T r s e v e n

6.9K 800 35
                                    

Seperti biasa Laskar datang ke sekolah hampir di detik-detik bel masuk menggunakan motor metiknya. Namun ada yang berbeda hari ini dari Laskar. Bukan dari segi penampilan, tapi sosok gadis yang duduk tepat di belakang Laskar.

"Lah itu 'kan si Thalia?" ujar Indra begitu melihat kedatangan Laskar.

Rangga sontak langsung berlari menuju parkiran di mana Laskar menghentikan motornya. "Las, kita butuh ngopi!"

Setelah berujar demikian, Rangga langsung beranjak dari parkiran sekolah meninggalkan Laskar dan Thalia.

"Tunggu apa lagi? Turun!" titah Laskar dengan nada ketus.

Thalia menuruti perintah Laskar. Ia menatap Laskar dengan lamat sebelum pergi ke kelasnya.

"Lo aneh banget sumpah. Ngapa liatin gue begitu?" tanya Laskar yang merasa risih dengan tatapan Thalia.

"Mau liat hal seru nggak?" tanya Thalia.

Laskar menaikkan satu alisnya, bingung. "Maksudnya apa?"

"Dateng ke kelas aku, ya ..."

Setelah berucap demikian, Thalia langsung berjalan meninggalkan parkiran. Indra dan Cecep pun langsung berlari mendekati Laskar yang masih berdiam diri di tempat.

"Thalia kenapa kek orang kesurupan gitu si? Dia gangguan mental atau ayan?" tanya Indra sembari menatap punggung Thalia yang semakin menjauh.

"Dari kemarin mulut lo kurang dzikir ye," ketus Cecep.

Laskar lebih memilih mengabaikan kedua temannya dan berjalan menyusul Rangga menuju basecamp mereka. Begitu sampai di sana, Laskar melihat Rangga tengah memainkan laptopnya dengan wajah serius.

"Kenapa lo?" tanya Laskar sambil berjalan mendekati Rangga dan mengambil kursi kosong.

"Gue makin nggak ngerti sama si Thalia dah," ujar Rangga seraya mengubah arah laptopnya.

"Gue dipaksa sama nyokap gue," ujar Laskar lirih.

Rangga mengerutkan dahinya. "Paksa ngapain?"

"Buat jagain Thalia selama masa pengobatan dia," sahut Laskar dengan diakhiri helaan napas kasar sembari nengacak rambutnya.

"Dia ngidap penyakit apa si?" tanya Rangga.

"Skizofrenia."

"Setau gue Thalia nggak ada riwayat traumatis akut deh? Kok bisa sampe kena gejala?" tanya Rangga.

Laskar kembali menghela napasnya pelan. "Gue juga bingung, tapi nyokap gue bilang kalo itu faktor keturunan. Auk lah pusing gua, sekarang nyokap gue juga aneh banget."

"Nyokap lo kenapa apa emang?"

"Dia pengen deketin gue sama Thalia. Gila nggak tuh? Bisa-bisa gua yang jadi gila kalo disatuin ama si Thalia," sahut Laskar.

"Dijodohin gitu?" tanya Rangga.

"Amit-amit."

"Adel udah tau?" Laskar menggelengkan kepalanya pelan sebagai tanggapan.

"Kayaknya kalo lo cerita Adel bakal ngertiin deh," saran Rangga sambil menepuk pundak Laskar.

Indra dan Cecep yang diam-diam menguping pun langsung saling adu pandang dengan mulut membentuk huruf 'O' lalu sama-sama menutup mulut agar tidak ketahuan oleh Laskar.

"Ngapain kita ngumpet si?" tanya Cecep sambil berbisik.

"Lah, iya. Ngapain kita ngumpet?"

***

LASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang