Dua : Jadi?

127 12 1
                                    

Hari yang sangat melelahkan untuk Jeje, Jundit, dan Kevin. Seharian bolak balik mengambil barang untuk pindahan. Dan untungnya ketika mereka selesai beres-beres, Remo pulang dari kantor dengan raut wajah yang cukup ceria. "Assalamu'alaikum, Alhamdulillah gue bisa pulang cepat hari ini," Kata Remo dengan lega. "Waalaikumsalam.. Akhirnya kau pulang cepat juga. Oiya, ada anak baru nih, kenalin ini Kevin," ucap Jeje.

Kevin dan Remo berjabat tangan, saling berkenalan. "Jadi, Kevin mau ngekost disini? Dan Jeje, lu mau bahas apa?" Tanya Remo. "Iya, hyung. Kevin mau ngekost disini," Jawab Kevin. "Remo, ini mau bahas soal kosan. Jadi tadi gue abis ngajak Kevin liat-liat kosan, terus menurut lu gimana nasib kosan ini? Tadi kata Kevin kosannya pindah ke tempat lain saja, kita bangun dari awal lagi." Ucap Jeje dengan hati-hati takut membuat Remo langsung shock dan terus kepikiran. Remo terdiam, dia berpikir bagaimana nasib kosan yang dia dirikan.

Memerlukan waktu yang lama untuk Remo menjawab pertanyaan Jeje barusan, "Iya juga sih. Kosan ini dah lama sepi karena lokasinya sudah kurang strategis. Fasilitasnya masih bagus, jadi gue sih setuju aja kalau kita pindahan. Jadi, mau kapan pindahannya?" "Gimana kalau Sabtu depan? Kan kalian pasti libur, weekend gitu, kebetulan juga ada rumah gue dulu dijual bisa dipake." Kata Kevin. "Wah, bagus tuh, vin. Tapi tempatnya bagus gak? Strategis gak? Terjangkau sama sekolah, kantor, dan lain-lain?"

"Tenang hyung haha, satu-satu Kevin jawabnya ya. Jadi tempatnya sih bagus, dua lantai, ya paling nanti tidur berdua atau bertiga gitu bisa. Kamarnya ada lima, space buat pasang fasilitas yang lain masih bisa. Lokasinya gak jauh juga sama kantoran gitu, enak pokoknya," Jelas Kevin. "Terus ngape lu pindah dodol?" Tanya Jundit. "Biasa hyung, ortu kalau ada kerjaan jauh dikit, pindah sksksk."

Setelah berdiskusi mengenai tempat kosan baru, tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12 malam. Tanda-tanda sudah mengantuk sudah terlihat di wajah Jundit. "Guys, gue tidur duluan ya. Kalau ada apa-apa dobrak aja pintu kamar gue," kata Jundit sambil menahan rasa kantuknya. "Yaudah, tidur gih. Kasihan Jundit tidur kemalaman, Jeje juga nih. Tidur kalian semua, gue masih ada kerjaan," Kata Remo menyuruh teman sekosannya untuk beristirahat. "Nah kan, Remo gila kerja banget. Tengah malem gini berkutik dengan laptop," Kata Jeje sebelum masuk kamarnya.

Semuanya telah masuk ke kamar masing-masing dan tidur tetapi lain dengan Remo, yang masih ada kerjaan yang dia bawa pulang dari kantornya. Eits, jangan kira cuma Remo doang yang melek tengah malam. Ternyata Kevin belum tidur, menatap langit-langit kamarnya.

Kevin POV

Bagaimanapun caranya, aku harus bisa bikin Remo hyung dan yang lain pindah, tentu tidak enak kalau nanti pas pindahan orangnya segini aja. Aku mengambil ponselku dan mengetik sesuatu.

hey, besok bisa ketemuan kah?
penting sih

Setelah menekan tombol kirim, aku kembali meletakkan ponselku di atas nakas dan tidur. Mulai memasuki alam mimpi.

💎💎💎

Hari esoknya telah menunjukkan jam 8 pagi. Kosan langsung sepi. Remo berangkat kantor jam 7 tadi, Jundit berangkat mengurus penikahannya, Jeje ada pelayanan di tempat yang jauh, dan Kevin—dia ke tempat tadi malam dia minta ketemuan dengan seseorang. Karena Kevin pergi cuma sebentar, kunci kosan dititipkan ke dia. Kevin mengendarai motornya menuju tempat yang dia tuju. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan. Kevin turun dari motor dan masuk kedalam. "Kevin! Disini!" Sahut seseorang sambil melambaikan tangannya pada Kevin, "Hyung!" Jawab Kevin, lalu menghampiri orang itu. "Jadi, apa yang ingin kau bahas?"

Di lain tempat, Jundit berada di tempat Wedding Organizer bersama tunangannya bernama, Michelle. "Mas, bengong aja. Mikirin apa sih?" Tanya Michelle, "Maaf, yaampun mas melamun ya? Yaampun maaf dek, mas lagi kepikiran kosan mas," Jawab Jundit sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yaudah, tidak apa. Oiya, maunya theme pernikahannya gimana?" "Yang sederhana aja dek, itu tuh kek warna seventeen tuh, rose quartz and serenity. Terkesan milenial juga hehe," Tunjuk Jundit ke gambar yang ada di buku punya mbak WO nya. Setelah beberapa jam dalam memilih baju pengantin, tema pernikahan, dan lain-lain, akhirnya selesai juga pertemuan Jundit dengan Wedding Organizer.

Kosan Jubel [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang