4. Lunch

2.2K 242 27
                                    

Chuuya baru saja bangun, kepalanya masih terasa sedikit pusing. Sebelum beranjak dari ranjangnya, Chuuya duduk di tepi ranjang. Memperjelas pandangannya, dan menunggu dirinya sepenuhnya sadar.

Lima menit kemudian, barulah Chuuya beranjak dari ranjangnya, dan pergi mandi. Setelah mandi, ia segera menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Tapi hari ini, perusahaan tempat Chuuya bekerja masih cuti Natal, baru besok kembali bekerja. Berbeda dengan Dazai yang seorang detektif, yang harus menangani banyak kasus. Jadi hari ini, hanya Dazai yang sudah kembali bekerja.

Chuuya's POV

Aku sedikit terkejut melihat ruang tamu yang bisa dikatakan lumayan rapih. Padahal aku tidak membereskannya. Lalu, Dazai yang melakukannya? Kalau iya, itu bagus meskipun tidak begitu rapih.

Baiklah, sekarang aku harus menyiapkan sarapan. Aku akan buatkan Yudofu sajalah, lebih mudah.

"Donna chinpu na gēmu mo
Saigo made yatte yaru kedo
Sanryuu sakka no tsukutta
scenario ja mnzoku shinee ze
Good bye yogorechimatta
Fuku wa mou kire yashinai naa
Choudo taikutsu shinogi 
Hoshi katta sonna tokoro sa
Kedai no uchi ni shiwo
yumemu to itta wa dare da?!"

a/n : Percayalah, gue ngetik sambil nyanyi ಡ ͜ ʖ ಡ

"Dazai Osamu"

"Dazai?!"

Aku terkejut karena tiba-tiba Dazai memelukku dari belakang sambil berbisik, seakan menjawab nyanyianku.

"Ohayou, Chuuya"

Benda lunak menyentuh kulit leherku.

"O-ohayou. Cepat sana mandi, setelah itu kita sarapan"

Dazai tidak berkata apapun. Tapi dia menoleh ke kanan, lalu jari telunjuknya menepuk-nepuk pipi kirinya. Memberi isyarat agar aku menciumnya. Ah, baiklah aku akan lakukan agar dia tidak banyak bicara. Aku mendekat ke wajahnya. Saat sudah begitu dekat, dia kembali menoleh. Membuat bibir kami bersentuhan. Sialan, ternyata dia menipuku. Sekejap. Kemudian dia terkekeh dan langsung pergi mandi.

Lalu, aku kembali melanjutkan kegiatanku yang sempat tertunda. Karena mudah membuatnya, aku tidak memerlukan waktu lama untuk membuat Yudofu. Jadi sekarang Yudofu sudah siap disajikan. Aku letakkan dua porsi Yudofu di atas meja ruang tamu, agar kami bisa sarapan sambil menonton televisi.

Tak lama, Dazai keluar dari kamar dengan dirinya yang sudah rapi. Kemudian ia duduk di sebelahku.

"Ittadakimasu"

"Kau masih cutikan hari ini, Chuuya?", Dazai bertanya di sela-sela sarapan kami.

Aku hanya membalasnya dengan dehaman.

"Enak ya, aku bahkan hanya cuti 1 hari. Aku juga ingin hari ini cuti lagi, supaya aku bisa seharian bersamamu. Oh, lebih tepatnya seharian berolah raga di ranjang bersamamu"

Si bodoh ini. Tidak bisakah sehari saja tidak menggodaku? Ah, pasti sekarang ada semburat merah di pipiku.

"Tch! Hari ini aku memang masih cuti. Tapi besok, aku harua lembur, bodoh! Sudah cepat habiskan sarapanmu nanti kau terlambat bekerja"

Ya, besok aku harus lembur. Menyelesaikan pekerjaan yang seharusnya hari ini ku kerjakan.

Chuuya's POV off.

•••

Sementara itu di kantor detektif sedang makan siang karena jam sudah menunjukkan pukul 12.00.

"Onii-chan aaaaa", Naomi menyuapi Tanizaki. Saat Tanizaki membuka mulutnya, terdengar ketukan di pintu kantor. Semua mata tertuju pada pintu.

"Biar aku yang membukakan", kata laki-laki yang selalu ceria itu, Kenji, lalu berjalan untuk membukakan pintu.

