Aletha Queenza : 11

4.4K 228 1
                                    

"Aurelia Kinal Aldiva, murid baru di sekolah ini, dan saudara dari Devan keluarga Alfariz " ucap Alva membaca berkas tentang Aurel.

"Jadi, dihari pertama mu ini kau sudah membuat masalah?" Tanya Alva pada Aurel, yang ditanya hanya menunduk dan menangis.

"Aurel, mulut mu masih berfungsi dengan baik bukan?" Tanya Alva lagi, dan Aurel hanya menunduk.

Brakk..
Aletha membuka pintu tanpa mengetuk seperti biasa, namun bedanya kali ini ia membuka dengan kasar. Devan juga berada dibelakang.

"Aletha, setidaknya kau ketuk dulu sebelum membukanya!" Ucap Alva dan dihadiahi tatapan elang Aletha.

"Siapa yang menjelaskan padaku cerita rincinya?" Tanya Letha pada dua orang di depannya.

"Letha, tadi miss Nia memintaku untuk memberi kotak berisi makanan padaku untuk diberikan pada Devan, tapi pada saat aku ingin memberinya, Aurel melarang ku mendekati Devan!" Ucap Aleca.

"Aurel!" Tegur Devan, menurutnya Aurel sangat lancang melarang Aleca.

"Benar begitu Aurel?" Tanya Aletha yang sudah duduk di meja kerja Alva, sebenarnya Alva ingin marah,namun niatnya ia urungkan melihat tatapan tajam Aletha.

"Ti-tidak! Itu tak benar! Aku tak melarangnya, tapi tadi dia menghina ku dan melakukan sebaliknya, aku sangat takut hiks!" Ucap Aurel berusaha mengelak dengan air matanya. Namun Aletha tidaklah bodoh, ia melihat tatapan dua orang itu berbeda, Aleca yang menjelaskan dengan tatapan terfokus pada mata Aletha, sedangkan tatapan Aurel yang bergulir ke kanan-kiri.

Brakk..
Aletha menggebrak meja yang ia duduki lalu maju.

"Apa kau berkata jujur, hmm aurel?" Tanya Aletha dengan kalimat terakhir yang sedikit bingung. Sekarang mata birunya menjadi warna ungu, tetapi hanya Aurel yang dapat melihatnya karena mata Aletha yang sangat dekat.

"Aghh! Apa yang kau lakukan!" Ucap Aurel ketika tak sanggup menatap mata Aletha, dan matanya seketika mengeluarkan darah.

"Aku hanya menatapmu!" Ucap Aletha tak peduli.

"Aletha! Apa yang kau lakukan!" Ucap devan memeluk Aurel, Aletha hanya mengedikkan bahunya tak peduli.

"Kau bahkan melihatnya" ucap Aletha.

"Jangan coba-coba mengelabui aku Aurel dengan tangisan buaya mu!" Ucap Aletha mencengkeram dagu Aurel.

"A-agh!" Ringis aurel.

"Aletha hentikan!" Ucap devan dan Alva bersamaan.

"Cih, berani berbuat berani bertanggung jawab. Kalian tahu apa akibatnya jika bermain-main dengan aku dan keluargaku." Ucap Aletha melepaskan cengkeramannya.

"Bukan berarti Aleca adalah kakakmu maka-" ucap Devan terpotong.

"Aku tak membelanya! Tetapi kau ini pintar! Gunakanlah otak mu sedikit, mungkin mulut memang bisa berbohong tetapi tidak dengan mata, aku dan Aleca tak akan melakukan hal yang tak penting untuk sekedar bermain dan kau tahu itu. Kau bilang jangan mentang-mentang itu adalah kalimat yang seharusnya aku lontarkan padamu, Devan. Belajarlah dari ayahmu" ucap Aletha menepuk bahu Devan 2x lalu pergi diikuti ReiLuSie kecuali Aleca.

Devan melepaskan pelukannya setelah mendengar kata-kata Aletha, ia juga ikut pergi. Ia baru berfikir setelah mencerna kata-kata Aletha. Tak mungkin juga jika Aleca melakukan hal itu, apalagi ia membawa nama-nama mamanya.

Walaupun menyukai dirinya, Aleca masih waras untuk menggunakan otaknya. Berbeda dengan Aurel yang sejak dahulu terang-terangan berkata bahwa menyukai Devan padahal mereka bersepupu.

Devan merutuki dirinya yang bodoh. Kata-kata Aletha memang tak bisa dianggap remeh, ia mengeluarkan kosakata yang mungkin tak dimengerti banyak orang. Tapi satu kata yang Aletha ucapkan, menurut devan ada seribu makna didalamnya.





















Tbc

Aletha Queenza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang