Ayok vote dulu hehe^^
.
.
.
.
.Awal Maret, tahun 2022.
Kelas 12.
Umur 18 tahun.
Lee Yujin bersorak riang memasuki kelasnya. Yujin sangat bersyukur dapat meningkatkan nilainya, sehingga dia dapat mempertahankan kelas A.
Tidak ada yang jauh berbeda di kelas barunya ini. Yujin masih satu kelas dengan Jeno, Somi, Daehwi, Minhee, Haechan, Yiren dan Jaemin. Wajah-wajah yang sudah hampir bosan Yujin lihat setiap hari. Teman-teman Yujin memang sudah tidak perlu diragukan lagi kecerdasannya.
Hanya beberapa anak juga yang terlihat baru di kelas, termasuk kekasih Na Jaemin yang sering dia bicarakan setiap saat, Lee Minju. Akhirnya keinginan lelaki itu tercapai juga.
Kabar baiknya kondisi dunia terus membaik semakin hari. Kemajuan semakin pesat dengan kecanggihan teknologi dan pengetahuan.
Sekolah juga sudah kembali membuka kantin. Akhirnya semua murid akan kembali merasakan berkumpul di tengah suasana kantin dan makan bersama saat waktu istirahat, mengantri dan juga memperebutkan susu kotak bermacam rasa.
Kabar buruknya, sekolah akan kembali meningkatkan pembelajaran dengan melangsungkan kelas tambahan setelah pembelajaran umum di luar jam belajar, belum lagi les tambahan beberapa pelajaran setelah pulang sekolah.
Sebagai kelas 12 yang harus mempersiapkan ujian nasional untuk masuk ke universitas, belajar di sekolah dimulai jam 8.00 pagi, hingga jam 9.30 atau 10.00 malam– sudah terhitung dengan kelas tambahan, terlebih juga ditambahan dengan les di luar sekolah.
Sangat melelahkan memang. Tapi, percayalah sebuah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, akan memberikan hasil yang sangat memuaskan nantinya.
Tapi Yujin tidak ikut les di luar sekolah, walau pamannya sudah menawarkan dan berniat akan membiayai, Yujin menolak, dia meyakinkan bahwa belajar dengan mandiri di rumah cukup.
Lee Yujin duduk di kursi yang Somi tunjukkan tepat di depannya. Jeon Somi memang tidak rela berjauhan dengan Yujin sebagai teman perempuan terdekatnya.
"Taraaa!" Jung Jeno memberikan kotak makan berisi dua cupcake tiramisu dengan coklat di atas krimnya pada Yujin, "mamah buat ini tadi pagi, terus suruh kamu cobain."
"Sampein terima kasih aku buat mamah kamu. Belum coba aja, aku tahu banget pasti rasanya enak."
"Sama yang nganterinnya gak mau bilang makasih, nih?" Jeno tersenyum smirk.
Yujin melengos, "gak mau ah, Jeno jelek."
"Aku jelek aja kamu suka, gimana kalo aku ganteng?"
Yujin membeku, pipinya manas. Ini namanya senjata makan tuan.
"Apa sih Jeno?! Sana pergi cari tempat duduk!"
"Masih tersipu aja? Aku kira kamu udah kebal," Jeno tersenyum hingga kedua matanya ikut tersenyum, "hihi, kamu lucu."
"Aku pukul, ya?!"
Somi memutar bola matanya malas, melihat pemandangan di depannya sangat membuatnya jengah, bukan dalam artian iri– lebih tepatnya bosan.
Semua orang yang hanya mengenal Jung Jeno mungkin tidak akan percaya bahwa Jeno yang cuek akan berubah menjadi Jeno yang selalu tersenyum dengan jutaan kata-kata manis saat bersama Lee Yujin.
"Lu berdua kalo sehari gak menebar keuwuan apa gak bisa? Amandel kalian gak bakal pindah ke punggung juga walaupun sehari aja gak bucin," Somi mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Online Love. [END]
Fanfiction"Kita gak pernah ketemu langsung aja aku sayang." Kepo gak? Lanjut baca, kuy? Kuy..kuy..kuy..kuy..🎉. Jangan lupa vote and coment-! Terimakasih^^ Started : 11-12-2020 End : 20-03-2021