Malam pertama.....

156 13 0
                                    

Author🌿

Cukup lama setelah keduanya singgah dan minum-minum di Sky Club, apalagi endingnya kalau bukan mabuk dengan ciri khas mereka masing-masing. Asha yang hanya berselimutkan thanktop hitam, terlihat menunduk di meja bartender dengan tangan sebagai penyangga kepalanya. Mulut nya meracau tak jelas pertanda kesadaran mulai menipis. Sementara itu Dannis yang duduk disamping Asha keadaannya sebelas dua belas dengan rekan kerjanya itu, memegangi kepala yang mulai berat karena alkohol. Sesekali pertahannya runtuh juga, dan akhirnya ia melakukan hal yang sama dengan Asha, merebahkan kepala di meja meski sesekali bangkit lagi, berharap kuat. Boy...., akhirnya dia lah yang akan menyelesaikan semua ini..

"Dannis"

Aromanya tercium sama denganku, familiar..., hampir mirip aroma alkohol paling mahal yang sering kupesan ketika pergi minum dengan Judith. Aku mengendusnya ditengah kesadaranku yang hampir musnah, menghirup aromanya dalam-dalam sebelum akhirnya perlahan terlelap. Yang kuingat sebelum benar-benar tertidur adalah wanita yang beraroma sama denganku itu semakin masuk jauh kedalam mencari-cari tubuhku untuk dipeluknya dan setelah merasa terlindung ia tak bergerak lagi pertanda tidurnya mulai nyenyak dan akhirnya kami sama-sama menikmati malam ini.
*jangan ngeres,, kami hanya tidur.....hiii

Entah berapa lama aku tertidur, namun rasanya sedikit cukup untuk mengembalikan kewarasan yang sempat hilang. Perlahan aku mencoba membuka mata yang masih berat, mencoba sekali demi sekali hingga terbuka dengan benar. Dinding kamar berwarna putih gading, lemari pakaian minimalis warna abu, kupastikan ini bukan kamarku. Mengedarkan pandangan sejauh mataku bisa menangkap, akhirnya aku lebih memilih melihat sesuatu tepat didepanku, bukan... didekapanku malahan. Aku sepenuhnya sadar ketika tangan kananku ternyata  sedang merangkul sesuatu itu, seorang wanita. Dan tangan kiriku seakan mati rasa karena ia jadikan penyangga kepalanya. Kami begitu rapat, tak berjarak bahkan seinchi pun. Tangan kecilnya memelukku dengan erat dan wajahnya kelihatan nyaman dengan posisi itu.

Ya Tuhan.., aku serasa ingin melompat turun dari ranjang ketika menyadari kalau aku ternyata tidur bersama Asha, rekan bisnisku, sekaligus wanita yang menjadi taruhan kami, dirumahnya...dikamarnya, ahhhh....shitttt!! Aku langsung duduk dan memindahkan tangan Asha dari pinggangku, nampak ia tak terganggu sedikitpun. Berencana turun dari ranjang yang kali ini lumayan bersih dari waktu terakhir kali kulihat, aku dikejutkan lagi dengan suara laki-laki yang sedkit meneriakiku.

"Asha......Dannis.....kalian...?" Arvan,, ya itu suara Arvan, kakak Asha. Shittttt..!!! Fuck.....what the hell....., Arvan bisa salah paham melihat kondisiku dengan Asha saat ini. Bagaimana tidak, seorang laki-laki dan perempuan tidur bersama, berpelukan pula...

"Mm.., Ar..Arvan....,, a...aku...." terbata-bata ku tak bisa menjawab Arvan, dan memang aku tak tahu harus berkata-kata. Dengan segera aku bangkit dari ranjang dan mencoba menjelaskan, sementara Asha masih tak bergerak sedikitpun.

"Kamu.., dan adikku...? Kalian...?" Arvan bertanya lagi, sambil berkacak pinggang. Dia kelihatan sedikit tegang sama halnya denganku. Entah kemana akan kusembunyikan wajah malu ku ini.

"Arvan, aku bisa jelaskan semua ini...a..aku.. "

"Ya..., tolong jelaskan...? Kenapa kau bisa tidur dengan adikku...?"

"Aku..., mengencani adikmu..." Ide gila seketika muncul di benakku.

"Hahh..? Kalian berkencan..?" Raut wajah Arvan berubah, namun entah apa maksud perubahan itu. Entah marah atau kaget.

"Yah,, begitulah..., maafkan aku, kau mengetahuinya dengan cara seperti ini, sebenarnya aku berniat memberi tahu dan meminta izin darimu, namun keburu kau sudah mengetahuinya duluan..." Aku kemudian berjalan kearah Asha yang masih tertidur dan mencoba membangunkan nya. Kepalang basah, akting harus dilanjutkan agar rencana berjalan lancar.

Sang Penakluk ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang