*Author*
Jantung Asha seakan melompat dari dadanya ketika Dannis dengan begitu santainya memeluk pundaknya dari belakang sambil mendaratkan ciuman ringan dipipinya. Bagai petir disiang bolong yang terik tiba-tiba CEO D'group itu datang ditengah-tengah diskusi ini. Entah siapa yang mengundangnya dan entah dapat ilham dari mana untuk kedua kalinya ia ber acting lagi seolah-olah sedang menjalin hubungan dengan Asha.
Berbeda dengan Asha yang seketika dapat menyembunyikan keterkagetan itu, Judith merasa seluruh persendiannya lunglai ketika melihat adegan yang dipergakan Dannis didepan matanya. Sayang...? Dannis memanggil Asha dengan sebutan sayang ? Otaknya tak mampu berfikir, berapa banyak rasanya hal yang telah ia lewatkan, hingga ia tak menyadari bahwa hubungan Dannis dan Asha sudah sejauh ini. Dannis memanggil Asha dengan mesra, memeluknya bahkan mendaratkan ciuman, dan wanita yang menjadi taruhan mereka itu tak menolak bahkan tersenyum manis.
Apa ia telah kalah...? Bahkan saat baru mulai melancarkan serangan, lawannya sudah hampir sampai di finish. Mendapati kenyataan didepannya Judith merasa sedikit gusar, bukan karena ia takut kehilangan mercy limited edition itu, bukan juga karena piala nya sebagai don jua nya para wanita mungkin akan bergulir ke Dannis, tapi ia tak habis fikir lawannya itu begitu mudahnya mendapatkan Asha disaat hampir semua orang tau kalau wanita cantik itu sudah banyak menolak laki-laki yang datang padanya. Bahkan yang lebih kaya berkali lipat dari mereka pun pernah mendamba cinta Asha, namun wanita itu tetap bergeming. Lalu kenapa dengan Dannis yang baru beberapa minggu dikenalnya Asha langsung luluh, bahkan tersenyum hangat padanya. Apa yang sudah dilakukan Dannis hingga Asha begitu takhluk..? Apa Dannis pake dukun..? Ah...Dannis bukan laki-laki seperti itu, ia sangat tahu sahabatnya itu adalah laki-laki modern yang mungkin tak mengerti hal-hal seperti itu. Lalu apa ? Taktik apa yang dipakai Dannis..? Ah..., Judith berencana memikirkan itu nanti, sekarang bukan saat yang tepat karena masa depan perusahaan lebih penting.
Bukankah mereka hanya iseng, lalu kenapa semua terasa serius sekarang....
Keterkagetan itu bukan menjadi milik Asha dan Judith saja, semua yang hadir dipertemuan itu dibuat surprise dengan datangnya sang CEO paling populer selama beberapa tahun ini. Diantara kesibukan padatnya mengelola perusahaan, dia dengan romantisnya datang menjemput sang kekasih. Namun tak lama sesudahnya keadaan kembali normal, pembicaraan mereka terus berlangsung meski Dannis ada disana. Petinggi Twins pun tak mempersoalkan kehadiran Dannis karena pada dasarnya mereka adalah dua perusahaan yang bergerak dibidang yang berbeda, jadi tidak ada kekhawatiran yang muncul terutama oleh Twins.
________*Asha*
Aku begitu jengah dan tak tahan lagi, ingin rasanya segera pulang untuk menenangkan fikiran dari kekonyolan yang terjadi sehari ini. Sungguh sigaret memanggil-manggil ku, mungkin alkohol juga. Tapi tidak...! Selesai mengunjungi pabrik, CEO sialan itu harus menjelaskan semuanya padaku, ia berhutang penjelasan sangat banyak. Aku tak menyalahkannya ketika kudapati ia tidur diranjangku, itu memang kelalaianku, tapi untuk hal sesudahnya, saat ia mengaku didepan Arvan bahkan di depan petinggi Twins bahwa ia adalah pacarku, lalu ia datang dipertemuanku dengan klien kemudian memeluk dan menciumku, bahkan mengekori aktifitasku sampai kepabrik.., fix ! ini harus dibuat jelas.
Aku dan CEO kurang kerjaan itu akhirnya sampai di D'Corp Building, kami sudah memutuskan untuk membicarakan semua ini di kantornya. Aku yang menginginkan berbicara ditempat ini karena merasa cukup aman, privasi tetap terjaga dan yang terpenting disitu ada banyak orang. Meski kantor CEO terpisah sendiri dan berada ditingkat paling atas, tetap saja pilihan paling baik dari pada tawaran Dannis yang mengajak bicara di apartemen.
Kami sampai di ruangan Dannis yang begitu besar. Ruangan yang dapat mengeinterpretasikan bahwa sejatinya seorang penguasa ya seperti ini, mewah dan berkelas. Didominasi oleh warna abu-abu dan putih, serta dinding kaca tebal didua sisinya, sehingga sang empunya bebas melihat view indah diluar sana. Sial, ini bukan waktunya untuk bertele-tele sembari mengagumi apa yang terlihat saat ini, aku harus cepat ! Namun belum lagi aku memulai, CEO itu sudah lebih dulu menanyaiku.
![](https://img.wattpad.com/cover/240853588-288-k312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penakluk ( On Going )
RomantizmAkhirnya dengan perlahan kucium kembali Asha, penuh hasrat dan nafsu yang membara. Asha menutup mata perlahan sambil membuka mulutnya, membiarkamku masuk menjelajah semua yang ada didalamnya. Bibir atas, bawah, bahkan lidah kami saling bergelut, ber...