part 19

17 11 2
                                    

🍄🍄🍄

Elista duduk dan merenungkan kembali tentang perasaannya akan Wisnu.

"Eh lis lo pulang sendiri gak apa kan? Ini Adek gua Ayla pengen di jemput habis les privat jadi gua duluan ya. Oiya telepon Tiara bilang gua pulang duluan oke"

"Iya Zir"

Zira pergi dari cafe itu,

Elista berjalan menuju parkiran sembari memikirkan hal indah yang pernah ia alami dengan Wisnu selama bersamanya.

"Nu, untuk kedua kalinya Lo bikin gua bertanya apakah cinta itu nyata? Jika benar nyata kenapa hanya membawa luka?"

Komplek perumahan Yuri

Yuri bejalan dengan seplastik berisi makanan ringan untuk emaknya.

"Eh kenapa? Gak bisa lawan Lo? Ah Cemen jadi cowok"

Plak plak
Bruk..

Merasa mendengar suara pukulan Yuri memanjat dinding pembatas komplek perumahan.
Terlihat empat remaja memukul satu remaja yang terlihat lemah tak berdaya.

Merasa geram Yuri membunyikan audio sirine mobil polisi.

"Ah pak ini dari sini gua dengar ada  pembullyan" ucap Yuri menakutkan keempat remaja

"Kabur"

Setelah mereka semua kabur Yuri memanjat dinding pembatas dan menghampiri pria itu.

"Gak apa?" Tanya Yuri

"Sakit"

Pria itu hanya memegang pipinya yang bengkak akibat pukulan keras dari keempat remaja itu.

"Rumah lo di mana?" Tanya Yuri

"Di perumahan baru nomor 45"

"Itu lumayan dekat dengan perumahan gua ,gua anter ya"

Yuri menopang tubuh pria itu dan menghantarkan pria itu kembali ke rumahnya

Rumah Yuri

"Assalamu'alaikum,mak ini makanan ringan emak"

"Iya bentar"

Emak Yuri keluar dan memastikan belanja Yuri benar dan lengkap.

"Eh itu celana lo kenapa? Habis salto di mana lagi?"

"Oh biasa Mak anak gaul loncat dinding pembatas lah" sahut Yuri dengan santainya

"Gaal gaul Gaal gaul
Yuri kamu tuh cewek nak, pamali kek gitu"

"Niat baik kok Mak"

"Niat mu emang baik tapi kalo berbahaya gimana?"

"Serahkan semua pada Yuri"

"Serah lo deh RI. Emak mau masak dulu ayah udah mau pulang"

"Oke Mak"

Katakan Saja(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang