Aku butuh waktu cukup lama buat nulis lagi, tapi syukurlah akhirnya bisa update lagi.
Ada banyak hal yang bikin aku lama update, ya real life yg penuh masalah buat aku down belakangan ini. Meskipun belum sepenuhnya baik, aku nggak apa-apa sekarang.Maaf... Dan Terima kasih karena sudah menunggu ❤️
Tidak terasa waktu menuju ujian nasional tinggal tiga hari lagi. Sepulang dari rumah sakit, aku harus siap untuk belajar lebih keras lagi, karena selama di rumah sakit tiga hari, Paman Chanyeol benar-benar melarangku untuk belajar. Ia menjagaku selama hampir dua puluh empat jam, sama sekali tidak pernah meninggalkanku kecuali beli makan dan ke kamar mandi. Ia bahkan melakukan pekerjaannya di rumah sakit saat menjagaku.
"Kau masih harus banyak istirahat, Sohyun. Luka di kakimu itu belum sembuh sepenuhnya," kata Paman Chanyeol. Ia membuka pintu kamarku dan mendapati aku yang mulai membuka buku pelajaranku di meja belajar. Pria itu datang membawa secangkir teh hangat dan makanan kesukaanku yang kuinginkan dari kemarin; pangsit kukus.
Aku tersenyum memandang wajahnya yang terlihat datar, namun khawatir itu. Sejak ia mengungkapkan perasaannya padaku di rumah sakit—dia menyayangiku—sikapnya jadi lebih protektif dan lembut padaku. Paman Chanyeol jadi sosok yang sangat berbeda sekarang dan aku senang melihatnya.
"Aku harus belajar, Paman. Ujian nasional tinggal tiga hari lagi dan aku belum belajar sama sekali. Lagi pula yang masih sakit itu kakiku, bukan kepala atau tanganku. Aku juga sudah merasa lebih baik sekarang," jawabku. Paman Chanyeol meletakkan camilan malam hari di atas meja belajarku, lalu menarik kursi untuk duduk di sebelahku seraya menghela napas.
"Yah, baiklah jika itu maumu. Kau belajar apa?"
Aku menunjukkan buku Bahasa Inggris ke arahnya. "Aku lemah di pelajaran ini."
"Kau mau aku bantu? Kebetulan aku jago pelajaran ini," ujar Paman Chanyeol seraya tersenyum. Aku membelalakan mata kagum mendengarnya. "Benarkah?!"
"Tentu saja. Skor TOEFL-ku enam ratus lebih." Ah, aku iri sekali mendengarnya.
"Hm, sepertinya aku akan belajar sendiri dulu. Jika tidak mengerti, aku akan tanya padamu," balasku lalu kembali fokus pada halaman soal di buku itu.
"Kenapa tidak mau belajar bersamaku?" tanyanya, membuat dadaku berdebar. Bagaimana bisa aku belajar jika Paman Chanyeol ada di sebelahku?! Terlebih lagi posisi duduknya benar-benar di sebelahku, dan sedari tadi ia selalu mendekat ke arahku. Bisa-bisa konsentrasi belajarku hilang seketika dan aku tidak mau mengambil resiko itu!
"Aku ingin belajar sendiri, Paman. Aku tidak mau bergantung pada orang lain," jawabku.
"Baiklah kalau begitu." Paman Chanyeol kemudian beranjak dari duduknya seraya mengelus kepalaku. "Kalau begitu selamat belajar. Habiskan camilannya, dan jangan tidur terlalu malam. Kau masih dalam masa penyembuhan. Mengerti?"
"Siap!" balasku semangat sambil tersenyum. Paman Chanyeol tersenyum tipis lalu keluar dari kamarku kemudian. Tidak ada interaksi yang terjadi di antara kami setelahnya. Kurasa Paman Chanyeol kembali ke ruangannya, entah membuat lagu ataut tidur. Sedangkan aku larut dalam soal-soal pelajaran sekolah. Meskipun terkadang rasanya jenuh, aku berusaha untuk tidak cepat menyerah malam ini. Terima kasih untuk camilan malamnya, karena berkat itu, aku bisa menghabiskan waktu empat jam untuk belajar.
Pagi-pagi sekali, Paman Chanyeol sudah mengetuk pintu kamarku dan masuk untuk membangunkanku. Ini masih jam setengah enam pagi tapi Paman Chanyeol sudah sibuk membantuku untuk bersiap-siap pergi sekolah. Aku sempat canggung ketika ia mencoba membantuku mencarikan pakaian di lemari, tapi sepertinya Paman Chanyeol terlihat biasa saja. Apalagi saat ia tidak sengaja melihat pakaian dalamku. Ia hanya diam tanpa bicara, lalu melengos pergi keluar ketika selesai membantuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Moment ✓
RomanceKupikir takdir mempermainkanku ketika aku harus bertemu dengan pria dingin yang menyeramkan itu, seolah tali takdir itu enggan terputus meskipun aku sudah berusaha mengakhirinya. Di balik itu semua, tersimpan sebuah rahasia yang membentuk sosoknya...