01. The Sibling

3K 323 134
                                    

"Na Jaemin , itu nama ku , lelaki lemah dan menyusahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Na Jaemin , itu nama ku , lelaki lemah dan menyusahkan. "

Happy Reading ! ♡

***


"Nana kecil udah sekolah lagi" teriak mark yang saat itu masih ber umur 11 tahun .

~

"Sehat sehat ya Na, jangan sakit lagi. Nanti gua sendirian"

"Iya!! Nana sehat kok, nggak sakit"
~

"Bang, jangan nangis. Ayah sama Bunda baik kok"

"Nana tidak apa apa, selagi Abang masih di sini Nana bisa"

~

"Ibaratnya, Nana sering terjatuh. Namun Abang lah orang pertama yang akan bersedia untuk menggendong hingga mengobati luka nya sampaii sembuh"

~

"Kalo udah gede pengen apa, Na?"

"Ingin di peluk Bunda"

~

........ sekelibat bayangan itu muncul lagi

Batin nya .

Dia sering sekali melamun dan berakhir dengan ingatan kata kata itu, ah Adik kecilnya—tidak sekarang dia sudah tumbuh dewasa,  sudah menjadi laki laki yang kuat, dunia memang cepat sekali ya ..

"Tumben jam segini masih molor tu anak" ucap nya pada diri sendiri lalu menuju kamar Jaemin berniat untuk membangun kan nya.


Tok tokk tok....

Tak ada jawaban

Tok tok tokkk....

Masih sama, hahh dasar.

Dia masuk ke dalam kamar itu yang kebetulan tidak terkunci, melihat seseorang yang masih nyenyak dengan acara tidurnya, "Na ayo bangun"

"Na! lo sakit?!" pekik nya setelah menepuk pelan pipi Jaemin, dan dia rasa badan nya terasa panas.

"Tidak, Nana sehat kok" dusta nya kepada Mark.

"Jangan boong, ga usah sekolah dulu"

"Tidak! Nana akan sekolah!"

"Na!"

"Bang, Nana tidak apa apa. Jangan terlalu berlebihan" ucap nya lalu tersenyum sedikit, tidak memungkiri jika sebenarnya dia sedikit pusing, namun tidak apa apa. "Nana mau mandi dulu" pamitnya.

Mark Lee hanya menghela pasrah, memandang punggung kecil Adiknya dengan tatapan, miris.

Menyesakkan.

'Banyak luka lebam , ayah lagi ya ?' batin Mark saat melihat Nana masuk ke dalam ruangan dengan kaca buram itu.

Ketimbang harus menahan emosi dan juga kesedihan, Mark memilih turun untuk menyiapkan sarapan, ehm sebenarnya dia tidak bisa memasak tapi it's okay ramyeon atau telur masih boleh lah.

Kenapa tidak orang tua mereka yang menyiapkan? jangan berharap lebih, tak mungkin jika ke dua orang tua nya peduli kepada mereka berdua terlebih kepada Nana, mark pun tak tau pasti kenapa bisa seperti itu.

Tanpa sadar dia mulai melamun dan masa lalu nya terulang begitu saja , bayangan jaemin kecil yang tak tau apa apa selalu menjadi korban kekerasan orang tua .

*flashback on :

PLAKKK

"DASAR ANAK TAK TAU DIRI YA KAMU !"

"MASIH UNTUNG KAU KU SEMBUHKAN , JIKA BUKAN KARNA KAKAK MU AKAN KU BIARKAN KAU MATI !!"

BYURR....

bunda nya menyiram kan air panas ke kaki jaemin , seketika kulit kaki jaemin melepuh , dia hanya bisa menangis dan menangis , dia tak tau harus berbuat apa , karna dia memang tak salah .

"BUNDA APA APAAN ?!!!"  teriak Mark Lee.

"DIAM , KAU MAU JUGA ?"

"DIA ANAK BUNDA , DIA ADIK KU , DIA PUN BARU SEMBUH , KENAPA BUNDA TEGA SEKALI ?!!!"

Mark Lee mulai menangis karna tak tega melihat kondisi jaemin saat itu .

"DIA BUKAN ANAK KU !!" teriak nya nyalang

Dia tak tau harus ber buat apa kala melihat tubuh Adiknya terkapar kesakitan di lantai, dia ingin membawa jaemin ke rumah sakit namun dia tak tahu bagaimana caranya.

"NANA SAKIT BANGET YA ? SEBENTAR GUA PANGGILIN AMBULANCE DULU , LU YANG KUAT YA"

Jaemin yang masih berumur 13 tahun itu hanya menangis menahan segala luka di tubuhnya ,terutama pada bagian kakinya .

"K-kakakk ssaakkitt ..."

"Sebentar lagi, Na"

Dia semakin terisak , sedangkan mama nya pergi begitu saja meninggalkan jaemin yang kesakitan , tak punya hati memang .

*Flashback off .

"Bang ramyeon nya nanti gosong" ucap Jaemin yang entah sejak kapan di depan nya, mengambil alih untuk memasak.

Mark tak menjawab , dia hanya tersenyum dan menatap dengan tatapan miris sekali lagi.

"Bang bunda di mana ya?"

"Ck, lo ngapain tanya tanya sih""

"Gimana pun sifatnya , dia yang udah nge lahirin aku , ngelahirin abang juga"

"Terserah deh , gih makan"

"iya"

Jaemin menurut, membawa panci yang berisikan ramyeon ke atas meja, mungkin itu untuk berdua namun Mark masih diam di tempat.

Dia ingin berkata 'bahagia selalu adik ku, aku menyayangimu' namun nyatanya yang dilakukan saat ini hanya menangis.

"Sepertinya Nana tidak bisa jika memakan sebanyak ini, bisa bisa mules"

Segera menghapus air mata nya, lalu Mark terkekeh kecil dan menyusul Jaemin ke meja makan.

Sudah cukup dengan suasana mellow di pagi hari, dia sebenarnya pun lapar.

"Selamat Makan"





To be continued...

[✔] THANK YOU || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang