Dorr..
Dorr..
Dorr..
Dorr..
Dorr..
Tiba-tiba beberapa serangan mengenai ban mobil tim pertama."Siall!" Umpat Devan yang mengendarai.
"Kita harus segera turun!" Ucap Aletha tapi..
Pranggg..
Sebuah kaca tepat di samping Aletha pecah."Cepat turun!" Perintah Devan,lalu Faren dan Reina segera melompat karena devan tak memegang stir mobil melainkan melindungi Aletha dari pecahan kaca, sehingga mobil tersebut hilang kendali.
Brukk..
Devan menarik Aletha lalu mereka terjatuh ditanah."Akh!" Ringis devan saat Aletha memegang dahinya.
"Bodoh!" Umpat Aletha, karena melindungi Aletha dari pecahan kaca, jadi Devan yang terkena.
"Ada apa?" Tanya Devan yang sudah bangkit.
"Kau gila! Bodoh! Payah! Bisa-bisanya kau melindungi aku dan mengabaikan stirnya!" Umpat Aletha berkali-kali, namun Devan hanya tersenyum misterius.
"Kau khawatir dengan ku?" Tanya Devan dengan smirk nya.
"Kau benar-benar gila!" Ucap Aletha lalu berlari sambil membawa pistol ditangannya, Devan tersenyum puas melihatnya,lalu mengeluarkan pisau lipat.
Dorr..
Satu serangan Aletha hindari."Cih, memegang senjata saja masih belum benar!" Ejek Aletha lalu menembak orang yang ingin melukai dirinya.
"TEMAN-TEMAN! GANTI POSISI! TIM KETIGA MENYERANG DISEBELAH UTARA SEDANGKAN TIM DUA DI SELATAN, SISANYA BIAR AKU YANG URUS!" Teriak Aletha lantang bahkan suasana yang sangat bising suaranya terdengar sangat jelas.
"Tim satu! Kalian masuk kedalam! Disini biar aku yang urus!" Ucap Varo diangguki tim satu lalu mereka semua pergi menuju pintu masuk.
"Shit!" Umpat Faren ketika melihat ada 15 orang yang menghalanginya.
"Aletha! Devan! Kalian masuk saja dan urus intinya, biar kami yang urus disini!" Ucap Aleca yang datang bersama tim dua lainnya.
"Kalian yakin? Mereka terus-menerus berdatangan" ucap Devan.
"Ya, ini tak ada apa-apanya, tetapi kita tak bisa mengulur waktu hanya untuk berhadapan dengan anak buah!" Ucap Arza.
"Baik!" Ucap Devan.
"Aleca!" Panggil Aletha dengan tatapan yang tak biasa, Aleca yang melihat tatapan tajam Aletha langsung mengangguk faham.
"Ku serahkan padamu!" Ucap Aletha melempar pistolnya pada Aleca lalu segera berlari menuju pintu.
"Kau yakin tanpa senjata?" Tanya Devan.
"Siapa bilang aku tak membawa senjata?" Tanya Aletha mengeluarkan pisau lipat kesayangannya. Devan yang melihatnya tersenyum miring.
Bughh..
Bughh..
Krakk..
Ntah sudah berapa orang yang Devan dan Aletha habisi untuk bertemu dengan target. Siapapun yang menghalangi mereka, akan dibantai dengan tangan kosong oleh duo iblis itu. (Plis ya bukan typo,tapi aku emng ngetiknya duo)"Devan,kau bisa urus yang disini?" Tanya Aletha, Devan menengok ke arah Aletha lalu menatap Aletha, mereka saling bertatapan, tetapi dalam arti yang berbeda. Devan yang menatap Aletha penuh selidik, sedangkan Aletha menatap Devan penuh arti.
"Huh,baiklah!" Ucap Devan mengalah setelah berdebat mata dengan Aletha, Aletha yang mendengarnya pun tersenyum manis.
"Baiklah! Ini aktifkan 15 menit dari sekarang, terimakasih!" Ucap Aletha memberikan tas yang berisi bom,tentu belum diaktifkan, setelah mengatakannya Aletha pun langsung ngacir menuju lantai atas sambil melompat-lompat layaknya anak kecil.
Devan pun ikut tersenyum manis melihat tingkah Aletha yang sungguh diluar nalar Devan. Devan sekarang tahu, bahwa Aletha sama seperti gadis pada umumnya, ia membutuhkan sebuah kasih sayang khusus dan perhatian. Tetapi, melihat orang tua gadisnya itu adalah orang terpenting di dunia,jadi Devan juga hanya bisa menyemangati dari jauh. Tunggu, sejak kapan nama Aletha diganti menjadi 'gadisnya'?
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletha Queenza (End)
Action[Sequel Red Angle] Buat yang belum baca, aku saranin baca dulu biar nyambung sama alur cerita ini. Cerita ini dibuat dari hasil sequel cerita tentang,Kaniata Miselia William/Johan,yang memiliki banyak masalah,ntah pada dunia manusia atau dunia yang...