24~In disbelief

65 16 10
                                    

Ayo vote dulu^^
.
.
.
.
.


Mading sekolah dipenuhi kerumunan anak sejak tadi pagi. Karena, nilai hasil tes beasiswa sudah keluar.

Yujin dan Jeno sengaja menunggu waktu pulang sekolah saat sudah sepi untuk melihat mading, mereka bahkan meminta teman-teman mereka untuk diam dan tidak memberi spoiler mengenai nilai tes beasiswa di mading.

Yujin dan Jeno kini sudah berada di depan mading, mata keduanya saling terpejam satu sama lain dengan tautan tangan yang saling menggengam erat.

"1..2..3.." Jeno menghitung sebagai aba-aba pada hitungan ketiga untuk membuka mata.

Sebelumnya Yujin menghela napas panjang. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa apapun hasilnya dia harus menerimanya.

Kertas putih dengan nilai 10 anak yang mengikuti uji tes beasiswa, sudah terlihat jelas di depannya.

1. Jung Jeno   |    97.27
2. Lee Yujin   |    97.25

Deg.

Sangat berbanding tipis.

Tapi tetap saja, Jung Jeno yang menerima beasiswanya.

Yujin bahkan sudah sangat bersyukur menempati urutan kedua dengan nilai tertinggi. Belajar sungguh-sungguhnya selama ini semakin meningkatkan kemampuannya.

Yujin dan Jeno saling bertatapan selama beberapa saat. Yujin mengukir senyum bangga, sedangkan Jeno justru terlihat sendu.

Sang gadis memeluk tubuh kekasihnya tiba-tiba, memeluknya erat bagai seorang ibu yang bangga pada anaknya.

"Selamat ya, aku ikut senang banget. Ini jawaban bahwa kamu gak boleh nyerah untuk menggapai cita-cita kamu."

"Tapi kamu–"

Yujin menggengam erat tangan Jeno, "ini udah jalannya, kamu memang lebih pantas, percaya aku gapapa kok."

Kini Jeno memeluk Yujin lagi, hampir menangis karena kecewa pada dirinya sendiri.

Bukankah seharusnya dia yang mengalah?

Yujin menggusap kepala Jeno dalam pelukan mereka. "Anak pintar, aku bangga sama kamu."

Jeno melepas pelukan mereka, kini matanya menatap Yujin dalam, tatapannya seperti anak anjing yang sangat lucu.

"Bilang lagi."

"Apa?"

Jeno meraih tangan Yujin, mengarahkannya untuk mengelus kepalanya. "Bilang lagi kalo kamu bangga sama aku."

Yujin terkekeh gemas, tangannya mengusap kepala Jeno penuh sayang. "Aku bangga sama kamu. Pacar aku pinter banget, mantul," gadis itu menunjukkan dua jempolnya di depan Jeno

Jung Jeno kini bisa tersenyum, matanya ikut tersenyum sangat manis. Dia sedang berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah mengecewakan Lee Yujin, gadisnya yang sangat berharga.

"Hm, kalau gitu buat rayain, traktir makan pizza?"

Jeno mengangguk.

Gadis bermarga Lee itu langsung berbinar, wajahnya bersemangat sangat antusias.

"Yeyyyy ayo makan pizza!" Lalu tangannya meraih tangan Jeno untuk dia genggam keluar sekolah, berlari semangat menuju tempat makan pizza yang mereka tuju.

***

Plak!

"Kalau pada dasarnya bodoh untuk apa ikut tes beasiswa begitu?!"

Online Love. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang