f o u r

16.5K 1.5K 36
                                    


  Tin!

Adel dibuat terkejut ketika ia disapa secara tiba-tiba dengan suara klakson motor dari arah belakang. Ia yang hendak mengeluarkan sepeda dari area parkir lantas menoleh ke sumber suara dimana di sana seorang Laskar tengah duduk di atas motor besarnya sembari menatap ke arah Adel.

"Apa liat-liat?!" Tanya Adel dengan ketus.

"Pulang bareng gua!" Titah Laskar.

Adel menaikkan satu alisnya sembari memandang bingung pada Laskar. Ia mulai yakin bahwa cerita tentang Laskar yang dingin itu hanya cerita hoax biasa.

"Kakak engga liat kalo aku bawa sepeda?" Tanya Adel sambil menepuk jok sepedanya dan dijawab anggukan kepala singkat oleh Laskar.

"Lagian aku nggak mau dibonceng sama kak Laskar."

Laskar sontak mengerutkan dahinya bingung, di saat gadis lain berlomba-lomba ingin dibonceng dengannya, kenapa Adel justru menolak ajakan langka dari Laskar?

"Lo nggak suka motor gede? Perlu gua minjem motor si Cecep biar bisa bareng lo?" 

"Apaan si? Aku bisa pulang sendiri, pulang sama Kak Laskar bisa mengundang syahwat soalnya Kak Laskar ganteng," ujar Adel.

"Besok gua jemput!"

"Nggak usah!"

"Pulang bareng gua!"

"Nggak mau!"

Laskar terdiam, ia tengah menetralkan emosinya. Ia tidak terbiasa dibuat geram oleh seorang wanita, jangan sampai ia lepas kendali yang dapat membuat Adel semakin menolaknya.

"Gimana caranya supaya gua bisa balik ama lo?"

Adel memutar otaknya sejenak, ia tak habis pikir dengan pola pikir Laskar. Kenapa ia harus dipertemukan dengan pria yang keras kepala seperti Laskar, bukan seperti sosok pangeran seperti Razka?

Tapi bagaimanapun juga ia telah melakukan kesalahan pada Kakak kelasnya itu karena tak sengaja mengotori seragam Laskar.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di kepala Adel. Ia pun berlari menuju pos sekolah dan kembali ke parkiran sambil membawa tali yang biasa digunakan untuk latihan Pramuka.

"Nih."

Laskar mengerutkan dahinya bingung. Ia menerima tali yang diberikan Adel dengan ragu. "Buat apaan?"

"Bagian ini iket di belakang motor Kak Laskar, bagian ini aku iket di bagian depan sepeda aku, jadi kita bisa pulang bareng tanpa harus boncengan, gimana?"

Laskar tak habis pikir dengan ide yang diutarakan oleh Adel barusan. Namun, tetap ia lakukan. Laskar pun turun dari motornya untuk mengikat bagian belakang motornya menggunakan tali yang Adel berikan dan begitu pula dengan Adel.

"Serius begini?"

"Hehehe, aku gak ada ide lain. Udah ah, ayo pulang bentar lagi ashar."

Laskar dan Adel pun mulai menjalankan kendaraan mereka masing-masing. Beberapa siswa yang melihatnya pun hanya dapat menahan tawanya karena tak mau memancing masalah dengan Laskar.

Laskar membawa motornya dengan kelajuan normal, padahal biasanya ia akan membawa motor seperti akan menjemput ajal. Di belakang Adel tampak senang karena ia tak perlu begitu lelah untuk mengayuh sepeda karena bantuan Laskar.

Laskar tersenyum kecil sambil memandangi Adel lewat kaca spionnya. Ia yang tidak menggunakan helm dapat merasakan jelas angin yang berhembus.

"Kak Laskar jangan pelan banget, nanti sepeda Adel nabrak motor Kakak!" Titahnya pada Laskar.

LASKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang