Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional. Akhirnya, aku tidak perlu lagi susah payah belajar keras setiap malamnya. Yah, meskipun aku harus bersiap untuk ujian perguruan tinggi, setidaknya hari ini aku bisa bersantai sedikit. Seperti hari-hari sebelumnya, Paman Chanyeol mulai terlihat berubah lebih baik. Tuan Park cukup terkejut dengan perubahan Chanyeol ketika ia mengunjungi kami dua hari lalu. Ia bilang padaku, bahwa putranya kini sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Bisa dibilang, sudah kembali seperti Park Chanyeol yang dulu. Psikiater yang merawat Paman Chanyeol juga bilang kalau pria itu bisa sembuh total dalam waktu dekat karena keadaannya semakin membaik. Soal kakiku, kini sudah tidak terasa sakit lagi, dan aku tidak perlu lagi berjalan menggunakan alat bantu.
"Setelah ujian, kau mau datang ke kantorku?" tanya Paman Chanyeol ketika kami sudah hampir dekat dengan sekolahku.
"Apakah boleh? Memangnya ada apa?" tanyaku.
"Ada acara kecil-kecilan di kantorku, dan aku ingin kau ikut."
Aku terdiam sejenak memikirkan ajakan itu. Netraku kemudian mengarah kepada Jungkook dan Soodam yang sedang berjalan bersama memasuki sekolah.
"Apa aku boleh mengajak Jungkook dan Soodam?" tanyaku. Paman Chanyeol sepertinya sedikit keberatan. Wajahnya menunjukkan hal itu. Tapi sedetik kemudian, ia tersenyum dan mengangguk.
"Boleh. Ajaklah teman-temanmu juga," jawab Paman Chanyeol yang membuatku tersenyum senang. Aku pun pamit dengan Paman Chanyeol dan berjanji akan langsung ke tempat kerjanya nanti seusai aku ujian nasional. Aku segera berlari menyusul kedua sahabatku, dan mengagetkan mereka dengan memeluk leher mereka menggunakan kedua tanganku.
"Astaga, Sohyun!" seru Soodam. "Kau mengagetkan! Apa kabarmu, eoh?!"
"Wah, karena tidak melihatku selama seminggu, kau jadi merindukanku, hah?" godaku padanya. Ya, kami jadi jarang bertemu selama ujian ini karena ruang ujian yang berbeda. Sementara aku dan Jungkook berada dalam satu ruangan yang sama.
"Bagaimana kakimu? Sudah sembuh?" tanya Jungkook seraya melirik kakiku. Aku berlari di tempat untuk membuktikannya dan hal itu membuat Jungkook tersenyum.
"Oh ya, setelah selesai ujian, kalian mau ikut bersamaku pergi ke tempat kerja Chanyeol? Kebetulan, ada acara di sana, dan ia memperbolehkanku mengajak kalian! Hitung-hitung sebagai perayaan setelah ujian nasional. Bagaimana?" ajakku.
"Wah, benarkah kami boleh ikut?" tanya Soodam, wajahnya terlihat sangat ceria. "Kali ini aku harus membawa poster foto Chanyeol untuk minta tanda tangannya langsung. Jangan marah, ya!"
Aku terkekeh kecil bersama Jungkook. Soodam masih tetap mengidolakan Paman Chanyeol, dan aku tidak masalah dengan hal itu. Hariku berjalan dengan baik. Dua mata pelajaran terakhir hari ini bisa terjawab dengan baik. Ketika bel sekolah terakhir berbunyi, sorak sorai lega dan senang terdengar di semua bagian sekolah. Aku menghela napas lega, menoleh ke arah Jungkook untuk memberi kode pergi setelah ini, yang tentu dibalasnya dengan mengangkat kedua alis matanya.
Aku, Jungkook, dan Soodam kemudian pergi ke gedung agensi BigS setelah mengganti pakaian kami. Tidak butuh waktu lama, kami akhirnya sampai di sana. Suasana kantornya sangat ramai, dan aku melihat orang-orang mengantri untuk masuk ke sana. Kutebak, itu para fans dari artis-artis yang bernaung di agensi ini.
Sebuah plakat besar terpampang di depan gedung dengan tulisan; PEMBUKAAN MUSEUM MUSIK BigS. Melihatnya membuat mataku melebar karena penasaran dengan acara ini. Museum musik? Sepertinya akan menarik!
"Sohyun!"
Aku menoleh ketika mendengar namaku dipanggil. Kulihat Paman Chanyeol dari kejauhan melambaikan tangannya padaku. Aku tersenyum dan segera menghampiri Paman Chanyeol, didampingi seorang penjaga yang ada di sana. Kami berjalan cepat, berharap tidak ada fans yang melihat kami memasuki gedung ini tanpa harus mengantri karena mengenal orang dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Moment ✓
RomanceKupikir takdir mempermainkanku ketika aku harus bertemu dengan pria dingin yang menyeramkan itu, seolah tali takdir itu enggan terputus meskipun aku sudah berusaha mengakhirinya. Di balik itu semua, tersimpan sebuah rahasia yang membentuk sosoknya...