Terlihat seorang pria bertopi fedora, membawa kotak makan.

"Oh, Nakahara-san. Silahkan masuk"

Chuuya masuk dan melihat ke sekeliling. Sepi. Sosok yang ia cari tidak ada di mejanya.

"Kemana si maniak bunuh diri itu?", tanya Chuuya ke Kenji.

"Dazai-san sedang menangani kasus bersama Kunikida-san. Begitupun dengan Yosano-sensei dan Ranpo-san, tapi mereka berbeda kasus", jelas Kenji dengan ramah.

"Chuuya-san, ayo bergabung dengan kami. Makan siang bersama", ajak Kyouka.

"Hmm, baiklah. Aku juga bingung harus apa jika aku kembali ke apartemen"

Kenji mengambil kursi Dazai, menyediakannya untuk Chuuya duduk.

"Apa Dazai masih lama?", Chuuya bertanya lagi.

"Entahlah. Tapi, perginya sudah sekitar 2 jam yang lalu. Mungkin sebentar lagi Dazai-san kembali", kini Tanizaki yang menjawab.

"Ada apa, Nakahara-san? Kau belum menyentuh makananmu sedikitpun", timpal Atsushi.

Iya, saat semua sedang makan, Chuuya sendiri masih belum memakan makan siangnya.

"Aku hanya tidak terbiasa makan duluan sebelum Dazai. Karena aku memang berniat ingin makan bersamanya"

"WOAH!!", mereka berlima terpesona dengan ucapan Chuuya.

"E-eh?! Ada apa dengan kalian?", Chuuya bingung, melihat satu per satu ke lima orang yang teman Dazai.

"Aku kagum denganmu, Nakahara-san", Kenji mengucapkannya dengan mata berbinar. Diikuti anggukan dari ke empat yang lainnya.

Chuuya terkekeh malu-malu.

"Sudah, Nakahara-san makan saja dulu. Kami merasa tidak enak hati denganmu. Kami makan, sedangkan kau tidak", Tanizaki mewakili teman-temannya.

"Ah, Onii-chan", Naomi yang gemas dengan Tanizaki, langsung memeluknya erat. Membuat Tanizaki sedikit sulit bernafas.

Chuuya dengan berat hati menyantap makan siangnya tanpa Dazai. Mereka berlima membicarakan banyak hal tentang Dazai di kantor pada Chuuya.

"Dazai-san itu memang jahil, dan sedikit malas jika disuruh membuat laporan. Maka dari itu, Kunikida-san yang selalu memarahinya", jelas Kenji.

"Tapi, saat menangani kasus. Dazai-san akan berubah menjadi pribadi yang serius dan bisa dikatakan licik", sambung Atsushi.

"Selain itu, Dazai-san juga punya hutang yang cukup banyak di cafe langganan anggota detektif. Cafe yang tepat berada di lantai paling bawah kantor ini", timpal Tanizaki dengan senyum kaku.

Chuuya yang baru saja ingin menyuapkan makanan ke mulutnya, seketika berhenti karena mendengar penjelasan dari Tanizaki yang membuatnya terkejut.

"Kau serius?", Chuuya memastikan.

Tanizaki hanya mengangguk, diikuti juga dengan Naomi yang bergelayut manja di bahu Tanizaki.

"Bodoh! Memalukan!", meskipun bukan Chuuya yang berhutang, tapi ia merasa malu.

Selain itu, Chuuya juga tidak pernah tahu jika Dazai memiliki hutang.

"Kau tahu jumlah hutangnya?"

"192.900 yen", jawab Naomi.

PAK

Chuuya menepuk dahinya sendiri. Kesal dengan Dazai yang memiliki hutang sebanyak itu.

"Kalau begitu, aku ingin ke bawah. Membayar hutangnya si bodoh itu. Nanti aku kembali ke sini", Chuuya pergi ke cafe di lantai dasar, untuk membayar hutangnya Dazai.





~To be Continued~

Kasian Chuuya, niat mau makan siang bareng Dazai, tapi Dazai lagi nanganin kasus, ditambah dia harus bayarin hutangnya Dazai. Ck ck ck (≧▽≦)

See u in the next chapter ( ◜‿◝ )♡


[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang