T w n i n e

7.7K 803 15
                                    

Akila meletakkan plastik bubur ayam ke atas meja yang tersedia di ruang rawat Amira. Pagi ini Akila dan Kirana datang untuk menjemput Adel agar berangkat sekolah bersama. Kirana dan Akila juga membawakan seragam dan tas Adel yang sempat mereka ambil sebelum pergi ke rumah sakit.

"Adel mana?" tanya Akila pada Kirana yang saat ini tengah mengupas buah apel untuk Amira.

"Adel lagi mandi, mungkin udah selesai," sahut Kirana.

Akila pun menganggukkan kepalanya paham kemudian mengeluarkan bubur ayam tersebut dari plastik.

"Rana makan dulu sana," titah Amira dengan lembut.

"Yaudah, buahnya udah Kirana kupasin jadi tinggal dimakan aja." Amira menganggukkan kepalanya sambil tersenyum sebagai tanggapan.

"Assalamu'alaikum."

Mereka pun mengalihkan perhatiannya pada Adel yang baru saja masuk bersama tiga orang laki-laki jangkung.

"Wa'alaikumsalam," jawab mereka bersamaan.

"Mereka siapa, Del?" tanya Amira begitu melihat kedatangan ketiga teman Laskar yang sudah siap dengan setelan seragam mereka.

"Temen Kak Laskar, Bun."

"Assalamu'alaikum, Tante," ujar Rangga seraya mengatupkan kedua tangannya tanda salam ke arah Amira.

Amira pun ikut mengatupkan kedua tangannya sambil tersenyum hangat. "Wa'alaikumsalam, Nak."

"Gimana perkembangan kesehatannya?" tanya Rangga dengan sopan.

"Alhamdulillah sudah lebih baik," jawab Amira.

"Lo pada ngapain kesini?" tanya Akila dengan nada ketus.

Indra yang baru menyadari keberadaan Akila pun langsung tersenyum misterius. "Eh, ada Akila."

Akila sontak merotasikan matanya jengah. "Apa?!"

"Gue ditugasin Laskar buat nganter Adel sekolah," ujar Rangga pada kedua teman Adel.

"Kak Laskar emang kenapa?" tanya Kirana.

Rangga tersenyum manis melihat Kirana. Ia akan berterima kasih pada Laskar setelah ini karena telah memerintahkan mereka untuk mengantarkan Adel sekolah.

"Laskar kecelakaan," sahut Rangga.

Indra dan Cecep pun langsung menutup mata Rangga yang terlalu fokus menatap Kirana dengan senyuman anehnya.

"Istighfar, Bro!"

"Asik tebengan gratis," ujar Akila sembari mengusapkan kedua tangannya.

"Adel jangan naik motor ya," sanggah Amira dengan tegas.

Sontak seluruh atensi tertuju pada Amira. "Kebetulan teman saya abis nyewa angkot nih, Tante." Indra menjawab sambil menepuk-nepuk pundak Rangga.

Rangga pun langsung menganggukkan kepalanya cepat. "Tante tenang aja," ujarnya.

"Kagak bawa motor lu?" tanya Akila sambil berbisik tepat di sebelah Indra.

"Berat atuh Neng kalo dibawa mah," sahut Indra dengan diakhiri kekehan kecil.

Akila sontak memukul bahu Indra. "Serius, ih!"

"Iye bawa."

Ucapan Indra mengenai bahwa Rangga telah menyewa mobil angkot itu bukanlah tipuan belaka. Rangga benar-benar menyewa angkot yang lewat untuk mengantarkan mereka ke sekolah.

LASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang