Dua Puluh Satu : Debate Night

27 5 1
                                    

(A/N: ini ceritanya debat gak sampe bener-bener debat)

Hari semakin sore, para anak-anak kosan tujuh belas kembali masuk ke dalam kosan. Dari acara camping siang-siang di halaman belakang kosan yang menyenangkan, kini mereka sedang bersantai di ruang tamu sambil nyemil. "Hyung!" Panggil Zean, "Kenapa, de?" "Aku dapet PR tentang debat, hyung... Belum sempet aku kerjain..." Lirih Zean sambil menatap kakinya kosong. "Perlu coba praktek?" Tanya Kwanie. Mata Zean langsung terbinar lalu mengangguk dengan semangat, "Ayo Kwan! Kita coba praktek! Kalo dijelasin secara teori Zean gak nangkep!" "Guys, yuk bantu Zean ngerjain PR," Ajak Kwanie ke anak kosan yang lain.

Ting~

Ponsel Jundit berdering, "Dit, telepon tuh!" Sahut Yoyon. Jundit mengambil ponselnya lalu mengangkatnya. "Halo?" "Halo? Sayang? Dikosan?" Tanya Michelle dibalik telepon. "Iya, mau ngajarin Zean debat, sekalian party kecil-kecilan tadi," Jawab Jundit. "Ohh jangan lupa pulang, Mas. Kalau dah selesai nanti telepon aku ya, nanti aku jemput, ok?" Ajak Michelle untuk suaminya pulang. "Iya, sayang. Nanti mas telepon kamu, bye. Love you," "Love you too~"

Pip.

"Cieee dicariin istrinyaa~" Rayu Dirga dan Kevin. "Udah udah, kita ke ruang yang kemaren gue presentasi denah rumah. Yuk, capcus ke atas!" Perintah Jundit kepada anak-anak kosan yang lain. Mereka semua naik ke lantai atas dan berkumpul di fun room. Disitu sudah tersedia dua meja panjang dan kursi, sepertinya Dean yang menyiapkan semua karena mau PR nya cepat selesai. "Yuk kita bagi kelompok!" Sahut Hanan dan Remo. "Cieee barengaaann~" Goda anak-anak kosan yang lain. "Hyung, keknya babeh Remo agak-agak modus gitu ya sama Hanan hyung," bisik Kwanie kepada Michael, "Sepertinya begitu ya kwan."

"Ish, udah ayoo bagi kelompok!! Abin lu ikut gue!!" Sahut Hanan lalu menarik Abin ke sebelahnya, "Jundit ikut gue! Vernon ikut gue juga! Terus... ini Dirga Kevin gabisa disatuin, harus pisah, Dirga ikut gue! Jeje! Mana si Jeje," "Sini, nan." "Ikut gue!" Hanan dengan cepat langsung memilih anggota debatnya.

💎💎💎

"Selamat datang di debat Jubel! Saya host kalian, Kevin Reagan. Pada hari ini saya kedatangan 13 pria jelek, eh tampan maksud saya dalam acara hari ini." Sambut Kevin yang ntah darimana dia sudah ganti pakaian pakai setelan jas. Remo dan Hanan seperti sepasang kekasih mereka sama-sama menatap Kevin dengan sinis. "Cie cieee natap pinah gitu amat sih beh, mak?" Goda Abin. "Astaga bin, nama gua cakep gini lu panggil pinah," Kevin mencoba untuk terus bersabar karena semenjak dia jadian dengan Dirga, dia jadi bahan godaan terus—bukan, Abin dan Yoyon sudah sering memanggilnya dengan sebutan Vina karena waktu itu Jundit sedang gambar perempuan ngasal di sketchbook pribadinya, dan ternyata mirip sekali dengan Kevin, cuma rambutnya lebih panjang. Kata Jundit sih gapapa dipanggil Vina biar orang pada heran.

(A/N : long story short, si Jundit ini aslinya cuma bisa gambar cewe doang, tpi ketika dia bertemu dengan aplikasi gambar di tabletnya dia hanya bisa gambar cowo)

Kevin pada akhirnya melanjutkan ocehannya di depan semua nak kosan perihal tata cara debat yang baik. Zean memperhatikan baik-baik penjelasan Kevin sebelum praktek, saking fokusnya Zean menghalangi Vernon yang juga memperhatikan Kevin. Untung Vernon anaknya sabar, gak kek Remo, Jundit, dan Hao. Mereka cocok sih kalau disuruh debat, soalnya mereka kalau ngomong pedes kek bon cabe level 100, tajam, tegas, dan menuntut. "Okay, kita hanya akan debat dengan satu tema, kebetulan Jundit hyung udah dicariin istrinya ternyata uhuyy~" Kata Kevin malu-malu, "Sini, vin. Gua sunat ulang pake gunting rumput karatan." Sanggah Jundit dengan senyuman yang semua orang tidak mengerti arti senyuman itu, apakah itu senyum psikopat, senyum mematikan, atau senyum kecewa ketika mengucapkan kalimat itu.

"Aduh duh duhh, hyunggg ntar gimana gue kalo nikah ama Dirga ntar berhubungan pake apaaa," rengek Kevin. "Lu tuh cocok jadi uke, tapi lu ngapa yang nembak si Dirga dah ahahaha," Tawa Jundit membawa yang lain juga ikut tertawa, Kevin asik cemberut. "Dir, pacar kamu keknya harus dipotong abis itu burung kebanggaannya. Cocok jadi uke lu tau," Jundit berkata demikian. "Iya dah, au ah itu kasian Kevin sama Zean tuh. Kasian kagak mulai ini debat yang ada kita yg debat sendiri," kata Dirga. Jundit akhirnya nyerah aja sama pasangan itu dan lebih banyak diam mulai saat itu.

(A/N: Kangen gua gaaa? hayoo ngaku kangen ama gua ahahaha)

Kosan Jubel [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang