Memiliki keluarga yang harmonis memang sangat menyenangkan. Semua anak di dunia pasti menginginkan orang tua lengkap dengan kebahagiaan di dalamnya. Sama halnya dengan Laskar. Berandalan sekolah yang sama dengan anak normal lainnya. Ia juga menginginkan keluarga yang lengkap dan harmonis. Bukan justru pertengkaran berujung perceraian yang ia dapatkan dalam keluarganya. Hal tersebut membuat sosok Laskar yang semula ramah dan murah senyum, kini menjadi sosok Laskar yang asing, dan irit bicara.Ia bersyukur masih mempunyai sahabat dan juga kakeknya yang sangat menyayanginya, yang mau menemaninya di kala susah maupun senang. Hingga suatu hari ia menemukan tambatan hatinya. Ia merasa tertarik pada seorang gadis berjilbab besar yang baru pindah ke sekolahnya. Gadis yang ceria dan polos itu berhasil membuat Laskar merasakan apa yang sebelumnya ia belum pernah rasakan.
Adeline Aquila. Gadis cantik yang memiliki suara bak anak kecil. Sifatnya yang loyal dan supel membuatnya mudah akrab dengan orang-orang baru.
Adel sangat suka membaca buku, tapi Adel kurang suka Laskar. Laskar bandel.
•••
"Emang kita gak bisa pacaran?" Tanya Laskar pada Adel yang berdiri jauh lima langkah darinya.
"Pacaran itu dosa tau, emang Kak Laskar mau dosanya banyak? Kalo mau nimbun dosa gak boleh ngajak-ngajak ih."
Laskar memijit pelipisnya pelan, sudah berminggu-minggu ia memikirkan cara untuk menyatakan perasaannya pada gadis itu, namun justru penolakan yang ia dapatkan untuk kedua kalinya. Jika tau akan seperti ini, ia tidak akan mengikuti saran dari ketiga temannya.
Laskar menghela napas berat. "Terus gue ditolak lagi nih?"
Adel menggelengkan kepalanya, membuat Laskar mengerutkan dahinya bingung.
"Jadi gue diterima?" Gadis itu menggelengkan kepalanya, lagi."Sebenarnya gue diterima apa kagak sih?"
Laskar dibuat geram oleh Adel. Adik kelasnya ini cukup membuatnya emosi. Jarang sekali ia mengemis-ngemis demi sebuah perasaan seperti ini. Ia sudah dua kali menyatakan perasaannya tapi gadis itu tidak pernah memberikan kejelasan bahwa ia diterima atau tidak.
"Kak Laskar bilang kalo Kak Laskar suka sama Adel, cinta malah katanya mah. Tapi ya Kak, ibaratkan aku itu bunga yang cantiiiiiiik banget, Kakak bakal petik nggak?" Tanya Adel dari kejauhan.
Bahkan untuk berbicara saja Adel memberi jarak pada Laskar. Ia meminta Laskar untuk berdiri lima langkah darinya dan meminta salah satu teman Laskar untuk berjaga agar tidak mengundang salah paham karena Laskar mengajak Adel berbincang di taman belakang sekolah yang terbilang sepi.
"Ya petiklah," jawab Laskar enteng.
Adel tersenyum kecil, ia sudah menduga bahwa Laskar akan menjawab demikian.
"Kalau Kakak suka sama bunga itu, pasti kakak bakal petik, tapi sebaliknya dengan cinta. Kalo kakak cinta sama bunga itu, kakak bakal rawat bunga itu, jaga dan menyiramnya dengan kasih sayang yang Kakak berikan. Sampe sini paham?"
Adel tersenyum simpul, ia membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Laskar yang masih terdiam di sana. Laskar dibuat bungkam. Lidahnya terasa kelu untuk menyanggah ucapan gadis itu.
Ia memandangi punggung kecil Adel yang semakin menjauh, hingga ia di kejutkan ketika bahunya di tepuk pelan oleh temannya.
"Jangan galau dong, Bro. Usaha lo berarti kurang mantep." Laskar hanya diam. Enggan menanggapi ucapan Angga yang seperti tengah mengejeknya.
Ia menjauhkan tangan Angga dari bahunya lalu pergi meninggalkan Angga yang tengah menahan tawa melihat nasib temannya itu.
Tbc
...
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR
Teen FictionSiapa sangka seorang berandalan sekolah seperti Laskar yang terkenal akan kenakalannya justru jatuh hati pada gadis yang alim? Adipati Laskar Bagaskara. Siswa yang selalu menjadi bulan-bulanan para guru dan pihak OSIS karena kerap sekali membuat...