26~Epilog: In memory

148 17 2
                                    

Sayang kalian banyak-banyak🥺❤
.
.
.
.
.

Gadis mungil berambut pendek berlari kecil menuju kamar orangtuanya. Dia mengetuk pintu itu sebanyak tiga kali, sampai sang ayah dengan wajah khas bangun tidur membukanya.

Pria itu langsung menyingsing senyum kala tahu sang anak kesayangan di depannya. Dia gendong tubuh mungil anaknya yang lucu.

"Selamat pagi putriku.."

Lee Yujin yang berumur lima tahun tertawa kecil saat sang ayah mencium pipi gembulnya berkali-kali.

"Yayah.. Yuyu ompol hehehe."

Sang ayah tertawa kecil menyadari celana anaknya yang basah.

"Shut.. nanti ayah bersihin, jangan bilang ibu, oke?"

"Bubu omel ntal, ya?"

Ayahnya menggeleng, "ibu gak akan omelin, tapi ibu lagi capek."

"Napa bubu? Bubu atit agi? Mumum babat dong."

Sang ayah mengusap surai anaknya lembut. "Udah, ibu udah minum obat, sayang. Yujin gak perlu khawatir. Ayo, sekarang Yujin mandi."

Sang gadis kecil mengangguk antusias, kakinya terus mengayun saat masih dalam gendongan ayahnya. "Yeyyyy main ail!!"

...

Yujin kecil berlari keluar kamar mandi dengan handuk yang menutup tubuhnya. Dia menghampiri sang ibu yang ternyata sudah bangun dan sedang memasak di dapur.

Yujin kecil memeluk kaki ibunya. "Bubu.. met pagi.." sang anak tersenyum hingga deretan giginya terlihat.

Ibunya mensejajarkan tingginya dengan sang anak. "Selamat pagi, sayang," sembari mengecup kening putrinya. "Kok Yujin belum pake baju?"

Sang ayah berlari kecil mengejar anaknya yang berlari begitu saja setelah memakai handuk. Ternyata ibu dan anak itu sedang bersenda gurau di dapur.

"Huh, Yujin mandinya gak bisa diem, baju ayah basah semua," gerutunya dengan wajah cemberut bercanda.

Sang ibu terkekeh geli, "kok mandinya begitu, nak? Lihat, kasihan ayah."

"Ailnya dingin bubu, brrr," Yujin membela diri.

Sang ayah menggeleng maklum, "ayo pake baju dulu, nanti tambah kedinginan loh."

Sang anak mengangguk, "pake baju pinces ya, yah?"

"Siap, tuan putri."

...

Sang anak berlari kecil– Yujin saat kecil memang terlalu aktif dan sangat tidak bisa diam.

Gadis kecil itu menghampiri ibunya yang baru saja selesai menata makanan di atas meja makan.

"Bubu.. Yuyu canci ndak?" Tanya Yujin kecil sembari berputar hingga gaun pinknya terlihat mengembang, dipercantik lagi dengan kalung dan bando berhias bunga berwarna selaras.

Online Love. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang