Tidak terasa sudah satu bulan terlewati, dengan kemampuan Kevin melobi teman-temannya, Abin, Yoyon, dan Dirga akhirnya berpindah ke kosan, bukan karena dipaksa. Abin dan Yoyon sekamar di kamar 3, Dirga sekamar dengan Kevin di kamar 1.
Kebetulan pada hari Sabtu ini semuanya berada di kosan, juga Jundit dan Remo yang semakin hari semakin sibuk dengan kerjaan. "Hyung!" "Lu manggil siapa?" Tanya Jeje. "Jundit hyung maksudnya," Jawab Kevin. "Manggil gue? Bentar, lagi utak-atik komputer nih," Kepala Jundit nongol dibalik pintu kamarnya. "Oalah pantes betah beut di kamar," Kata Abin. "Gak juga, encok gue lama-lama. Ini komputer rewel mulu masa," Sahut Jundit lalu keluar kamar. "Remo hyung mana?" "Ada, lagi revisi apalah itu kerjaan bagiannya dia. Pagi siang sore malem, kerja mulu," Jawab Jundit. Yang lain hanya ber-oh-ria.
"Dit!"
"Paan hyung?"
"Bantuin gue bikin sarapan gih," Kata Jeje sambil memegang spatula. Jundit beranjak menuju dapur dan melihat betapa berantakan pemandangan dapur. "Hyung, sebenarnya mau bikin apa sih?" "Bikin ini loh, bikin nasi goreng!" Jawab Jeje. "Hyung, ini tepung bumbu nasi gorengnya jatuh berapa kali coba? Sampai berantakan gini counternya," Tanya Jundit, "Dua kali, hehe. Maksudnya mau bikin dua porsi yang gede sekaligus, eh malah ada yang tumpah tepung bumbunya," jawab Jeje, nyengir seperti orang tanpa dosa. Jundit menghela napas lalu mengambil alih kerjaan dapur Jeje. Dengan kecekatan yang luar biasa, Jundit membersihkan dapur tidak sampai 10 menit kelar. Lalu, dia mengambil telur, dipecahkan, dibersihkan kotorannya, dikocok hingga putihnya dan kuningnya menyatu. "Wih, Jundit. Gue baru tau lu pinter ngocok telur," "Gue dulu waktu sebelum ngekost suka bantuin nyokap masak, sampai sekarang ilmunya gue pake terus sampai sekarang gue ngekost disini," jawab Jundit.
Jeje dengan mulut terbuka tidak percaya, setelah 15 menit Jundit berkutik di dapur membuat nasi goreng, hasilnya sangat memuaskan. "Gue... g-gue serius lho!!Lu kok bisa bikin se ✨e s t e t i k✨ ini?!" Tanya Jeje terheran-heran. Jundit hanya terkekeh dan menjawab, "Ini semua hanya berdasarkan melihat,belajar, dan mencoba." Lalu Jundit memanggil anak-anak kosan untuk sarapan.
Tek tek tek!
"Oy! Nak anak kosan, sarapan dulu yok! Mumpung nih gue masak ini," Panggil Jundit sambil mengetuk wajannya dengan spatula. Semua orang di dalam kosan menghentikan aktivitasnya dan berkumpul di meja makan. Jeje yang bagian absen, tidak menemukan batang hidung Remo. "REMO PATIH DININGRAT!! KELUAR GAK DARI KAMAR?! KERJA MULU," Panggil Jeje. "Iya, iya. Ini gue bentar lagi keluar." Tidak lama kemudian Remo keluar kamar dengan mata panda nya, "Hyung, kospley jadi hantu?" Tanya Kevin.
Plakk!!
"ADOHH!! JUNDIT HYUUNGG!! BISA GAK SIH GAK NABOK?! NGAGETIN TAU," Jerit Kevin, lalu cemberut. Yang lain tertawa ngakak dengan kelakuan Kevin yang heboh itu. Jundit sebenarnya tidak menabok dengan keras, tapi sepertinya menjadi trauma buat Kevin.
(A/N: stuck in trauma, my trauma ye ye~)
💎💎💎
Kosan diwarnai dengan canda dan tawa. Banyak kelakuan-kelakuan heboh yang terjadi. Abin dan Yoyon di kamar mereka, sedang bertengkar mengenai hal yang tidak seharusnya diperdebatkan—bertengkar tentang kloset kosan yang kotor. Entah emang Yoyon yang masuk terakhir dan lupa bersihin atau emang ada yang lain setelah Yoyon yang masuk dan buang air disitu, tetap saja Abin menyalahkan Yoyon telah mengotori kosan. "Yon, lu tuh ya! Gak di rumah, gak di kosan boker kenapa gak pernah bersih sih?!" Tanya Abin, marah pada Yoyon. "Apaan sih nyalahin gue, orang gue sekarang dah gak gitu kok! Gue dah siram tadi abis boker!" Seru Yoyon membela dirinya dan pertengkaran pun tidak selesai. Kita berpindah ke Remo dan Jundit di kamar mereka. Remo dan Jundit sedang membahas kerjaan, dan ujung-ujungnya Jundit tertidur—dengan mata terbuka yang spontan membuat Remo berteriak heboh, lalu keluar kamar histeris cem orang kesurupan di ruang tamu.
Tok tok tok
Remo menyadari ada yang mengetuk pintu depan. Dia beranjak dari ruang tamu menuju pintu, lalu membukanya. Ada dua orang berada di depan pintu. Yang satu bergaya rambut mullet, dan yang satu memiliki gaya rambut mirip dengan Remo. "Permisi, apakah pemilik rumahnya ada?" Tanya si rambut mullet. "Iya, dengan saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?" Jawab Remo. "Apakah kosan ini masih ada tempat? Kebetulan kami ingin tinggal di kosan ini," Kata temannya si mullet. Jundit yang tidak sengaja mendengar percakapan Remo, langsung menyusul. "Halo, selamat siang! Kenapa tidak masuk dulu? Panas terik gini," Sapa Jundit dengan ramah. Dua orang itu dan Remo menyetujui, lalu masuk dan duduk di ruang tamu. "Oke, silahkan perkenalkan diri kalian," Kata Jundit.
Si rambut mullet memulai duluan, "Perkenalkan nama saya Jeonathan Minxyuhao, biasa dipanggil Jeonathan atau Hao." "Perkenalkan nama saya Hanan," Kata yang satunya. "Oke, kita panggil Hao sama Hanan ya. Sebelum itu, disini ngomong gue-lu itu gapapa. Dan buat penentuan kamarnya dengan sistem undian—," Remo mengambil toples berisi kertas undian, lalu menyodorkan kepada Hao dan Hanan, "Ambil satu kertas disini buat menentukan kamar kalian." Hanan mengambil kertas di dalam toples, lalu disusul oleh Hao.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Jubel [COMPLETE]
FanfictionThis book was written with love and care for all the members of Tujuh Belas and a special thank you for being my home in this virtual world. Buku ini ditulis dengan penuh kasih sayang untuk semua member Tujuh Belas serta banyak terima kasih telah m...