Online Love. [END]

7~Terima kasih

Beri vote yaa^^
.
.
.
.
.

"Hyung! Hyung Jaehyun! Hyung! Woi! Prikitiw!!!"

Yang dipanggil memasuki kamar adiknya dengan jengkel. Pasalnya kamar mereka yang bersebelahan dan tak ada peredam suara membuat teriakan Jung Jeno nyalang sekali.

"Apaan woi anjir?!" Jaehyun nampak bingung ketika sang pemilik tidak ada dalam kamarnya.

"Gua di kamar mandi!"

"Ngapain lu di kamar mandi manggilin gua?!"

"Tolong ambilin anduk di lemari paling bawah, gua lupa bawa," Jeno menyuruh tanpa membuka pintu kamar mandinya.

"Iya beb!"

"Dih, gua masih waras," Jeno menggidik dalam kamar mandi.

"Maksud gua BEBan!"

"Gak jelas!" Jeno mendecak. "Hyung, cepet gua ada zoom sebentar lagi!"

"SABAR WOI ELAH!"

Jung Jaehyun membuka loker lemari Jeno yang paling bawah, mendapati handuk putih tebal.

Mengetuk pintu kamar mandi sebanya tiga kali Jaehyun terus menggerutu. "BUKA GECE! INI ANDUKNYA!"

Jeno membuka pintu kamar mandi, menampakkan kepalanya yang terseyum menampakkan deretan giginya sampai matanya ikut menyipit.

"Makasih hyung."

Jaehyun tidak menanggapi lagi, lalu dengan bar-bar membanting pintu kamar Jeno dan kembali ke kamarnya.

Kerusuhan Jung bersaudara di pagi hari.

...

Lee Yujin yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya siap untuk menyimak pemberian materi lewat zoom sebelum ulangan, kini gadis itu sedang duduk di kursi belajarnya menunggu notifikasi.

Yujin memasuki zoom setelah seperkian detik link diberikan. Gadis itu menyalakan kamera dengan senyum yang merekah di wajahnya.

Sambutan hangat ibu guru menyapa setiap muridnya dengan senyum penuh kasih, tidak lupa menanya kabar, berharap para muridnya selalu dalam keadaan sehat.

Ibu guru cantik berambut pendek sebahu mulai menerangan materi bahasa Inggris yang dia ajarkan pada seluruh kelas 10 dan hari ini zoom cukup ramai, karena semua murid bergabung dari kelas A—E, tidak seperti biasanya yang dibagi menjadi beberapa kelas per jam.

Semua murid sudah mute suara, jadi lebih tenang dan nampaknya semua memperhatikan dengan seksama. Banyak juga yang mencatat setiap hal yang sedang diterangkan.

"Yaampun!"

Pekikkan keras di luar kamarnya sempat membuat Lee Yujin tersentak, namun di juga tidak bisa beranjak.

Brak!

Pintu kamarnya dibuka dengan keras.