27. Loyalty

1.1K 82 18
                                    

"Cincin itu kau beli dari hasil menyisihkan setiap gaji kerja yang kau terima." tiba-tiba Kunikida berkata.

Dazai masih terdiam menatap cincin yang tadi baru ia kembali letakkan.

"Dan kau, akan memberikan cincin itu pada seseorang." tambah Kunikida.

Jeda sebentar, kemudian Kunikida melanjutkan, "Kau yang percayakan cincin ini padaku sebelum nantinya kau yang akan memakaikan cincin ini untuknya. Hanya kau dan aku yang tahu tentang cincin ini. Kau pernah mengatakan padaku bahwa satu tahun setelah terbelinya cincin ini, kau akan memakaikan cincin ini untuknya, tapi.."

Kunikida menggantung ucapannya begitu melihat dahi Dazai mulai membentuk kerutan, dan memejamkan matanya.

"Aku harap usahamu dan hadirnya cincin ini tidak sia-sia." tidak melanjutkan ucapannya tadi, Kunikida justru mengungkapkan harapannya.

Dazai memejamkan matanya kuat-kuat, tangannya bergerak menopang kepalanya yang mulai terasa sakit. Bibirnya mengeluarkan rintihan kesakitan. 

Melihat itu, Kunikida bersiaga. 

"Dazai." panggil Kunikida.

Tidak merespon. Dazai masih sibuk dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya.

.. hountoni aishiteru yo.

..cepatlah sembuh. Setelah itu, ayo kita bunuh diri.

Aku hanya ingin bersamamu. Hidup dan mati...

Tolong rahasiakan cincin ini dari siapapun. Setelah satu tahun, aku akan kembali mengambilnya.

Aku percayakan cincin ini padamu.

Beberapa kalimat yang pernah diucapkannya, berputar di kepalanya. Dazai masih berusaha untuk mengingat, tapi masih kesulitan dan rasa sakit di kepalanya semakin menjadi.

Sambil berusaha keluar dari rasa sakitnya, Kunikida juga menelepon seseorang untuk segera ke tempatnya saat ini sesegera mungkin.

"Dazai!"

Yang dipanggil masih bersikeras menyelami lautan memori kehidupannya.

Teringat cincin, Kunikida kembali memasukkan kotak cincin itu ke dalam mini paper bag.

Kemudian datanglah Chuuya dengan langkah tergesa-gesa yang langsung menghampiri Dazai.

"Ada apa dengannya?" kepanikan dan kecemasan jelas tercetak di wajah Chuuya, melihat Dazai yang mulai meremas rambutnya sendiri.

Dada Dazai turun naik tidak beraturan. Napasnya tergesa-gesa. Kemudian dia kembali mengangkat kepalanya dan perlahan membuka matanya.

Chuuya dan Kunikida diam dalam kecemasan menatap Dazai yang terengah-engah.

"Kunikida-kun.."

Kemudian Dazai menoleh ke orang yang saat ini berlutut di sampingnya.

"Chuuya."

Sebelum Dazai lebih banyak bicara, Kunikida mendahuluinya. "Aku hanya seperti biasa membantu dia menemukan ingatan masa lalu hidupnya. Jika kau ingin membawa dia, aku tidak keberatan."

"Kalau begitu, tolong bantu aku membawa Dazai ke mobil." Chuuya berdiri.

Kunikida mengangguk. Sebelum itu, ia pergi ke kasir untuk membayar. Lalu membantu Chuuya membawa Dazai masuk ke dalam mobil.

[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang