16. Solve Cases (2)

901 88 6
                                    

Hari ini Chuuya mendapat kabar bahwa dirinya sudah boleh pulang setelah tiga hari dirawat di rumah sakit. Meskipun harus menggunakan kursi roda, tapi Chuuya sudah cukup senang karena bisa pulang dari rumah sakit, karena ia sangat merindukan kamarnya. Nantinya juga ia akan kembali ke rumah sakit untuk kontrol.

Chuuya segera mengabari Dazai, ia akan pulang saat sore nanti.

Sementara itu Dazai yang berada di kantor detektif, yang baru saja mendapat kabar kepulangan Chuuya, juga ikut merasa senang. Di sisi lain, Dazai masih memikirkan tentang kasus penabrakan Chuuya. Pelakunya memang sudah diketahui dan ditemukan, tapi ada yang aneh.

Karena dua hari yang lalu, Dazai dan Kunikida mendatangi tempat tinggal pelaku. Tapi begitu sampai di sana, mereka berdua disambut dengan hal yang begitu mengejutkan. Nampak seorang pria tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan tubuh bersimbah darah dan matanya yang ditutupi kain hitam. Kunikida dan Dazai segera mendekat ke tubuh pria itu dengan hati-hati, kemudian Kunikida mendekatkan jarinya ke depan hidung pria yang tergeletak itu.

Tidak ada hembusan napas sama sekali, yang artinya pria itu sudah tidak bernyawa. Lalu, dilihat dari luka tusukan di dadanya dan darah yang mengering, Dazai menyimpulkan bahwa pria tersebut telah dibunuh sekitar satu hari yang lalu. Sama halnya dengan Dazai, Kunikida mengenal pria yang sudah tak bernyawa itu. Untuk memastikan lagi, Kunikida mengambil sarung tangan dan memakainya. Kemudian ia membuka kain yang menutupi mata pria itu. Wajahnya memang ada sedikit noda darah, tapi masih bisa dengan jelas dikenali. Pria itu adalah Fyodor.

Fyodor adalah pelaku penabrakan Chuuya, tapi kini dia menjadi korban pembunuhan. Apa itu karma untuknya?

Kemudian Kunikida dan Dazai memanggil polisi untuk ikut memeriksa TKP, setelah itu mayat Fyodor diserahkan pada tim forensik untuk diautopsi atas permintaan pihak kepolisian. Di TKP polisi menemukan sebuah jam tangan dan membawanya sebagai barang bukti.

Hasil autopsi menyatakan kematian Fyodor murni pembunuhan dengan tiga luka tusukan di dada kirinya. Kemudian luka sayatan yang lumayan dalam di kedua telapak tangannya yang diduga sebagai perlawanan pada pelaku. Darah yang sudah mengering menjadi bukti pembunuhan dilakukan satu hari sebelum Fyodor ditemukan. Tapi tidak ditemukan sidik jari sedikitpun yang menempel pada tubuh ataupun pakaian Fyodor. Setelah diautopsi, berikutnya dilakukan Criminal Profiling untuk menyusun profil pelaku kejahatan.

Karena minimnya informasi dan barang bukti, identitas pembunuh sulit ditemukan. Hanya ada jam tangan yang menjadi barang bukti. Ditemukan sidik jari seseorang di jam tangan tersebut. Dazai meminta izin pada pihak kepolisian dan tim forensik untuk membawa jam tangan tersebut karena ia merasa pernah melihat jam tangan tersebut.

Kembali lagi pada Chuuya bersama Dazai yang sudah ada lagi di rumah sakit untuk menjemput Chuuya pulang. Selesai bersiap, Dazai membawa Chuuya pulang ke apartemen dengan mobil Mori. Karena Mori mendapat kabar kepulangan Chuuya dari Dazai langsung, lalu Mori ke rumah sakit bersama Kōyō juga Akutagawa.

•••

Dazai bersama Kōyō ada di kantor Mori untuk mengemas barang yang akan dibawa ke apartemen setelah tadi mengantar Chuuya sampai apartemen. Di apartemen, Dazai meninggalkan Chuuya bersama Mori dan Akutagawa. Kemudian Dazai dan Kōyō ke kantor dengan meminjam mobil Akutagawa.

Barang milik Chuuya dan Kōyō sudah selesai dikemas, kini Dazai dan Kōyō ada di ruangan Chuuya. Mereka berdua sedang duduk, mengistirahatkan sebentar lepas mengemas barang-barang. Setelah itu, mereka berdua kembali ke apartemen Dazai dan Chuuya dengan Kōyō yang mengendarai mobil pastinya. Tidak mungkin Dazai yang mengendarai, banyak yang tahu bahwa Dazai sangat buruk dalam berkendara. Sangat. Buruk.

[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang