part 8

15 14 1
                                    

🍄🍄🍄

Seperti biasa, mager adalah sifat utama yang menjadi ciri khas Zira. Di saat semua sahabatnya melakukan aktivitas di luar kelas, Zira malah tidur di atas tumpukan tas ketiga sahabatnya.

Tok.. tok...

"Permisi"

"Hoaaa...
Ada apa?"tanya Zira sembari melihat ke arah pintu kelas

"Ku di panggil oleh pak Marko" ucap Hendru

Seketika Zira berdiri dan berjalan sembari berbicara tanpa henti

"Ya ampun tas serut gua ada di atas meja belajar..
Terus gimana nih?
Elista,Yuri,Kirana juga hari ini tak ada pelajaran olahraga...
Matilah aku"

Lagi lagi dan lagi selain sering telat mungkin Zira adalah siswi yang pelupa, selain Bu indah yang mengenal Zira Sebagai si telat ada lagi pak Marko yang mengenal Zira sebagai si pelupa. Bagaimana tidak sudah hampir 2 tahun tapi masih saja alasan lupa membawa pakaian olahraga selalu terdengar dari mulut Zira.

"Lo kenapa?"tanya Hendru

Seketika mata Zira menatap tajam ke arah Hendru
"Lagi baca mantra.. ya lagi mikir, hari ini ada kelas olahraga terus sahabat gua yang satu kelas bawa sedangkan gua enggak, dan yang paling parah sahabat gua di sebrang sana hari ini gak pelajaran olahraga. Dan lo tau kan hidup gua bakal hancur karna sebuah pakaian... Tolong aku..." Zira memohon kepada Hendru

Hendru yang melihat hal itu menyodorkan hendphone nya

"Nih pake buat chat orang tua lo"

"Boleh nih?"

"Ya pake aja"

Zira dengan sigap mengambil dan menuliskan 12digit angka nomor handphone dia

WhatsApp

0878*******7

Tolong bawa pakaian ku
Tolong!
Ini Zira

Kak aku sedang
mendapatkan libur bentar,
Ini libur satu hari Karna guru rapat.
Biarkan aku main free fire sepuasnya di hendphone mu.

Tak masalah, bawakan
Sekarang PAKAIANKU!! ATAU
AKAN KU BUAT KAU MENYESAL!


Iya bentar😑

Emoticon apa itu?

Gak salah kak
Seharusnya ini
😁

Sudah cepat antar pakaianku!

Oky

"Huu untuk ada kamu, lain kali datang lagi ya jika aku membutuhkanmu.
Aku mau ke gerbang, see you"

Hendru hanya menatap Zira datar dan kembali ke kelas, seperti biasa di luar kelas sudah seperti ribuan fans yang menunggu idola mereka.
Dan bahkan Zira terjepit di antara banyaknya fans Hendru

"Permisi" ujar Zira namun tak ada yang perduli, yang mereka perdulikan hanya melihat ketampanan Hendru

Seiring dengan Hendru keluar dari kelas perlahan desakan itu melonggar dan membiarkan Zira menghirup udara segar.

Katakan Saja(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang