15. Solve Cases

989 102 0
                                    

Derapan kaki dari dua orang memenuhi lorong rumah sakit yang sepi. Kecemasan menyelimuti keduanya.

Peluh yang mengalir dari pelipis sudah tak dipedulikan lagi oleh keduanya. Prioritas mereka berdua sama --ke kamar rawat di mana Chuuya berada, bersama Dazai pastinya.

"CHUUYA!"

Seru keduanya begitu masuk ke dalam ruang rawat Chuuya.

Dazai menoleh dan Chuuya yang ingin menyuapkan makanan ke dalam mulutnya, berhenti seketika sebelum menoleh.

"Ha.. rupanya Mori-san datang bersama Kōyō-san", Dazai tersenyum.

Tanpa memedulikan Dazai, Kōyō langsung menghujani Chuuya dengan berbagai pertanyaan. Chuuya yang tengah makan, jadi menundanya. Berusaha menenangkan wanita yang sudah ia anggap sebagai kakaknya.

Saat Kōyō sudah mulai tenang, Chuuya mulai menjelaskan keadaan, dibantu dengan Dazai yang lebih tahu keadaan Chuuya karena mendengar langsung penjelasan dari dokter. Mori dan Kōyō diam, memperhatikan dan mendengarkan dengan baik setiap kata yang Chuuya dan Dazai ucapkan.

Dazai juga menjelaskan bagaimana Chuuya bisa sampai masuk rumah sakit.

Di tengah penjelasan, Dazai mendapat pesan dari Kunikida yang berisi bahwa pelaku penabrakan Chuuya sudah diketahui. Hanya saja, Kunikida belum mengungkap nama pelakunya. Kunikida juga mengatakan bahwa akan secepatnya menangkap pelakunya.

Kemudian Dazai juga menjelaskan pada Mori dan Kōyō serta Chuuya yang pasti juga ikut mendengarkan, mengenai penyelidikan pelaku di balik kecelakaan yang menimpa Chuuya.

Kōyō yang begitu mengkhawatirkan keadaan Chuuya, langsung meminta izin pada Mori untuk bekerja dari rumah. Kōyō ingin bekerja sambil merawat Chuuya dan untuk sementara waktu tinggal bersama Dazai dan Chuuya setelah dokter mengizinkan Chuuya untuk pulang.

Dazai dengan sangat bersyukur dan senang hati menerima bantuan Kōyō. Dia juga mewakili Chuuya untuk mengizinkan Chuuya bekerja dari rumah setelah keadaan Chuuya cukup membaik. Tanpa pikir panjang, Mori mengizinkan keduanya untuk bekerja dari rumah.

Setelah beberapa menit berbicara berbagai hal, Mori dan Kōyō kembali ke kantor. Dazai juga berpamitan dengan Chuuya untuk pergi ke kantor detektif. Jadi, Chuuya dibiarkan sendiri. Dazai, Mori dan Kōyō keluar dari rumah sakit bersama.

•••

Dazai membuka sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan Detective Agency dengan perasaan penasaran tentang informasi yang didapat oleh rekan kerjanya yang berada di ruangan tersebut.

Begitu Dazai muncul dari balik pintu, semua tatapan orang yang ada di dalamnya, tertuju padanya. Keheningan menyelimuti ruangan itu.

Merasa suasana sedikit menegangkan, Dazai segera memecah keheningan, "Yahooo minna.. kalian pasti rindu padaku, iya kan? hahaha"

Setelah suara manja yang dibuat-buat oleh Dazai, sebuah pulpen melayang ke udara dan mendarat tepat di dahi Dazai.

"Heddo shotto!(*)", spontan Tanizaki berkomentar.

(*) Headshot

Dazai mengusap dahinya yang telah menjadi sasaran empuk pulpen yang dilayangkan Kunikida dari mejanya. Tanpa mempedulikan pulpen Kunikida yang sudah berada di lantai, Dazai berjalan ke arah Kunikida dengan wajah konyolnya yang selalu membuat Kunikida naik darah.

"Kunikida-kun, rupanya kau sudah lupa ya fungsinya pulpen. Itu untuk menulis, lho", Dazai dengan nada meledek.

"Kalau kau tidak serius ingin tahu pelakunya, kau bisa kembali ke rumah sakit", wajah Kunikida sedikit memerah, menahan meluapkan amarahnya pada Dazai.

[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang