Mobil Baru Dannis

48 3 0
                                    

Setelah lama hiatus karena kesibukan,, akhirnya aku melanjutkan lagi cerita ini..., selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak ya....🙏🙏
_________

Malam sudah hampir larut, jam didinding kamar sudah menunjukkan pukul satu lewat. Asha masih berkutat didepan layar komputernya, mengetik kata demi kata, mencurahkan seluruh ide-ide yang bermunculan diotaknya. Sesekali jari jemarinya berhenti hanya untuk sekedar menghisap sigaret dan meneguk secangkir kopi. Novel ketiganya sudah mendekati ending, hanya tinggal menyisakan seperempat bagian lagi. Jika tidak ada halangan atau moodnya tetap bagus, satu atau dua minggu ini naskah itu akan ia serahkan ke perusahaan untuk di editing.

"Hufffttt...." ia menghela nafas panjang sembari menggeliat merenggangkan otot-otot. Asha berniat mengakhiri pekerjaannya malam ini, karena seluruh sendi-sendinya sudah tidak bisa diajak toleransi. Satu kata,, lelah.....!! Hidup sebagai orang terkenal tanpa ada manager yang membantu semua urusannya, Asha merasa hidupnya berat. Namum ia tak mampu berbuat apa-apa, penyakitnya akan timbul tanpa bisa dikendalikan ketika berdekatan atau berduaan dengan orang dalam waktu lama.

Asha menghempas tubuhnya kasar ke ranjang, ibarat orang yang sedang berperang, Asha seperti prajurit yang bersiap mengibar bendera putih. Tubuh lelah begitu juga dengan fikirannya. Dannis..., ya CEO itu menambah daftar satu lagi beban fikirannya. Tiba-tiba Asha kembali memikirkan laki-laki itu, seketika emosinya serasa diaduk-aduk. Fikirannya mundur kebelakang teringat kejadian sehari tadi. Apa dan kenapa Dannis membuat kesepakatan untuk berpura-pura pacaran dengannya, sementara laki-laki itu sudah tau semua tentangnya. Laki-laki normal apa lagi semacam Dannis pasti tak mau berhubungan secara pribadi dengan nya yang nota bene mempunyai kebiasaan dan perilaku yang buruk. Puas berfikir cukup keras Asha akhirnya tertidur, seperti biasa dengan laptop masih menyala, puntung rokok dan kaleng minuman soda yang berserakan, serta wajah yang belum dicuci dan gigi yang belum digosok.

____________

Hari ini Dannis sebenarnya enggan bangun pagi, ia ingin menikmati tidur panjang dikala weekend karena senin sampai jumat cukup baginya untuk bangun jam lima pagi. Namun dering ponsel yang terletak diatas nakas cukup mengganggu dan akhirnya dengan malas ia menerima panggilan telpon entah dari siapa karena tidak ada namanya.

"Mmm...." Jawab Dannis sambil mengumpulkan kesadarannya.

"Selamat pagi bapak Dannis, saya disuruh bapak Judith mengantarkan mobil ke apartemen bapak, sekarang saya ada di basemen pak..." Seketika kesadaran Dannis terkumpul seratus persen, ia langsung melompat dari tempat tidur dan bergegas keluar apartemen nya.

"Okk, saya akan segera turun,, tunggu sebentar..." Dannis mematikan sambungan telpon, lalu bergegas masuk ke dalam lift yang membawanya turun. Tak lama kemudian, sampai lah ia di basemen tempat parkir mobil-mobil penghuni apartemen. Berjalan beberapa saat menuju pintu keluar, akhirnya Dannis melihat mobil barunya menunggunya dengan gagah. Ia tak bisa menyembunyikan rasa senang nya melihat mobil mewah limited edition itu akhirnya benar-benar jadi miliknya.

"Pagi pak..., ini mobil beserta surat-surat nya.." pria utusan Judith itu menyerahkan kunci beserta surat-surat mobil.

"Ooh,, terima kasih.." sahut Dannis sambil menerima surat menyurat mobil beserta kuncinya.

Setelah orang suruhan Judith pergi, Dannis kembali mematut-matut mobil barunya, hadiah taruhan konyolnya dengan sahabatnya itu. Mobil itu benar-benar keren dan unitnya sangat terbatas. Hanya ada beberapa didunia ini karena edisi ini dibuat dalam rangka merayakan hari ulang tahun si empunya perusahaan. Puas memandangi, melihat-lihat dan mencoba mercy nya, Dannis memindahkan mainan barunya itu ke tempat parkir disisi sebelah kiri dimana biasanya ia memarkir mobil.

"Hallo....,"

"Hmm..,, sudah terima mobilmu...?" Suara berat seperti orang baru bangun tidur terdengar dari seberang sana.

"Sudah dong..., sudah bertengger manis di garasi ku..., btw terima kasih lo..." Dannis tak dapat menyembunyikan perasaan senangnya, segera ia menelpon lawannya yang baru saja kalah itu.

"Mmm,, baiklah aku mau lanjutkan tidurku.., kai menggangguku pagi-pagi Dann...." Klik, sambungan diputus sepihak oleh Judith.

"Hh...dasar kau Judith....,, " Dannis menngerutu kemudian kembali lagi kekamarnya untuk melanjutkan tidur nya yang sempat terganggu. Menghempaskan diri keranjang empuknya, Dannis masih tersenyum-senyum sampai akhirnya kembali terlelap.

"Weekend ini indah..., matahari cerah...," 🌿🍃

Bersambung......

Sang Penakluk ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang