14~Who?

68 15 0
                                    

Vote yuk gaes^^
.
.
.
.
.

Pengerjaan tugas selesai.

Suasana mengerjakan tugas yang akan seru buyar dalam benak Jeon Somi. Keadaannya sangat canggung– bahkan tegang. Somi terlalu sesak melihat dua orang lelaki di kelompoknya saling melempar tatapan tajam satu sama lain.

Entah ada apa dengan Wang Yiren yang tetap terlihat adem ayem selama mengerjakan bagiannya. Apa dia tidak merasakan aura tidak enak atau memang tidak peduli? Kerjaannya hanya sibuk bertanya pada Jung Jeno.

Jeon Somi menghela napas lega kala semuanya sudah berlalu. Dia hanya ingin segera pulang, merebahkan tubuhnya, mamakan camilan, sembari bercerita dengan Lee Yujin melalui telepon.

"Som," Somi menoleh saat akan masuk dalam mobil Jung Jaehyun.

Iya, dia akan diantar pulang oleh Jung Jaehyun, mau tak mau, bagaimana pun lelaki yang lebih tua darinya itu akan tetap terus memaksanya.

"Kenapa Jen?"

"Nih, tolong anterin buat Yujin, ya. Thanks," Jeno pergi begitu saja kemudian, menghampiri motornya yang sudah ada Yiren di sana.

"Kenapa?" Jung Jaehyun bertanya kala melihat wajah bingung gadis yang duduk di samping dalam mobil.

"Jeno titip ini buat Yujin," Somi masih memperhatikan sekotak gingseng merah.

Jaehyun membelalak,"seriusan?! WoW impressive."

"Tapi, masalahnya aku gatau rumah Yujin, belum pernah ke sana."

Jung Jaehyun menepuk jidat, "minta share location aja dong sayang, gitu doang kok repot?"

Somi mendelik. Dia tidak mau menggubris lelaki yang kini sudah menjalankan mobilnya.

"Udah dibales?"

"Belum, kayaknya lagi off."

"Oke, jalan-jalan aja dulu kita."

***

Yujin diam mematung. Pipinya terasa dingin dan ngilu kala Minhee mengopresnya dengan es batu.

"Kenapa bisa jatoh dari tempat tidur si?"

"Dibilang mimpi serem," Yujin mengelak.

"Udah tau bengkak tuh dikompres, jangan dibiarin aja."

"Iya, iya, bawel. Udah, gue bisa sendiri," Yujin ingin meraih es batu yang sudah dilapisi handuk kecil dari tangan Minhee.

Sang lelaki melarang, "udah diem." Diam sejenak. "Kalo ada apa-apa bilang sama gua."

"Iya."

"Lo ngabarin Jeno, tapi gua enggak?"

Yujin menaikkan sebelah alisnya, agak heran. "Kan mau kerja kelompoknya di rumah Jeno, gue bilang ke dia lah, gak enak soalnya. Dia malah bantuin gue ngerjain bagian gue."

"Kan lo bisa minta tolong gua?"

"Kasian banget lo direpotin mulu, beban amat gue perasaan," Yujin terkekeh.

Online Love. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang