Di sisi lain kota Yokohama, seorang pria bersurai hitam dengan manik ungu, sedang menikmati secangkir kopi di sebuah cafe. Tiba-tiba seorang pria yang sama dengan dirinya, bersurai hitam, menghampiri dirinya.
"Yo Fyodor-kun"
"Mori-san", balas Fyodor.
"Kau sudah lama menyukainya kan? bahkan kau menginginkannya. Jadi, apa kau sepakat denganku?", tanya Mori langsung ke inti pembicaraan yang memang ingin mereka bahas.
"Seujujurnya aku berat untuk melukainya, tapi aku ingin dia jadi milikku"
"Jadi?"
"Ah, baiklah. Aku sepakat"
Mori menyeringai dan mengulurkan tangannya pada Fyodor, lalu Fyodor menerimanya sebagai tanda kesepakatan mereka.
•••
Dazai dan Chuuya baru saja sampai di apartemen. Begitu masuk dan melepas sepatu, Dazai langsung merebahkan diri di sofa. Meregangkan otot-ototnya.
"Oi Dazai, seharusnya kau mandi dulu, bodoh", tegur Chuuya.
"Ayo", Dazai kembali berdiri, dengan semangat. Menarik Chuuya ke kamar mandi.
Dazai juga tidak memperdulikan Chuuya yang terus protes. Merekapun masuk ke kamar mandi.
"Kau saja mandi duluan. Aku harus menyiapkan makan malam, bodoh", protes Chuuya.
"Makan malamku ada di depan mataku, Chibi", Dazai menatap Chuuya dengan tatapan jahil.
Baru saja Chuuya melangkah, ingin keluar dari kamar mandi, Dazai langsung mencegahnya dan menyudut Chuuya di tembok. Tangan Chuuya ia bawa atas kepala Chuuya, dan ditahannya. Kemudian, Dazai mulai menerkam bibir Chuuya.
"Mmmpphhh", desahan Chuuya yang tertahan oleh bibir Dazai mulai keluar.
Tangan kanan Dazai menyalakan shower air hangat. Membuat aliran air dari shower mulai membasahi tubuh mereka berdua.
Dazai yang mulai menanggalkan pakaian Chuuya, juga mulai memanjakan bagian lain tubuh Chuuya dengan lembut.
"Aahhh", desahan kembali keluar dari bibir Chuuya, saat Dazai memainkan nipple Chuuya.
"Chuuya", setelah beberapa menit memainkan nipple Chuuya, Dazai menyudahinya. Dazai merentangkan tangannya, dengan senyuman menggoda. Mengisyaratkan pada Chuuya untuk menanggalkan pakaiannya.
Chuuya yang paham dengan hal itu, mulai melakukannya. Pipi Chuuya merona ketika melihat tubuh Dazai yang tak tertutup oleh apapun, meskipun sudah sering kali Chuuya melihatnya.
"Chuuya, kau manis sekali", goda Dazai, yang kini tangannya mulai bergerayang ke bagian bawah perut Chuuya. Memegangnya, dan mulai mengusapnya perlahan.
"Ugghhh", Chuuya tak mau kalah, ia juga melakukan hal sama seperti yang Dazai lakukan pada dirinya.
"Hhmmm, tanganmu sangat terampil di bawah sana, Chibi", Dazai tersenyum, lalu kembali bermain dengan bibir Chuuya.
Dazai mempercepat gerakan tangannya pada kejantanan Chuuya, begitu dengan Chuuya. Mereka sama-sama mendekati puncaknya. Chuuya yang tidak tahan, melepas pagutan Dazai, membuat desahannya tak lagi tertahan.
"Haaahh.. aaahh.. Dazai.."
"Nnngghhh", mereka keluar bersamaan dan nafas mereka terengah-engah.
"Chuuya, dia ingin dimanja oleh bibir dan mulutmu", ucap Dazai yang mengusap kejantanannya.
"Tch!", meskipun terkesan kesal, Chuuya tetap mau melakukannya.
Chuuya berlutut, membuat wajahnya berada tepat di depan kejantanan Dazai. Chuuya masih terdiam, memerhatika benda yang menegang ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Loyalty
RomanceKesetiaan bukan tentang siapa yang paling lama bersama, tapi tentang diri yang mengerti hatinya milik siapa. Hal itu akan dibuktikan di hubungan Dazai dan Chuuya. ••• Bungō Stray Dogs © Kafka Asagiri Cover and story © Mozza666 ••• 🎖️ #1 double blac...