Tiga : Teman-teman Kevin

83 8 1
                                    

Kevin POV
Aku turun dari motor lalu masuk kedalam tempat yang dituju. "Kevin! Disini!" Sahut seseorang sambil melambaikan tangannya padaku, "Hyung!" Jawabku, lalu menghampiri orang itu. "Jadi, apa yang ingin kau bahas? Cepat, lu itu meresahkan. Bahas A malah bahas B," cibir orang itu. "Abin hyuuungg~ gue seriuuusss~ beneran deh, kali ini gue gak meresahkan," rengekku kepada Abin hyung.

Perkenalkan, dia Mahawira Abinaya, biasa dipanggil Abin. Walaupun dia lebih tua setahun daripadaku, aku tetap memanggilnya dengan sebutan hyung bukan langsung nama. "Oke, mau bahas apaan sih emang?" Tanya Abin hyung, "Ini, lu katanya pengen ngekos kan? Gue maksudnya mau ngajak lu sama Yoyon hyung ngekos di tempat gue ngekos sekarang. Bagus loh tempatnya," jelasku pada Abin hyung, "Oiya, ini kosannya mau pindahan ke rumah lama gue jadi mungkin lu bisa pindah kesana Sabtu depan," sambungku. Abin hyung tampak sedang berpikir dan agak membutuhkan waktu yang lama untuk Abin hyung menjawab.

"Boleh, nanti gue ama Yoyon promosiin sekalian di kampus," kata Abin hyung. Jadi, Abin hyung punya sodara bernama Adryon, biasa aku panggil Yoyon hyung. Mereka berdua kating di kampusku, dan mereka sedang mencari kosan yang dekat dengan kampus. Tentu aku tidak mau egois. Aku memikirkan Remo hyung yang bekerja di kantor seharian, Jeje hyung yang sering tugas pelayanan di gereja, dan sebentar lagi Jundit hyung akan menikah.

"Vina! Woy, Kevin! Bengong ae lu, mikirin naon?" Tanya Abin hyung sambil melambaikan tangannya di depan wajahku. Aku menggelengkan kepalaku, "Aniya, gue mikirin lokasi kosannya bakal ngerepotin mereka atau nggak." "Mereka? Siapa mereka? Yang dari dulu tinggal di kosan situ?" Aku mengangguk dan menjawab, "Iya hyung. Ini gue kasih liat foto mereka." Aku mengeluarkan ponselku dan memperlihatkan foto Remo hyung, Jeje hyung, dan Jundit hyung. Abin hyung agak terkejut ketika melihat fotonya.

"Yang ini kayak kenal di kampus, tapi lagi ambil cuti katanya," Tunjuk Abin hyung pada foto Jundit hyung, "L-lu kenal sama Jundit hyung?" "Hanya kenal sepintas aja, gak kenal bener-bener kenal deket juga." Jawab Abin hyung. "Jundit hyung katanya mau menikah, mungkin karena itu dia ambil cuti?" "Apa?! Dia menikah?!" Tiba-tiba muncul suara dari belakang, aku menoleh ke belakang dan melihat ada seorang yang ku kenal. "Hyung! Gue gatau lu bakal dateng juga," kataku. "Hehe, iya. Abisnya Abin kagak balik-balik ya gue susul aja," Kata orang itu. "Aish, Yoyon ngapain pake nyusul sih? Heran," kata Abin hyung yang sudah sewot. Iya, yang datang itu Yoyon hyung, sodaranya.

💎💎💎

Setelah 2 jam lamanya aku ngobrol dengan Abin hyung dan Yoyon hyung, akhirnya kami bertiga sepakat untuk pulang. Abin hyung dan Yoyon hyung kembali ke rumah mereka naik grebcar. Setelah sosok mereka sudah menjauh, aku menyalakan motorku dan jalan menuju kosan. Ketika aku sampai di kosan, sudah ada Jundit hyung yang menunggu di depan pintu pagar "Lho, hyung? Kok gak masuk?" Tanyaku. Jundit hyung menghela napasnya, "Lu masa gatau kenapa gue belom masuk, cek kantung celana kau," Jawab Jundit hyung dengan judes. Aku nurut-nurut aja, cek semua kantung yang ada di celanaku. Ternyata aku baru ingat bahwa aku yang bawa kunci kosan.

Aku hanya nyengir seperti orang tanpa dosa, dan nampaknya Jundit hyung wajahnya makin ditekuk lalu meminta kuncinya, "Sini kuncinya, lagian juga hape ditaruh dimana sih? Kok gak diangkat teleponnya?" "Oh- keknya gue silent deh hyung, jam berapa tadi telepon?" Benar-benar seperti orang polos aku ini, Jundit hyung menggeleng kepalanya kesal sambil membuka kunci kosan. "Untung Jeje hyung sama Remo hyung belom balik, kalau udah—bisa habis kau," kata Jundit hyung, membuatku merinding.

Setelah pintu kosan terbuka kami masuk ke kamar masing-masing, aku buka baju dan ambil handuk mau ke kamar mandi. Ketika aku keluar dari kamar mau ke kamar mandi, aku terkejut Jundit hyung ada di depan pintu kamarku, juga sudah membawa handuk dan ditaruh dibahu sebelah kirinya. "Lu kalau mau mandi cepetan, gue orangnya gampang sakit perut, boker bisa berkali-kali," Katanya dengan dingin. Aku mengangguk lalu masuk kamar mandi.

Jundit POV
"Lu kalau mau mandi cepetan, gue orangnya gampang sakit perut, boker bisa berkali-kali." Setelah Kevin masuk kamar mandi, aku duduk di ruang tengah dan menyalakan TV.

Cekrek!

Aku mendengar pintu depan dibuka dan aku melihat Jeje hyung baru sampai. "Shalom wahai penghuni kosan." "Waalaikumsalam, gimana tadi pelayanan hyung? Lancar?" Tanyaku. Jeje hyung duduk di sebelahku dan tersenyum lega, "Puji Tuhan lancar, Dit. " Aku pun ikut tersenyum, "Alhamdulillah kalau begitu."

"JUNDIT HYUNG!! SHOWERNYA BOCOR!!" Jerit Kevin dari kamar mandi. Aku menghela napas lalu membenarkan shower yang bocor karena tadi dijatuhin Kevin. "Lagian sih, kenapa shower pake dijatuhin segala?" Tanyaku, "Anu... Ituu tadi ada kelabang naik dari got." "Pardon?"

"Iya hyung, tadi ada kelabang naik terus karena pake botol shampoo gak mempan, gue pake shower. Eh malah bocor," Jelas Kevin yang telanjang bulet. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala tidak heran binatang melata itu terkadang suka naik dari got kamar mandi.

Kosan Jubel [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang