Update lagi akhirnya 😅
Happy reading!
Aku menyayangi pria pendiam itu.
Aku tahu itu aneh, tapi entah sejak kapan aku mulai merasakannya. Apakah mungkin ketika ia menghabiskan pancake dan makan malam yang pernah kubuat? Apakah karena aku menyukai momen itu ketika bersamanya?
Entahlah, aku juga tak tahu. Tapi sepertinya baru semalam aku menyadari hal itu. Ketika pria itu menangis dalam pelukanku, memintaku jangan meninggalkannya lagi, melihatnya dalam keadaan paling buruk, membuatku ingin melindunginya. Aku membawa Paman Chanyeol ke kamarku untuk tidur setelah lelah menangis, dan ia terlelap begitu cepat. Dan semalaman, aku tidak bisa tidur karena menjaga pria itu. Aku takut ia tiba-tiba terbangun dan membutuhkan sesuatu.
Pagi ini, aku memutuskan untuk membuatkan sarapan untuk Paman Chanyeol sebelum pergi ke sekolah. Tidak butuh waktu banyak, roti panggang dan secangkir teh hangat tersaji di atas meja dalam waktu sepuluh menit. Kulirik jam, sudah waktunya untuk sarapan. Aku pun melangkah ke kamar dan membangunkan Paman Chanyeol. Pria itu bangun masih dalam keadaan mengantuk. Tanpa kata-kata, ia mengikutiku ketika aku mengatakan akan sarapan lalu pergi ke sekolah.
Di meja makan, kami saling terdiam, sepertinya masih larut dalam pikiran masing-masing soal kejadian semalam.
"Hari ini Paman di rumah saja?" tanyaku memulai percakapan, mencoba tersenyum agar pria itu merasa lebih baik. Ia menatapku perlahan lalu mengangguk kecil. Aku ikut mengangguk menanggapinya lalu memberikan roti isi selai yang baru saja kubuat padanya.
"Paman jangan menyakiti diri lagi, ya. Berjanjilah padaku agar aku merasa tenang pergi ke sekolah," ujarku lembut.
"... Kapan kau pulang?"
Aku tertegun ketika mendengar pertanyaan itu darinya. Suara beratnya terdengar pelan dan ragu-ragu. Tapi tentu saja aku senang mendengarnya!
"Secepatnya!" jawabku girang. "Secepatnya, setelah aku pulang kelas tambahan, aku akan langsung pulang. Paman mau menitip sesuatu?"
Paman Chanyeol menggeleng pelan sebagai jawaban. Aku tersenyum lagi. Setelah menghabiskan sarapanku. Aku mulai bersiap-siap pergi ke sekolah. Aku berjalan ke arah pintu setelah mengambil tas dan mulai mengenakan sepatuku. Ketika aku berbalik ingin pamit pada Paman Chanyeol, pria itu ternyata sudah ada di belakangku. Kukira dia masih duduk dan sarapan di sana. Ia berdiri menatapku dengan tatapan yang tidak bisa kuartikan.
"Aku pergi dulu, ya, Paman," ujarku. Pelan tapi pasti, aku melihat Paman Chanyeol mengangguk.
"... Hati-hati, ya ...," ujarnya kemudian dengan suara lirih yang masih bisa kudengar. Kalimatnya singkat, namun entah mengapa berhasil membuat hatiku menghangat.
***
Semua mata tertuju padaku saat aku tiba di sekolah. Apalagi jika bukan karena masalah kemarin. Kulangkahkan kakiku seperti biasa berjalan ke dalam gedung, mengabaikan tatapan mereka serta bisik-bisik berisi pembicaraan tentangku. Aku tidak mau peduli soal itu karena aku yakin Han Yura dan teman-temannya pasti akan mencari segala cara untuk bisa menjatuhkanku. Aku juga tidak mau membuang tenagaku hanya untuk menjaga nama baikku.
Hal yang kulakukan pertama kali saat sampai di dalam kelas adalah minta maaf pada Soodam. Aku sadar tindakanku kemarin sangat kekanakan, tapi sungguh aku tidak bisa mengatasinya kemarin. Gadis itu sempat terdiam beberapa saat ketika aku minta maaf padanya. Sementara Jungkook, pria itu dengan setia berdiri di sebelahku, mendengarkan ungkapan maafku pada Soodam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Moment ✓
Любовные романыKupikir takdir mempermainkanku ketika aku harus bertemu dengan pria dingin yang menyeramkan itu, seolah tali takdir itu enggan terputus meskipun aku sudah berusaha mengakhirinya. Di balik itu semua, tersimpan sebuah rahasia yang membentuk sosoknya...