Hari ini adalah hari kamis, hari dimana seorang Adel ingin sekali hindari. Bukan setiap hari kamis tentunya, hanya saja kebetulan hari kamis ini ada jadwal suntik vaksin untuk campak dan rubella.
Asal kalian tau, Adel sangat takut dengan suntik. Sewaktu SMP ia pernah bolos sekolah hanya demi menghindari suntik vaksin dan berakhir ia dihukum oleh bundanya untuk tidak bermain handphone dan menonton televisi selama tiga hari.
Dan saat ini Adel tengah berpikir bagaimana cara agar ia dapat menghindari suntikan vaksin tanpa harus membolos.
Apa perlu ia berpura-pura sakit? Ah, ia sangat bodoh dalam berbohong.
Apa perlu ia menangis dan memohon-mohon pada sang dokter agar tidak diberi suntikan? Ah, itu konyol dan memalukan.
"Del!"
Lamunan Adel seketika buyar ketika merasakan tepukan pelan pada bahu kanannya.
Ia menoleh ke samping dimana Thalia dan Kirana sudah berdiri di sebelahnya sambil memegang kertas yang harus diisi sebelum penyuntikan.
"Ah, kenapa?" Tanya Adel.
"Nih kertas punya kamu," ujar Kirana sambil menyodorkan kertas itu pada Adel.
"Boleh nggak sih kalo nggak ikut disuntik?"
Thalia dan Kirana lantas tertawa setelah mendengar penuturan dari Adel. Gadis itu melengkungkan bibirnya ke atas menahan kesal dan takut.
"Ih, jangan ketawa!" Titahnya pada kedua temannya.
"Kamu takut disuntik?" Tanya Thalia yang dijawab anggukan kepala oleh Adel.
Kirana dan Thalia mengambil kursi kosong di depan Adel lalu meletakkan kertas mereka di atas meja Adel.
"Masa udah gede masih takut disuntik, kalah dong sama Jordan." Siswa yang bernama Jordan itu lantas menjitak kepala Thalia pelan yang kebetulan lewat di sebelah Thalia.
"Gak usah bawa-bawa nama cogan dong!"
Thalia memutar bola matanya jengah. "Cogan pantat lo!"
Adel dan Kirana yang melihat perdebatan kecil didepannya hanya dapat tersenyum kecil. Mereka berdua tau bahwa Jordan menyukai Thalia tapi Thalia-nya saja kurang peka dan bodo amatan dengan pria yang mendekatinya.
"Cecan bebas," kata Thalia setiap kali ia di tegur oleh Kirana.
"Udah ih, ini gimana caranya supaya Adel mau disuntik?" Tanya Kirana menghentikan perdebatan kecil antara Thalia dan Jordan.
"Hah? Adel takut disuntik? Jhahahahahhaha cupu lo!" Ejek Jordan pada Adel yang kini menatap tajam ke arah Jordan.
"Gak usah ngejek ya lo, kagak inget kalo lo dulu pernah nangis pas kemping SMP cuman gara-gara dilempar cacing?" Jordan melirik sinis ke arah Thalia karena gadis itu telah mengumbar aibnya di depan kedua temannya.
"Kalian debat mulu, awas jodoh!" Ujar Kirana kesal.
"AMIT-AMIT!" sahut mereka kompak.
"Jadi si Adel takut suntik beneran?" Tanya Jordan.
•••
Laskar menginjak puntung rokoknya dan membuangnya ke tong sampah di dekatnya. Ia merapihkan tatanan rambutnya lalu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Lo ikut suntik, Las?" Tanya Angga yang kini berjalan beriringan dengannya.
"Hm," gumamnya sebagai tanggapan.
"Kuy ke aula, gua mau liat dedek gemes yang mau disuntik."
"Pikiran lo!"
Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju aula, dimana para siswa dan siswi SMA Garuda 2 sudah berkumpul untuk penyuntikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LASKAR
Teen FictionSiapa sangka seorang berandalan sekolah seperti Laskar yang terkenal akan kenakalannya justru jatuh hati pada gadis yang alim? Adipati Laskar Bagaskara. Siswa yang selalu menjadi bulan-bulanan para guru dan pihak OSIS karena kerap sekali membuat...