Vote itu gratis^^
.
.
.
.
.Ujian semester tinggal menghitung hari. Waktu terasa cepat berlalu kian kemari. Samua siswa sibuk mengejar materi yang belum dipahami.
Hal yang paling ditakuti semua pelajar adalah nilai. Daripada mementingkan kejujuran, mungkin lebih banyak siswa yang lebih mementing nilai untuk menjadi yang teratas dengan cara apapun.
Sebenarnya, itu salah.
Tindakkan begitu adalah sebuah penyimpangan yang akan berdampak pada diri dan berkembang menjadi sebuah kebiasaan.
Faktornya karena pandangan orang yang selalu melihat lewat nilai. Seharusnya bukan begitu budaya yang diterapkan, tapi kembangkan sikap percaya pada kemampuan diri untuk berusaha dengan sebaik mungkin.
Pada dasarnya usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil, mungkin jika belum berhasil sekarang, hasilnya akan terlihat di masa depan nanti.
Membaca buku dan kembali mengulang materi yang sudah dipelajari adalah cara yang dipakai banyak pelajar untuk memperisapkan diri jauh sebelum ulangan– atau ada juga yang menggunakan cara ini dengan sistem kebut semalam.
Seorang gadis di meja belajarnya, matanya terfokus membaca, mulutnya sibuk mengunyah makanan, tangannya bergerak lincah di atas buku, telinganya menyimak alunan lagu penuh irama.
Lee Yujin melepas headsheat miliknya, juga melepas kacamata bacanya, memijat pelipisnya kala kepalanya terasa agak melayang akibat terlalu lama membaca buku.
Suara burung hantu yang saling bersahutan menarik perhatiannya. Sang gadis membuka jendela kamar, menyimak ajang konser yang tiap malam tidak pernah telewat, sebelum akhirnya gadis itu memutuskan terlelap.
Matanya mulai berat, kantuknya kini sudah datang, bertanda dengan dirinya yang menguap sesekali. Memutuskan untuk berhenti mendengarkan melodi nyanyian burung hantu, Lee Yujin pindah ke kasurnya setelah menutup jendela.
Sang gadis membuka ponselnya, menatap room chat dengan couple dalam dunia perannya.
Percakapan akhir mereka siang tadi hanya membahas tentang persiapan belajar dan berakhir dengan masing-masing kembali belajar.
Tersenyum simpul Lee Yujin memejamkan mata setelah mengirim sebuah pesan singkat pada seseorang pemilik nama peran Zen.
Ting!Lelaki dengan kacamata yang sedang fokus berkutat pada buku, melirik ponsel hitam di sampingnya. Ada rasa ragu untuk membukanya, takut bahwa dirinya terpengaruh untuk berlama-lama bermain benda kecil itu.
Dia meraih ponselnya, melihat notif pesan yang langsung dia baca setelah mengetahui siapa pengirimnya.
'Selamat tidur~'
Jung Jeno menarik senyum tipis pada kedua sudut bibirnya, matanya tidak ikut tersenyum, tapi ada binar yang mencerminkan rasa senang terlihat di sana.
.
.
.Siang yang terik. Rasanya hanya ingin berdiam di kamar dengan pendingin ruangan yang menyala dan menonton film favorite ditemani makanan pedas.
Jeon Somi harus menyampingkan keinginannya dan pergi ke perpustakaan mengembalikan buku dan meminjam lagi buku yang lainnya.
Kepalanya rasanya sudah ingin meledak mempelajari benyak materi sekolah menengah yang sangat sulit. Apalagi pembelajaran di masa pandemi yang kurang efektif tanpa beratatap muka membuatnya semakin kurang mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Online Love. [END]
Fanfiction"Kita gak pernah ketemu langsung aja aku sayang." Kepo gak? Lanjut baca, kuy? Kuy..kuy..kuy..kuy..🎉. Jangan lupa vote and coment-! Terimakasih^^ Started : 11-12-2020 End : 20-03-2021