Jundit terbangun dengan tangan dan kaki terikat pada setiap ujung ranjang. Jundit melihat sekitarnya, ternyata dia di rumah. Ada kemungkinan Michelle sedang ingin bermain dengannya, tetapi bukan itu yang dimaksud. "Chelle... sayang... ini kamu yang ikat mas disini?" Jundit berusaha melepas ikatan di tangannya, tetapi nihil. Tidak lama kemudian, istrinya datang dengan beberapa 'mainan' di tangannya, salah satunya vibrator dan penutup mata. "Good evening, my beloved husband, mas Jundit," Michelle menyeringai lalu merangkak mendekati Jundit.
"C-Chelle... Kamu mau apain mas? Kalau lagi horny bilang aja langsung, jangan ngerjain mas kek gini lah..." Rengek Jundit, gagal membuat istrinya luluh padanya. Michelle berhenti diatas Jundit lalu mengusap pipinya sambil tersenyum sarkas, "Mas... maafin Michelle ya... aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk mas." "W-wait!! Chelle!! Maksud kamu—AAKHH!!" Belum sempat Jundit menanyakan lebih lanjut, Michelle menutup mata suaminya dengan penutup mata lalu melepas celana Jundit hingga tersisa alat kelaminnya. Michelle memasang vibrator pada alat kelamin Jundit dalam full speed.
Air mata Michelle mengalir di pipinya, tidak tega menyiksa suaminya untuk menahan ejakulasinya dengan c*ck ring, memasang vibrator di ujung alat kelaminnya, dan memasang butt pl*g pada anus Jundit. Michelle mengambil ponselnya lalu mengetik pesan ke seseorang.
Sydney
Michelle
Suamiku sudah ku tahan dirumahSydney
I heard noises
Ada apa?Michelle
Aku kasih dia pelajaran
Karena sudah bergaul
dengan RemoSydney
Wait...
Don't tell me
kamu KDRT sama..
YOUR HUSBAND?!
REALLY?!Michelle
It's my only choice
Kalo cuma disekap
Gak seruSydney
Ternyata
Michelle punya fetish
kek giniMichelle
Sekarang...
Panggil anak buahmu
sekap semua anak-anak kosan
Pada tanggal 5Sydney
Ohh
Okok
Siap chelleMichelle menyeringai lalu pergi dari rumah menuju kantornya, mengambil beberapa senjatanya, peninggalan orangtuanya. "Kenapa aku bodoh banget kenal sama perusahaan Remo? Kenapa dia waktu itu datang pula ke nikahan aku. Seandainya mas Jundit gak kerja di LTE Labels, aku masih bisa hidup tenang. Tapi sekarang, anak kosan sana harus kandas," lalu Michelle pergi ke kosan 17.
💎💎💎
Tidak terasa tanggal 5 sudah tiba. Jundit masih dalam keadaan terikat di ranjang, setengah telanjang. Keadaannya sungguh mengenaskan. Jundit selama 3 hari itu menyesali perbuatannya, menikahi Michelle, yang ternyata wanita yang merupakan istrinya itu amat sangat psycho, melebihi sifat psycho dirinya. Untungnya Jundit masih ada kekuatan untuk membebaskan diri dari ikatan-ikatan tali Michelle yang tidak begitu kencang. "Chelle, gue udah menyesal menikah sama kamu yang psycho, sekarang gaada lagi ampun buat kamu, sayang." Jundit melepaskan ikatan tali di tangannya lalu beranjak menuju telepon rumah. "Telepon siapa ya... Remo hyung aja kali ya, sama Kevin," Jundit mendial nomor telepon Kevin terlebih dahulu.
"Halo? Ini siapa ya?"
"PINAH, INI GUE!! TOLONG KALIAN HATI-HATI SAMA MICHELLE!!"
"Maksudnya apa hyung?"
"KALIAN JANGAN KELUAR RUMAH, KALAU KELUAR, LEWAT BASEMENT!!"
"Hyung, jelasin hyung!! Ada apa?!"
"SHE'S GONNA KILL ALL OF YOU, YOU FOOLS!! SAVE YOURSELVES!!"
"Okay okay, gue ingetin nak anak dulu.
Jangan lupa hubungi babeh""Iya, hati-hati kalau mau keluar.
Jangan lupa nyamar jadi siapa gitu,""Siap hyung!!"
pip...
Jundit setelah selesai menghubungi Kevin, dia hendak menghubungi Remo tetapi ada orang yang membuka pintu rumah. Jundit menutup telepon rumah lalu sembunyi di lemari baju di ruang kerjanya. Langkah kaki berjalan semakin dekat, memeriksa setiap ruangan. Jundit mengintip lalu melihat Sydney masuk ruang kerja Jundit. "Heh, suaminya Michelle. Gue tau kok lu tuh masih ada di rumah ini, playtime is over, b*st*rd," Sydney jalan-jalan mengelilingi rumah lalu berkata lagi, "Kalo lu gak keluar, gue bikin lu keluar satu..." Sydney terus mencari Jundit, mengelilingi rumah, tapi Jundit ingat kalau di kamar kerjanya ada jendela keluar dan kebetulan sebelahnya langsung rumah tetangganya.
"dua..." Jundit langsung membuka jendela kamar kerjanya dan keluar. Kebetulan lagi, jendela tetangganya terbuka. Berarti tetangga sedang berada di rumah. "Dalam nama Tuhan, gue bisa nyeberang," Kata Jundit dalam hati lalu menyeberang ke rumah tetangga. "TIGA!!"
DOR!!
Ternyata Sydney membawa senjata lalu menembakkan pas di ruang kerja Jundit dan Jundit sudah berpindah ke rumah tetangga.
Jundit's POV
Akhirnya aku masuk ke rumah tetanggaku dari jendela. Saat aku mengambil napas, ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan.keklek!
"Om Jundit? Kok kesini? Lewat mana?" Tanya anaknya yang punya rumah. "Sebelah ada yang neror saya, kebetulan kamarmu jendelanya dibuka, saya masuk aja," Jelasku pada bocah itu. Anak itu hanya ber-oh-ria lalu keluar lagi, mungkin mau laporan sama orangtuanya. Aku berdiri lalu keluar dari kamar, turun ke lantai bawah. Oalah ternyata sini rumahnya Pak RT, pantesan anaknya langsung ngenalin aku. "Eh, Pak Jundit. Kata anak saya, bapak diteror ya? Makanya kabur kesini?" Tanya Pak RT.
FYI, GUE KE RUMAH PAK RT DAH PAKE CELANA KOLOR LOH YE. TADI ABIS DIIKET AMA MICHELLE, GUE LEPAS, TERUS PAKE CELANA. "I-Iya pak, saya diteror sama mantan narapidana pak. Ternyata mantan napi itu bekerjasama sama istri saya, sungguh saya mau cerai aja sama dia," Keluhku pada Pak RT
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Jubel [COMPLETE]
FanfictionThis book was written with love and care for all the members of Tujuh Belas and a special thank you for being my home in this virtual world. Buku ini ditulis dengan penuh kasih sayang untuk semua member Tujuh Belas serta banyak terima kasih telah m...