang makan ia menemukan kehadiran Aurel.

"Untuk apa kau kesini?" Tanya Aurel sinis.

"Tidur" balas Aletha datar dan asal.

"Heh! Aku itu bertanya serius, mengapa kau malah bercanda?!"

"Kau masih punya otak? Orang ke ruang makan tak mungkin untuk buang air" sontak Devan yang baru sampai di ruang makan terkejut dengan omongan vulgar yang baru saja Aletha lontarkan.

***

Mama♡

Misi hari ini di villa yang ada di ujung kota bersama Devan.

Baiklah.

Jangan pulang terlalu lambat, aku tak mau terkena omelan para lelaki posesif itu.

Setelah membaca chat dari mamanya itu, Aletha langsung menengok ke arah Devan yang sedang menatap dirinya juga. Devan tersenyum manis dan mengangguk. Ntah dorongan darimana, Aletha pun ikut tersenyum tipis.

"AYAHHH BUNDAAAA!" Teriak Devan sambil menggandeng tangan Aletha.

"Heh! Anak orang jangan digandeng terus! Dikira truk kali ya!" Ucap Al. Jessi terkekeh, ia ikut senang jika anaknya sudah memiliki pujaan hati pilihannya.

"Aku ingin menyelesaikan sesuatu bersama Aletha,dan mungkin tak akan pulang malam ini" ucap Devan diangguki Aletha.

"Cih, pasti mau ke club dan ngejalang!" Tuduh Aurel. Aletha menatap kejam orang yang ada di sebelahnya, ia harus bersabar menghadapi sosok setan itu.

"Aurel! Jaga omongan kamu, atau paman akan mengembalikan mu ketempat asalmu!" Ancam Al membuat Aurel terdiam.

"Paman, bunda Jessi Aletha pamit!" Ucap Aletha menyalami kedua orang tersebut, ya terkesan berlebihan tetapi itu semua demi dirinya.

"Hati-hati ya sayang!" Ucap Jessi diangguki Aletha.

"Tolong ajarkan bagaimana cara menghormati orang lain pada ponakan mu paman, aku tak memandang dia siapa dan apanya. Siapapun yang menggangguku adalah musuhku" ucap Aletha lalu tersenyum miring pada Aurel. Al dan Jessi hanya meneguk salivanya tegang. Mereka juga menyayangi Aurel layaknya mereka menyayangi Devan.

"Cih, jalang!" Umpat Aurel.

"Telingaku masih normal sepertinya" sindir aletha, lalu tiba-tiba Devan menarik tangan Aletha.

"Ayo,ini sudah malam jika terlambat maka misi mudah ini akan gagal!" Ucap Devan dengan senyuman.

"Yayaya, tapi hentikan lah senyuman itu, aku merasa mual melihatnya!" Jawab Aletha malas tetapi pedas. Seketika senyuman itu luntur menjadi datar kembali.

***

Aletha dan Devan berjalan naik ke atas dengan perlahan-lahan dan mengendap-endap. Untuk mencari targetnya Aletha dan Devan harus benar-benar ahli dalam penyusupan. Saat mendengar suara dengkuran yang lumayan keras, Aletha dan Devan saling bertatapan penuh arti lalu mengangguk dan tersenyum.

"Aku membawa 4 peledak untukmu!" Bisik Devan ditelinga Aletha,namun yang dikeluarkan Devan hanya 3 peledak. Lalu, Aletha masuk perlahan-lahan tanpa suara, dan meletakkan satu peledak di tempat sampah mini dan sisanya disudut ruangan.

Setelah selesai Aletha keluar lalu Devan langsung menggendong Aletha dan melompat dari lantai atas membuat Aletha ingin menjerit tetapi malu, akhirnya ia menutup matanya rapat-rapat.

"Kau gila!" Umpat Aletha.

"Kalau tak melompat maka waktunya tak akan sempat!" Ucap Devan. Lalu mereka menaiki mobil bersamaan, Devan mengendarai sangat cepat sehingga Aletha harus membuka kaca mobil agar tidak mual.

"Hitung mundur mulai.."

3
2
1

Duarrrr

Ledakan yang sangat besar terjadi lalu Aletha tersenyum puas. "Misi selesai!" Gumam Aletha.

"Ya, misi yang sangat mudah!" Ucap Devan.

"Kau bilang membawa 4 peledak, tapi mengapa kau memberi ku 3 peledak saja?" Tanya Aletha baru sadar.

"Ya, 3 peledak sudah kau letakkan dan di ledakkan di villa itu, dan peledak yang ke 4 ada padaku, dan nantinya akan meledakkan benteng pertahanan hatimu Aletha" ucap Devan, Aletha tersenyum tipis.

"Mustahil untuk dilakukan, tetapi coba saja" Devan tersenyum lebar mendengar kalimat Aletha yang terang-terangan memberikan izin untuknya agar ia bisa mendekati Aletha.


















Tbc

Aletha Queenza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang