Dua belas : Kevin Hilang? Part I

29 5 0
                                    

Karena kampus memberi para mahasiswa kebebasan, anak-anak kosan 17 mampir ke warung Abin yang baru buka. Untungnya Kevin keadaannya sudah membaik jadi setelah dari klinik, dia dan Jundit langsung ke warung Abin. Ketika mereka sampai, sudah ada Yoyon disana. "Eh, Jundit ama Kevin dah dateng. Yuk dibeli yuk!" Tawar Abin. Tidak lama kemudian Dirga dan Hao menghampiri warung Abin lalu mengambil minuman di kulkas. "Bin, gue ngambil ale-ale jeruk nya ye!" Sahut Dirga. "Gue beli kerupuk sekaleng ye, bayarnya ntar. Laper gue," Kata Jundit. "Lah bini gak bikinin sarapan?" "Bikin, tapi tadi makan langsung kunyah 3 kali, di telen. Belum tercerna semua nih makanannya. Makanya ngemil kerupuk sekaleng ye, Bin." Kata Jundit kepada Abin. "Gue beli teh sisri satu renteng ya, buat nanti di kosan," Tiba-tiba Jeje datang lalu mengambil teh sisri yang digantung satu renceng lalu memasukkan ke dalam kantong. "Abin, gue ambil coca cola ya!" Tiba-tiba Remo muncul lalu mengambil coca cola di kulkas tadi Dirga mengambil ale-ale.

"OALA EDAN KALIAN SEMUA!!" Teriak Abin, "BARU BUKA DAH BANGKRUT AE GUE!!" Lalu Abin menarik napas dan berkata lagi, "Pengen gue tampol satu-satu tapi sayang, kalian masih temen baik gue-" "Berarti Abin ikhlas dong? Nih gue kasih uangnya, berapa?" Potong Dirga sambil menebar uang di depan anak-anak kosan yang lain. "-TAPI YA GAK GITU JUGA KADIR!!" Kata Abin sambil menoyor kepala Dirga. "ABIN LO KGK BOLEH GITU AMA KITA, GUE YANG BIAYAIN IDUP LU DI KOSAN KEK BABEH LU. DURHAKA BIN DURHAKA ISTIGHFAR LO!" Teriak Remo sambil menggoyangkan badan Abin. "Loh Remo hyung ngapain kesini?" Tanya Abin dengan polosnya. "Datengin pameran kampus kalian lah, pas tadi nanya didalem katanya ke klinik, pas cari ke klinik katanya kesini," Jelas Remo. Ternyata semua anak kosan berada di warung Abin, ada Michael yang berbeda kampus datang juga ke pameran khusus buat liat warung Abin, shock mendengar teriakan Abin, "BIN... KOK LU TEGA AMA TUJUH BELAS?! KAN TUJUH BELAS UDH DUKUNG LU BUKA WARUNG. APA INI BALESANNYA?!" Kevin yang mulai jenuh dengan keributan di warung Abin, meninggalkan warung mencari makanan yang lain-lain, "Dahlah, gue mending pergi ngejar ayam aja."

"LU KATA BUKA WARUNG GA PAKE UANG?! BELANJA BARANGNYA JUGA PAKE UANG, PAKE MODAL. TOLONG YE TOLONG!!" Abin semakin emosi dengan tingkah laku teman-teman kosannya. Hanan menghampiri Abin lalu mengelus punggungnya, "Bin, sini gue bilangin. Lu itu gaboleh gitu, nanti rejekinya Abin gak lancar gimana?" "Hyuungg tapi kan harusnya bayar jangan diambil semua ntar klo Abin bangkrut gimana? Emang Hanan hyung mau bayarin?" Tanya Abin. "Terus lu ama gua juga kek gitu? Gua hyung lu bin gak boleh perhitungan," Sahut Jeje yang mulai sewot. "DIEM ABIN HYUNG DIEM! JANGAN SAMPE GUA AMBIL ALIH NI WARUNG! LAMBEMU TAK SOBEK SOBEK MAU ORA?!!!" Hao semakin naik pitam, "Bin, masih gue liatin. Jangan sampe gue yang sunat ulang elu pake gunting rumput karatan!!" Ancam Jundit.

Abin akhirnya menghelas napas, "Yaudah iya iya karna gua sayang kalian jadi gua gratisin dah." "Aseekkk gitu dong dari tadi, pake acara ribut segala," Kata Remo. "NAH LOPYU ABIN!!" Hanan membentuk hati yang besar dengan kedua tangannya.

bangkrut gua dah, kagak mau buka warung lagi dah, bangkrut ae gue

Batin Abin yang sedang meratapi nasib.

💎💎💎

"Ngomong-ngomong, Kevin mana ya? Kok menyublim itu anak?" Tanya Jundit sambil melihat sekitarnya, mencari Kevin. "Coba telepon, dit," Kata Hanan. Jundit mencoba menelepon Kevin, hapenya tidak aktif, "Gak aktif hyung, gimana ini? Takutnya dia kenapa-napa, hadeuh itu anak satu pergi gak bilang, mana hape gak aktif pula." "Coba nanya mahasiswa di dalem kelas jurusan lu, siapa tau liat Kevin gitu," Kata Abin. Jundit mengangguk lalu mengajak Hao menemaninya mencari Kevin. Jundit dan Hao mencari ke semua sudut kampus, mencari Kevin dengan jeli, tetapi tak kunjung ditemukan batang hidungnya. "Kemana sih si Kevin? Nangis gue ini anak satu menyublim gini," Rengek Jundit. "Udah, kita cari dulu muterin kompleks kampus sini yuk," Ajak Hao. Jundit menyetujui ajakan Hao lalu terus mencari Kevin.

Kevin's POV
Aku membuka mata dan melihat sekitarku. Dimana aku? Mengapa aku berada di ruangan redup dan badanku terikat? Aku ingin berteriak tetapi mulutku dilakban. Tiba-tiba pintu ruangan terbuka memperlihatkan sosok perempuan sambil membawa tumpukan kertas, yang jika dilihat-lihat terlihat seperti kertas itu berisi foto-foto. Perlahan perempuan itu semakin mendekat lalu menatapku intens dan menyeringai. "Hello Kevin, still remember me?"

Kosan Jubel [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang