20. Coma

956 104 9
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, lima tahun telah berlalu dan kini Chuuya sudah bisa kembali berjalan dengan normal. Lalu, ada pula kasus dari masa lalu yang baru terselesaikan. Yaitu kasus pembunuhan Fyodor, yang di mana pelaku sebenarnya bukanlah Mori.

Sebelum terungkap pelaku sebenarnya dan di saat yang lain hanya tahu bahwa Mori pelakunya dan sudah dipenjarakan, hanya Dazai yang diam-diam tidak sepenuhnya percaya. Dazai juga diam-diam menyelidiki kasus tersebut atas dasar kejanggalan yang ia rasakan.

Jadi, selama penyelidikan berlangsung, Dazai meminta bantuan Francis, temannya dari Amerika yang kebetulan sedang menetap di Jepang. Francis diminta oleh Dazai untuk menyembunyikan Mori di salah satu vila pribadinya yang cukup jauh dari Yokohama dan keramaian. Lalu, selama masa penyembunyian, Mori berada di dalam pengawasan Ango, yang merupakan teman jauh Dazai yang berprofesi sebagai polisi di luar Yokohama.

Namun, di saat pelaku sebenarnya terungkap, justru Mori benar-benar dipenjarakan karena kasus pelecehannya pada Chuuya. Kemudian Mori di jatuhkan hukuman penjara selama lima tahun.

Kasusnya cukup rumit dan sebelumnya para pelaku bermain pintar. Juga saksi yang melaporkan terlambat melakukan tindakan. Kasus ini dilaporkan oleh wanita muda, keluarga dari pelaku pembunuhan Fyodor yang sebenarnya. Pelakunya adalah orang terdekat Dazai dan Chuuya, yaitu Akutagawa dan yang melaporkan kasus ini adalah adik dari Akutagawa, yaitu Gin.

Gin menjelaskan bahwa Akutagawa terobsesi dengan Dazai karena saat Akutagawa dan Gin tinggal di jalanan, Dazai membawa mereka berdua untuk tinggal bersamanya dan Chuuya hingga mereka berdua mendapat pekerjaan. Akutagawa yang saat itu telah menjadikan Dazai sebagai tujuannya untuk bertahan hidup, berambisi untuk menjadikan Dazai miliknya. Lalu karena Akutagawa tahu bahwa Chuuya adalah kekasih Dazai, hal apapun akan Akutagawa lakukan untuk menyingkirkan Chuuya dari Dazai.

Untuk menjalankan ambisinya, Akutagawa memilih untuk bersandiwara. Menjadikan Atsushi sebagai kekasihnya juga termasuk dalam rencana sandiwaranya. Sampai kemudian Akutagawa tahu bahwa Fyodor juga menginginkan Dazai. Di hadapan Gin, Akutagawa bersumpah jika nantinya Dazai tidak akan pernah menjadi miliknya, siapapun yang menginginkan Dazai harus mati.

Karena ambisinya itu, Akutagawa menguntit Chuuya. Untuk melakukan hal itu, saat setelah jam pulang bekerja, Akutagawa memasang mini spy camera di ruangan Mori dan Kōyō. Dua ruangan di kantor yang sering Chuuya datangi. Berkat spy camnya itu, Akutagawa tahu bahwa Chuuya telah dilecehkan Mori dan dia bahagia mengetahui hal itu karena Chuuya mulai menderita.

Kemudian saat di mana Chuuya yang  mabuk di Gift Bar sebenarnya Akutagawa diam-diam mengikutinya. Maka dari itu, saat Dazai menelepon Akutagawa karena khawatir Chuuya yang pulang terlambat dan tanpa kabar, Akutagawa mengatakan bahwa sepertinya dia melihat mobil Chuuya di Gift Bar. Yang sebenarnya Akutagawa telah mengikuti Chuuya.

Karena adanya spy cam di ruangan Mori, tentunya Akutagawa tahu bahwa saat itu Fyodor mengunjungi Mori yang kemudian datang Dazai untuk menanyakan Chuuya pada Mori. Tapi, pada saat Fyodor keluar ruangan Mori, Akutagawa diam-diam mengikuti Fyodor yang ternyata sebelum pergi dari kantor Mori, Fyodor lebih dulu ke toilet.

Diam-diam Akutagawa mendengar Fyodor bermonolog yang berencana ingin mencelakakan Chuuya. Mengetahui hal itu, Akutagawa berniat bekerja sama dengan Fyodor. Kemudian Akutagawa membiarkan Fyodor melakukannya dan barulah giliran ia yang beraksi. Akutagawa diam-diam mengambil jam tangan Mori saat pemilik jam sudah pulang. Jam tangan itu yang Akutagawa gunakan untuk mengelabui pihak lain terkait rencana dia menyingkirkan Fyodor.

Setelah dipikirkan, Gin sadar bahwa tindakan Akutagawa sudah kelewatan. Juga, Gin yang teringat bagaimana baiknya Dazai dan Chuuya saat mereka ditampung. Jadi, Gin memutuskan untuk melaporkan Akutagawa juga Mori ke polisi. Kemudian Akutagawa dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Semua orang benar-benar dibuat bingung dengan kasus ini dan tidak pernah menyangka bahwa Akutagawa yang selalu bersifat dingin namun baik justru sebenarnya adalah pelaku dari tindakan kriminal itu. Ditambah Akutagawa yang melakukan tidakan kriminal lagi saat sebelum dia dipenjarakan.

Kasus telah terselesaikan semuanya. Namun ada hal masih belum selesai, itu adalah kesedihan dari seorang Chuuya Nakahara. Kesedihannya begitu mendalam hingga ada rasa pilu di setiap hembusan napasnya. Ada kepedihan yang menyertai setiap langkahnya.

Setiap hari bersama duri di dalam hatinya, Chuuya menemani pria yang terbaring lemah tak sadarkan diri di ranjang. Tubuh pria itu dilengkapi respirator, dan banyak perban yang menyelimuti tubuhnya. Chuuya menunggu dan menemani, berbicara pada pria terbaring itu meskipun ia tahu tak akan mendapat respon. Juga terkadang mengeluh meskipun ia tahu pria itu entah nantinya masih bisa menenangkannya atau tidak.

"Dazai..", lirih Chuuya dengan tatapan sendu pada Dazai. Pria yang terbaring itu, dia Dazai.

Sebuah senyuman pilu terlukis di wajah Chuuya sebelum melanjutkan kalimatnya, "Cepatlah sadar, bodoh! Memangnya kau tidak rindu denganku? Apa kau sudah lelah untuk mencoba bunuh diri? Teme! waktu.. bersantai su.. dah.. selesai. Ba.. ngun! Cepat!".

Tak lagi bisa membendung, cairan hangat mengalir keluar dari mata Chuuya. Mulai terdegar isakan yang membuat ucapan Chuuya tersendat-sendat.

"Tingkah bodohmu.. yang terkadang membuatku jengkel. Ajakanmu untuk melakukan bu.. nuh diri bersamaku. Senyuman dan tatapanmu. Sentuhan.. dan dekapanmu. Aku.. aku.. rin- tidak. Mak.. sudku, aku hanya ingin.. merasakan hak itu lagi."

Digenggamnya tangan Dazai, tatapan Chuuya terpaku padanya, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Sulit.. untukku melewati ini.. meskipun aku sudah bisa berjalan normal. Dengar ini baik-baik, bodoh! Aku pastikan setelah kau bangun, kau akan merasakan lagi pukulanku. Tapi, sampai kapan aku.. harus menunggu? Cepat bangun pria maniak bunuh diri! Ini sudah.. lima tahun. Kau tidur terlalu lama!"

Setiap kali Chuuya berbicara pada Dazai yang tak sadarkan diri, air mata tak akan pernah bisa lama Chuuya tahan. Chuuya sedang dalam masa sulit, setiap hari berbicara pada Dazai yang tak pernah merespon. Dazai telah tertidur begitu lama. Sudah lima tahun Dazai dalam masa koma, dan setiap hari Chuuya berharap Dazai membuka matanya kembali.





~To be Continue~

~To be Continue~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang