Pagi yang sangat tenang, menurut Aletha. Saat ini Aletha sudah memakai lengkap seragamnya. Aleca yang mendengar adiknya akan saru sekolah dengannya pun bingung, antara ia harus senang atau sedih. Suasana yang Aletha impikan saat ini sudah tercapai. Ya, walaupun hanya sesaat.
"Dimana mama dan papa?" Tanya Aletha.
"Papa dan mama pergi ke New York untuk menjalankan misi dan mengurus perusahaan, kau tahukan? Mereka sangat sibuk" Ucap Alva, Aletha hanya bisa tersenyum miris. Menurutnya, Nia dan Varo sangatlah sibuk dengan misi dan perusahaan yang menurutnya tidak berguna.
"Sepenting itukah? Sampai kita di telantarkan seperti ini?" Ucap Aletha terkekeh miris. Aleca yang tau perubahan sikap Aletha pun peka.
"Bukan begitu, tapi itu adalah kewajiban mereka untuk mengurus dunia" ucap Aleca. Ya, begitulah keluarga ini, mereka semua memiliki tingkat ke psycopath an yang tinggi menurun dari gen ibu dan ayahnya
"Cih, sibuknya mereka dengan urusan dunia sehingga tak sempat mengurus anaknya" ucap Letha tertawa hambar. Arza yang mendengar pun langsung menyahut.
"Dengarkan aku, mereka pergi bukan karena mereka tak sayang pada kita, tapi mereka begitu karena mereka tak ingin kita dalam bahaya" ucap arza diangguki erza.
"Kau mau berangkat dengan siapa?" Tanya Alva.
"Aku akan berangkat sendiri, nanti aku akan mengunjungi kakak diruang kepala sekolah agar para siswa tak curiga!" Ucap Letha. Alva adalah kepala sekolah MHS saat ini. Dan keberadaan Aletha dan Aleca tak pernah dipublish sama sekali. Publik hanya mengetahui kalau dua pasutri itu hanya memiliki 3 anak yang tak lain adalah Alva, Arza, dan Erza.
***
Aletha memarkirkan mobilnya di parkiran khusus pemilik dan anak-anak para pejabat yang menyalurkan saham ke yayasan itu. Bukan apa-apa, hanya saja Mama nya menyuruhnya untuk pura-pura menjadi anak donatur.
Aletha berjalan dengan santai. Jangan lupakan haadphone yang bertengger di lehernya membuat kesan cool nya semakin bertambah.
_murid baru anjir!
_cakep bangett gilaa!
_kecantikannya ngalahin aleca si dewi kecantikan di sekolah ini!!
_gayanya cool bat dong!
_beuhh body nya cuyy!
Dan masih banyak lagi yang para murid katakan saat melihat Aletha. Walaupun menggunakan headphone, namun telinga Letha masih bisa mendengar jelas apa yang mereka katakan. Tapu tetap saja aletha tak peduli.Brukk..
Tiba-tiba aletha menabrak seseorang."Maaf.." ucap Aletha. Mengambil headphone nya yang terjatuh. Namun, laki-laki yang ditabrak Letha hanya mengangguk, lalu dengan santai letha kembali berjalan. (*Beda banget ya ama pertemuan Nia sama Varo dulu:v)
Tokk..tokk..
Aletha mengetuk ruang kepala sekolah lalu membukanya."Hayy adikk!" Sapa Alva mencium pipi letha. Letha juga mencium pipi Alva.
"Dimana kelas ku?" Tanya Aletha, ia juga belum sempat menanyakan hal itu dirumahnya.
"Ah iya! Kakak lupa!" Ucap Alva menepuk dahinya.
"Ayo kakak tunjukkan!" Ucap Alva menarik tangan letha.
Di sepanjang koridor,banyak sekali yang memuji, atau bahkan Aletha karena kedekatannya dengan Alva. Menurut Aletha, selagi tak mengganggu ketenangannya itu tak akan membebaninya bukan? Tak perlu diladeni.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha Queenza (End)
Ação[Sequel Red Angle] Buat yang belum baca, aku saranin baca dulu biar nyambung sama alur cerita ini. Cerita ini dibuat dari hasil sequel cerita tentang,Kaniata Miselia William/Johan,yang memiliki banyak masalah,ntah pada dunia manusia atau dunia yang...