Suara deru mesin motor mulai beradu. Laskar mulai menutup kaca helm miliknya kemudian menancapkan pedal gas motor besarnya. Seorang wanita berbaju sexy mulai memasuki arena balap dengan membawa sebuah kain di tangan kanannya.
"Semua siap?!" tanya wanita tersebut pada seluruh peserta lomba balap liar di hadapannya.
"YASH!" sahut mereka kompak terkecuali Laskar.
"SATU!"
"DUA!"
"TIGA!" pada hitungan ketiga, kain mulai dijatuhkan ke tanah. Setelah kain tersebut benar-benar menyentuh tanah, para pembalap pun langsung menjalankan motor masing-masing dengan kecepatan tinggi.
Laskar untuk sementara berada di posisi ketiga. Selama beberapa menit Laskar masih belum juga dapat mengejar lawan mainnya. Hingga tiba-tiba di otaknya memutar kembali peristiwa dimana orang tuanya berpisah. Ia pun langsung menggeleng kepalanya cepat kemudian memutar pedal gas motornya dengan kencang sampai akhirnya ia dapat melewati lawan mainnya yang berada di posisi ke dua.
Saat hendak menyalip motor pembalap lain, secara tiba-tiba pembalap lain menendang body motornya hingga membuat Laskar hilang keseimbangan dan berakhir Laskar jatuh dari motornya. Kepala Laskar menabrak tepi aspal yang mengakibatkan ia hilang kesadaran.
Di sisi lain, Rangga dan yang lain baru saja tiba di arena balap karena mengejar Laskar. Namun, mereka terlambat tiba karena balapan telah dimulai dan Laskar sudah berada jauh.
"Lo sih, Ndra!" tuduh Rangga sambil menunjuk Indra.
Indra lantas menunjuk dirinya sendiri. "Kok gue?!"
"Kalo lo bisa diajak kompromi dikit, pasti Laskar kagak bakal pergi ke sini dalam keadaan ngamuk!" ujar Rangga dengan sedikit emosi.
"Ya maaf. Gue nggak tau kalo lo mau boongin si Laskar," sahut Indra.
"ADA YANG JATOH!" pekik salah satu penonton yang baru saja tiba dengan motor metik tersebut.
Sontak membuat teman Laskar membulatkan matanya terkejut kemudian berlari mendekati orang tersebut.
"Siapa yang jatoh?!" tanya Rangga dengan nada khawatir.
"Pembalap yang pake motor item, Bang. Yang badannya tinggi," sahutnya sambil menunjuk ke arah dimana Laskar terjatuh.
"Itu pasti Laskar! Cepetan tunjukin dimana tuh anak!" titah Cecep seraya menepuk bahu kedua temannya cepat.
Mereka pun bergegas menuju tempat Laskar kecelakaan. Begitu sampai di sana, mereka dikejutkan kala melihat keadaan Laskar tengah dikerumuni oleh penonton tanpa sadarkan diri.
"Minggir-minggir!" titah Indra.
"Cepetan angkat! Ambil mobil cepet!" titah Rangga seraya menopang kepala Laskar lalu diletakkan di pahanya.
Begitu sampai di rumah sakit, Laskar langsung dibawa menuju ruang gawat darurat. Di sisi lain kawan Laskar tengah khawatir melihat keadaan Laskar.
"GUE BILANG JUGA APA! ANJIR INDRA!" pekik Rangga sambil meremas rambutnya dengan kuat.
"Rang, inget! Ini di rumah sakit!" ujar Cecep memperingati Rangga.
"Sorry, Ga. Gue nggak nyangka bakal kayak gini," ujar Indra.
"Udah! Nggak perlu ada yang salah-salahan!" ujar Cecep.
***
Dengan perlahan Adel menutup pintu ruang inap Amira. Setelah memastikan bahwa ibunya telah tidur, Adel pun memutuskan untuk pergi mencari makan malam untuknya mengingat bahwa ia sudah meninggalkan jam makan siang selama menjaga Amira.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR
Teen FictionSiapa sangka seorang berandalan sekolah seperti Laskar yang terkenal akan kenakalannya justru jatuh hati pada gadis yang alim? Adipati Laskar Bagaskara. Siswa yang selalu menjadi bulan-bulanan para guru dan pihak OSIS karena kerap sekali membuat...