"Gutenn morgenn my family!!" Ucap Aleca yang turun bersama Aletha.
"Morn girl!" Ucap Erza dan Varo.
"Dimana kak Alva?" Tanya Aletha mengedarkan pandangannya mencari sang kakak pertama.
"Kak Alva sedang ke Hongkong mengurus perusahaan" ucap Arza tersenyum ke arah Aletha, Aletha pun tersenyum dan mengangguk.
"Kak, aku sedang malas untuk makan, bolehkah kau menyuapi aku?" Tanya Aletha. Atza tersenyum hangat mendengarnya.
"Tentu,mengapa tidak!" Ucap Arza tersenyum senang.
Aaaaaaa..
Ucap Arza menyuapi Aletha seperti anak kecil, lalu Aletha membuka mulutnya."Aaaamm" ucap Aletha mengunyah steak yang disuapi Arza *(kali ini bukan nasi goreng gaiss:v
Varo, Nia, dan Erza terkekeh melihat sepasang adik dan kakak itu. Menurut mereka, Arza dan Aletha sangat lucu layaknya anak berumur 6 tahun yang sedang menyuapi adiknya yang berumur 3 tahun. Mereka juga ikut tersenyum melihat sepasang es batu tersenyum. Sungguh kejadian yang langka terjadi di keluarga Varo.
Namun, Aleca berbeda dengan yang lain. Perasaannya porak poranda, ia juga mau berada di posisi Aletha. Mungkin ia sering melakukannya bersama Erza, tetapi tidak Arza. Ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang kakak dari Arza, bahkan tersenyum padanya pun tak pernah. Sekalinya berbicara pun, Arza pasti akan membandingkan dirinya dengan Aletha. Tapi, jika membuang pikiran itu, ia juga senang melihat adiknya tersenyum, ia merasa separuh bagian yang hilang dari dirinya kembali lagi, walaupun selama ini Aletha selalu berada disisinya.
"Akhh kakak! Aku sangat kenyang! Steak kali ini adalah steak terenak dan terbaik buatan mama!" Pekik Aletha sambil bersandar dan mengelus-elus perutnya layaknya anak 5 tahun. Arza dan Varo terkekeh mendengarnya.
"Heh! Jangan mengejekku seolah setiap aku memasak steak rasanya tak enak!" Ucap Nia nge gas.
"Aku berbicara apa adanya, kalau tak suka lebih baik diam!" Ketus Aletha. Erza pun terkekeh, sejujurnya Erza juga ingin diposisi Arza, karena selama ini ia hanya dekat dengan Aleca. Tapi walau begitu Erza dan Aletha tetap bersikap biasa.
"Aletha, kau mau berangkat bersamaku?" Tanya Erza, Arza yang mendengarnya melotot tajam. Aletha yang melihatnya terkekeh, Arza selalu overprotektif pada dirinya.
"Baiklah" jawab Aletha membuat senyuman Erza mengembang.
"Tidak! Aletha bersamaku!" Ucap Arza membuat senyuman Erza luntur begitu saja.
"Tidak kakak! Aku yang lebih dulu! Jadi aku lah yang mengantarnya!!" Ucap Erza tak terima.
"Tidak bole-" ucap Arza terpotong.
"Tak apa kak Arza, aku selalu bersamamu jadi sesekali aku bersama kak Erza" ucap Aletha.
"Tapi Aletha, kau tahu? Erza itu ceroboh dan bodoh! Jika kau bersamanya aku takut kau kenapa-napa!" Ucap Arza membuat Nia tertawa terbahak-bahak.
"BWAHAHAHAAA... ERZA BODOH!! HAHAA!" Tawa Nia.
"Aish! Mama ini seperti anak kecil!" Celoteh Aleca.
"Heh! Jangan ikut-ikutan Aletha untuk mengejekku!" Ucap Nia menghentikan tawanya. Aletha yang merasa disebut hanya memutar bola matanya malas.
"Aletha, pulang sekolah ada yang papa ingin bicarakan" ucap Varo. Aletha mengangguk.
"Baiklah, tapi sekarang aku ingin berangkat dahulu" ucap Aletha datar sambil menarik tangan Erza.
TBC
Ahh halo gaiss, akhirnya bisa masuk ke akun ini krn knp?
Krn aku ganti HP dan susah bangt log in nya huhuu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha Queenza (End)
Action[Sequel Red Angle] Buat yang belum baca, aku saranin baca dulu biar nyambung sama alur cerita ini. Cerita ini dibuat dari hasil sequel cerita tentang,Kaniata Miselia William/Johan,yang memiliki banyak masalah,ntah pada dunia manusia atau dunia yang...