12~Teman

69 14 0
                                    

Vote ya teman-teman^^
.
.
.
.
.

'Pembelajaran tatap muka akan kembali dilaksanakan tahun 2021.'

Sepertinya itu masih menjadi sebuah rencana yang belum dipastikan kapan akan terlaksana. Asalkan jangan sampai hanya wacana.

Setengah tahun menjadi murid SMA, Lee Yujin sama sekali belum pernah melihat kelasnya, merasakan bagaimana duduk dengan teman baru di SMA, ke toilet sekolah SMA, jajan di kantin SMA, bermain di lapangan sekolah atau eskul secara langsung.

Bahkan Yujin merindukan bagaimana dia masuk ruang guru disiplin, ditunjuk guru mengerjakan tugas di papan tulis, lari keliling lapangan gara-gara telat, jajan di kantin saat jam kosong, alasan ke tolilet karena pusing menyimak materi pelajaran, izin ke uks saat jam pelajaran olahraga, masuk kelas tambahan sampai sore dan setelahnya masih harus piket kelas.

Hal-hal kecil yang dulu sering terjadi di masa SMP. Yujin sangat merindukan momen-momen itu kini. Ingin rasanya kembali mengulang waktu, di mana dia menghabiskan hari bahagia di sekolah bersama teman-temannya.

Biarlah setiap lorong di sekolah menengah pertamanya menjadi saksi bisu, bagaimana dia dan teman-temannya berjalan seirama menggema bersamaan dengan suara canda tawa yang menghiasai di setiap langkah.

Apel di tangan Lee Yujin sudah setengahnya habis. Gadis itu menyimak materi zoom dengan baik yang disampaikan oleh guru sejarah.

Pak gurunya bilang tidak perlu menyalakan kamera sekarang, asalkan menyimak materi dengan baik. Nanti saatnya ditunjuk untuk menjawab pertanyaan harus siap dan harus menyalakan kamera.

"Jung Jeno."

Lee Yujin terkesiap. Dia menaruh apelnya di atas meja, menarik kursi untuk lebih mendekat melihat layar laptopnya. Mendengar nama itu, entah kenapa Yujin menjadi antusias.

Seorang lelaki dengan seragam sekolah dan rambut yang tertata rapih menyalakan kamera. Sudah dapat dipastikan dia menjadi pusat perhatian para murid yang melihatnya dari layar di rumah, mungkin akan semakin banyak yang terpesona oleh visualnya yang sangat tampan.

Jung Jeno membuka kacamata bacanya, dia berdehem sebanyak tiga kali sebelum menjawab pertanyaan dari sang guru sejarah.

Yujin menyimak. Bagaimana remaja tampan itu dengan fasih tanpa terbata menjawab pertanyaan dari gurunya, tidak ada raut gugup sama sekali di wajahnya, sangat tenang- malah kelewat datar.




"Terimakasih Jung Jeno. Harap semuanya mengingat jawaban Jung Jeno tadi untuk dipelajari kembali." Pak guru menginstrupsi.

Yujin bertepuk tangan dengan heboh, sampai sikunya mengenai laptopnya membuat kamera menyala. Yujin belum sadar itu.

Dia menunjukkan kedua jempolnya pada Lee Jeno yang belum mematikan kamera, beruntung suaranya di mute, lontaran kalimat pujiannya tidak akan terdengar.

"Ekhem, Lee Yujin?" Suara pak guru terdengar tegas.

Lee Yujin sempat tercekat dan bingung saat namanya dipanggil. Beberapa detik kemudian dia melotot kaget, menyadari kameranya menyala ternyata.

"Maaf, pak." Dia segera mematikan kameranya setelah itu.

Pasti para murid yang melihat kelakuan Yujin akan tertawa terbahak-bahak. Mau ditaruh di mana muka Lee Yujin setelah ini? Dua kali dia melakukan hal yang menarik perhatian banyak orang.

Online Love. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang