Pertarungan Dimulai...

110 22 1
                                    

"Asha"🍃

Aku sampai di perusahaan dengan fokus terbelah., antara urusan pekerjaan dan pembicaraan dengan pak Zayad tadi. Ingin rasanya langsung mencari Boy untuk memecah rasa penasaran ini, namun Dafa sang pemilik perusahaan penerbitan tak kan rela menunggu lebih lama lagi seperti janji-janjiku yang sudah beberapa kali kuingkari. Sudah bisa kubayangkan mulutnya komat kamit memarahiku karena progres novel ketigaku sangat lambat, namun hari ini aku harus menghadapinya. Setelah memarkir mobil, aku langsung bergerak ke lantai tiga dimana ruangan Dafa berada. Aku mengetuk pintu sambil mengucap salam.

"Masuk...." terdengar suaranya dari balik pintu.

"Hai..." sapaku sambil melempar senyum padanya.

"Ashaaaa.....,, Ashaku....,, My best...finaly kamu datang sayang..." Dafa menyapaku dengan hangat , berjalan kearahku sambil membentangkan tangannya yang aku tau itu gerakan akan memelukku. Senyumnya lebar seperti baru mendapat durian runtuh.

"Stop it.." kataku sambil mengancungkan kelima jariku padanya. Sebelum ia akhirnya benar-benar memelukku lebih baik aku mencegah duluan. Ia menghentikan gerakannya dan mengangkat kedua bahunya.

"Seperti biasa...." jawabnya pasrah. Sementara aku hanya bisa melemparinya dengan senyuman tipis penuh maaf.

"Kenapa senang sekali hari ini Daf..? Tanyaku setelah duduk di kursi di depan mejanya.

"Karena kau Ash.., saking senangnya aku ingin sekali memelukmu tapi sepertinya itu tak kan pernah terjadi..." Bos ku itu bersungut-sungut sembari membaca beberapa file didepannya.

"Karena aku...?" Tanyaku sedikit penasaran.

"Mm..., kau tau hari ini ada dua perusahaan besar yang menghubungiku, mereka memintamu untuk jadi model pada produk yang mereka luncurkan dalam waktu dekat, sekretarisku sudah print outkan file nya dan kau bisa baca...." ohhh, ini ternyata yang membuat Dafa begitu bersemangat pagi ini, setelah beberapa waktu yang lalu ia selalu merengut padaku. Laki-laki tampan didepanku ini memberikan dua file padaku, aku menerimanya dan mulai membaca file-file tersebut.

"Ash..., aku mohon padamu untuk mempertimbangkan saranku...bukan, ini bukan saran lagi, tapi ini perintah, kau harus mencari manajer atau asisten yang mengurusi segala keperluanmu, kalau kau tidak bisa perusaahaan akan menyediakan untukmu.."

"Please Daf..."

"No....jangan membantah lagi Ash, ku mohon.. kau itu seorang public figure, kau itu sangat sibuk, kau tidak bisa mengurus semua sendirian..., contohnya sekarang,  pihak Diandra Group dan Twins corp kerepotan menghubungimu, hingga akhirnya mereka menelponku...."

"I'm so sorry Daf..., tapi perintahmu sangat sulit untuk kupenuhi,...."

"Kalau begitu aku akan mengambil alih apapun nanti yang berurusan dengan kontrakmu dengan berbagai perusahaan yang memakaimu, namun kau harus rela beberapa persen nilai kontrakmu akan masuk ke kantong perusahaan...

"Deall....aku setuju,lebih baik begitu..." kataku refleks berdiri dan menyodorkan tanganku untuk bersalaman, aku tersenyum lebar penuh kelegaan.

"Bagaimana kalau salamannya diganti pelukan..." Dafa mencoba meluluhkanku sekali, tapi itu tak kan berhasil. Hanya ada dua orang yang bisa menyentuhku selama dua tahun terakhir ini, yaitu pak Zayad dan Boy, itu pun ketika aku sedang mabuk sehingga aku tak perlu merasa ketakutan karena aku tidak sadar.

"Noo....Dafa...," aku langsung berbalik badan dan meninggalkan Dafa yang hanya tersenyum dengan penolakanku.

"Aku baca di meja kerjaku..." sambungku sedikit berteriak sambil mengancungkan file-file itu, lalu pintu ruangan Dafa kututup.

Sang Penakluk ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang