6| Calon Istri

246 47 10
                                    

Long time no see ^^
Akhirnya bisa update lagi.
Hari ini double update ^^
Enjoy and happy reading! 💞



Setelah mengalami hal yang tidak terlalu menyenangkan, aku memutuskan untuk pulang setelah menyerahkan berkas musik milik Chanyeol. Perasaan bersalah itu membuat separuh isi otakku terasa kosong, dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Ketika di satu sisi aku sudah ikhlas menerima semua hal ini, sebuah peluang yang bisa membuatku bebas hilang sudah ketika Chanyeol ternyata menerima perjodohan ini. Ketika di rumah, kedua orang tuaku sangat senang saat tahu, baik aku dan Chanyeol sama-sama setuju pernikahan ini dilakukan. Maka tak butuh waktu lama, jadwal pernikahan kami pun ditentukan minggu depan.

Sebenarnya aku ingin protes pada semesta yang membuat keadaan menjadi rumit. Aku masih belum bisa melupakan rasa bersalah pada Han Jiwon. Wanita itu pasti merasa sakit hati sekali dengan apa yang terjadi.

Aku menceritakan hal ini pada Jungkook, dan pria itu juga sama kesalnya denganku.

"Ada apa dengan Chanyeol, eoh?!" serunya kesal sambil meletakkan sumpit di atas meja dengan sedikit sentakan. Sepertinya selera makannya hilang karena aku bercerita seperti itu padanya. "Dia bisa menolak perjodohan dengan bilang pada ayahnya kalau dia punya kekasih!"

"Kau bisa bayangkan betapa kesalnya aku pada sikap Chanyeol! Jika dia mau membuka hatinya sejak lama, tentu hal ini tak akan terjadi!" balasku. "Dia bisa menikah dengan gadis itu!"

Jungkook menghela napasnya kasar, menatapku dengan iba. "Kau yang sabar, ya."

Aku merebahkan kepalaku di atas meja. Sungguh, aku benar-benar putus asa sekarang karena keadaan ini.

"Sohyun!"

Aku mengangkat kembali kepalaku dan melihat Soodam mendatangi kami. Gadis itu tersenyum manis dan entah kenapa membuat perasaanku menjadi lebih baik. Dia itu imut sekali. Aku heran kenapa Jungkook bilang tidak tertarik padanya (padahal banyak pria yang bilang suka pada Soodam). Gadis itu baru masuk sekolah lagi hari ini karena dua hari kemarin dia mengunjungi neneknya yang sakit di Busan.

"Apa yang sedang kalian bicarakan? Sepertinya seru sekali," ujarnya lalu duduk di sebelahku.

"Bukan urusanmu," balas Jungkook dengan wajah datar, lalu meraih sumpitnya lagi. Soodam menatap pria Jeon itu dengan kesal. "Aku juga tidak mau bicara denganmu. Aku bertanya pada Sohyun!"

Aku tersenyum tipis. "Hanya perbincangan biasa."

"Benarkah? Apakah soal Park Chanyeol?"

Jungkook tersedak makanannya seketika, sementara aku membelalakan mataku. Soodam menatap kami satu-satu dengan wajah bingungnya, lalu tertegun kemudian. "Apakah benar?!"

"K-kau—uhuk!" seru Jungkook masih berusaha meredakan batuknya. Cepat-cepat aku memberinya minum. Setelah ia menegak minumnya, ia kembali bicara. "Kau kenal Chanyeol?!"

Soodam mengangguk. "Aku dan Sohyun bertemu dengannya saat acara temu sapa. Sohyun dan Chanyeol sempat terlihat bertengkar waktu itu."

Jungkook menatapku dengan mata besarnya, seperti memberikan kode bahaya padaku. Tapi yang kulakukan adalah menghela napas pelan.

"Ya. Aku membicarakan soal Chanyeol," jawabku. "Tapi bukan masalah penting."

Soodam mengangguk pelan. "Sepertinya hubungan kalian tidak terlalu baik, ya?"

"Begitulah," ujarku lagi lalu menyandarkan tubuhku di kursi.

"Dasar tukang cari muka."

Aku menoleh ke arah sumber suara. Di sisi kami, segerombol gadis yang duduk terlihat sedang melirikku sambil tersenyum sinis. Aku bukanlah orang bodoh dan penyabar. Jadi yang kulakukan adalah berdiri dari kursiku lalu menghampiri mereka.

Eternal Moment ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang