11. Accident

1.3K 129 4
                                    

Oiyahoo Mozza balik lagi (◠‿・)—☆
Btw, sorry banget untuk ch.10 Mozza salah kata..
Di akhir ch.10 kan ada tulisan 'seorang singa', nah itu salah dan Mozza baru sadar ಥ_ಥ
Karna harusnya 'seekor singa'
Sekali lagi, sorry banget ya ಥ‿ಥ

Ok, Happy Reading ✨

~~~

Seorang wanita tinggi semampai bersurai jingga kemerahan, berjalan sambil mendekap beberapa dokumen di dadanya. Membawanya dengan hati-hati dan tertata begitu rapi.

Wanita itu begitu ramah dan akan mengulas senyum pada siapapun yang saling bertatapan dengannya.

"Ohayō, Kōyō-san", sapa salah satu pegawai pada wanita itu, Kōyō Ozaki.

Bibirnya melengkung membentuk senyuman, membuat matanya sedikit menyipit, "Ohayō".

Kōyō terus berjalan dengan dokumen yang masih setia ia dekap. Sampai langkahnya terhenti di depan ruangan elegan dengan pintu hitam yang bertuliskan 'Mori Ōgai'.

Langkahnya terhenti bukan karena akan mengetuk pintu itu lalu masuk saat diizinkan. Kōyō berhenti karena mendengar suara orang pemilik ruangan yang sedang berbicara di telpon dengan nada santai namun sedikit sarkas. Ia bisa mendengar karena pintunya sedikit terbuka.

Karena muncul rasa penasaran, Kōyō mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu. Ia memilih untuk mendengarkan diam-diam. Ia berani mendengarkan diam-diam juga karena lantai dimana ruangan Mori berada selalu sepi.

Jadi, Kōyō tidak khawatir akan ketahuan orang lain. Tapi, dirinya juga tetap waspada.

Kōyō's POV

"Aku sudah bermain dengannya, bagaimana denganmu? Kapan kau akan melakukannya?"

Bermain? dengan siapa? melakukan apa? siapa orang yang sedang berbicara dengan Mori-san?

"Hahaha, saat itu kita bertemu, kau sudah sepakat denganku. Tega tidak tega kau harus lakukan sebagai pengalihan"

Pengalihan untuk apa?

"Lakukan sesukamu untuk pengalihan"

Sial, aku benar-benar penasaran.

"Ingat, kau harus melakukannya. Kalau begitu, sampai nanti"

Oh Mori-san sudah selesai berbicara, lebih baik tunggu sebentar, lalu masuk. Jika aku langsung masuk, akan sangat terlihat jika aku baru saja mendengarkan pembicaraannya. Yah, meskipun membingungkanku.

Kōyō's POV Off

Sekitar satu menit kemudian Kōyō baru menggerakkan tangannya untuk mengetuk pintu.

Tok.. tok..

"Masuk"

"Mori-san", sapa Kōyō begitu ia masuk ke ruangan Mori.

"Ha, Kōyō-kun"

[a/n : Iya kan ya, Mori tu manggil Kōyō tu 'Kōyō-kun'? ಡ ͜ ʖ ಡ]

"Mori-san, ada beberapa dokumen yang harus kau tanda tangani", Kōyō meletakkan dokumen di atas meja Mori.

Mori menggangguk, dan langsung membuka dokumen juga mengambil pulpen untuk menandatangani dokumen.

Sementara Mori menandatangani beberapa dokumen, Kōyō sibuk dengan pikirannya sendiri tentang pembicaraan Mori dengan seseorang di telpon tadi. Dirinya benar-benar penasaran, juga bingung.

[✓] LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang