21. Akutagawa's Failed Plan

865 83 8
                                    

Oiyahoo~ minna-san.. hōntoni, gomenne.. Mozza uda sebulan lebih gak up. Yah, karna emang bener-bener sibuk dan capek banget.

Ok, udadeh langsung aja ya..

Happy reading✨✨✨

~~~

[ 5 tahun yang lalu ]

Sebentar lagi waktunya pulang bekerja, tapi sudah sejak tadi Dazai bersantai dan menjahili Kunikida yang masih fokus dengan tugasnya. Bukan Dazai namanya jika tidak sibuk menjahili temannya.

Hingga Kunikida geram bahkan sampai melayangkan pukulan padanya, Dazai tetap tidak jera. Baginya, hal itu sudah menjadi rutinitas yang tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Di sela kesibukkan Dazai yang menjengkelkan itu, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk di handphonenya. Seketika, Dazai menghentikan aksinya, dan membaca isi pesannya.

"Sudahlah, karena ini sudah waktunya pulang, aku pulang. Minna, jaa matane", Setelah membaca pesan masuk di handphonenya, Dazai langsung keluar dari ruang kerjanya.

Saat sudah di luar kantor, Dazai tidak langsung pulang. Ia pergi ke taman dan duduk sambil menunggu kedatangan orang yang memintanya ke taman.

Tak lama kemudian, seorang wanita datang bersama pria berkursi roda. Dua orang yang sudah begitu lama mengenalnya.

Dazai bangkit dari duduknya, dan tanpa memikirkan di mana ia berada, Dazai menyambar sekilas bibir pria berkursi roda itu. Benar-benar hanya sekilas.

"TEME?!."

"Itu hanya sekilas Chuuya, hehehe", ucap Dazai tanpa beban dan diakhiri dengan kekehan.

Sudah pasti pria yang Dazai cium itu adalah kekasihnya, Chuuya. Karena jika itu pria lain atau bahkan wanita, itu tidak akan terjadi. Rasa cinta Dazai hanya untuk Chuuya seorang dan semua yang mengenalnya, tahu hal itu.

Juga, sudah pasti pipi Chuuya merona. Ada rasa malu dan geram karena Dazai.

"Kōyō-san, nanti malam kita makan apa?", tanpa memedulikan Chuuya yang geram, Dazai beralih pada wanita yang datang bersama Chuuya, Kōyō.

Memandang ke arah langit beberapa saat, Kōyō memikirkan apa yang akan ia masak untuk makan malam.

Begitu terpikirkan, pandangannya beralih pada Dazai lalu ke Chuuya, "Kita akan makan malam dengan Sukiyaki."

Dazai dan Chuuya mengangguk setuju. Kemudian mereka berjalan ke supermarket terdekat untuk berbelanja persedian makan malam, juga persedian pangan untuk beberapa hari ke depan.

•••

Di tengah kusutnya pikiran Akutagawa, sejak tadi handphonenya berdenting. Tapi kali ini berdering panjang, sebuah panggilan masuk.

Dengan geram, Akutagawa melihat nama yang menelepon di layar handphonenya.

Atsushi Nakajima.

"Berisik sekali bocah ini! Aku sedang menunggu kabar dari Gin, bukan dari bocah sialan ini."

Kemudian, handphonenya berhenti berdering. Senyap untuk beberapa saat, hingga kembali berdering panjang. Kali ini dari Gin, tanpa pikir panjang, Akutagawa menjawab panggilan masuk itu.

Akutagawa's POV :

"Moshi.. moshi.."

"Mereka bertiga sedang berada di supermarket. Nanti akan kukirimkan alamatnya lewat pesan. Aku juga ikut masuk ke dalam, mereka tak begitu jauh dariku."

[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang